TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kata Pengamat UGM Soal Saling Membandingkan Era SBY dan Jokowi

Tensi politik mulai memanas jelang 2024

Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) UGM, Wawan Mas'udi. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo).

Yogyakarta, IDN Times - Tensi politik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 sudah mulai memanas. Meski terhitung masih lebih dari satu tahun menjelang Pemilu dan Pilpres, saling membandingkan antar-rezim mulai terjadi.

Partai Demokrat yang merupakan partai oposisi pemerintah saat ini, dan juga partai besutan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini saling sentil dengan PDIP yang menjadi pengusung Joko Widodo. Terkait hal itu, Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) Universitas Gadjah Mada (UGM), Wawan Mas’udi, pun angkat bicara.

Baca Juga: AHY Sindir Presiden Jokowi Lanjutkan Proyek SBY, Gibran: Malah Apik

1. Bagian kontestasi politik

Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Mardya Shakti)

Menurut Wawan, saling membandingkan antar pemerintahan saat ini dan pemerintahan dahulu dinilai menjadi hal yang wajar. “Wajar ya, bagian dari kontestasi politik, untuk membangun political differentiation. Untuk membangun diferensiasi politik, antara yang sedang di pemerintahan dan yang saat ini di luar pemerintahan,” katanya, Rabu (28/9/2022).

Membandingkan antar-rezim, disebut Wawan menjadi salah cara untuk membangun diferensiasi. “Salah satunya memang membanding-bandingkan antara rezim yang sekarang dan yang dulu, untuk membangun diferensiasi itu. Nah, yang dilakukan Partai Demokrat ya khususnya, sebenarnya untuk menunjukkan diferensiasi sekaligus melakukan political plan,” kata Wawan.

2. Bagian pemanasan menuju 2024

Ilustrasi capres cawapres (IDN Times/Mardya Shakti)

Membanding-bandingkan antara rezim ini dinilai sebagai dari pemanasan jelang pesta demokrasi di 2024. “Jadi ini konteks besarnya menurutku bagian dari pemanasan menuju 2024, membanding-bandingkan itu. Baiknya itu sebenarnya menawarkan alternatif,” ucap Wawan.

Wawan menyebut akan lebih baik jika oposisi itu, melihat pemerintahan saat ini, dan menawarkan bentuk alternatif kebijakan, maupun gaya kepemimpinan seperti apa yang akan dibangun. “Mestinya seperti itu,” katanya.

Baca Juga: AHY Sindir BLT BBM Digunakan Jokowi, PDIP: Beda dengan Era SBY

Berita Terkini Lainnya