Kata Pengamat UGM Soal Saling Membandingkan Era SBY dan Jokowi
Tensi politik mulai memanas jelang 2024
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Tensi politik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 sudah mulai memanas. Meski terhitung masih lebih dari satu tahun menjelang Pemilu dan Pilpres, saling membandingkan antar-rezim mulai terjadi.
Partai Demokrat yang merupakan partai oposisi pemerintah saat ini, dan juga partai besutan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini saling sentil dengan PDIP yang menjadi pengusung Joko Widodo. Terkait hal itu, Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) Universitas Gadjah Mada (UGM), Wawan Mas’udi, pun angkat bicara.
Baca Juga: AHY Sindir Presiden Jokowi Lanjutkan Proyek SBY, Gibran: Malah Apik
1. Bagian kontestasi politik
Menurut Wawan, saling membandingkan antar pemerintahan saat ini dan pemerintahan dahulu dinilai menjadi hal yang wajar. “Wajar ya, bagian dari kontestasi politik, untuk membangun political differentiation. Untuk membangun diferensiasi politik, antara yang sedang di pemerintahan dan yang saat ini di luar pemerintahan,” katanya, Rabu (28/9/2022).
Membandingkan antar-rezim, disebut Wawan menjadi salah cara untuk membangun diferensiasi. “Salah satunya memang membanding-bandingkan antara rezim yang sekarang dan yang dulu, untuk membangun diferensiasi itu. Nah, yang dilakukan Partai Demokrat ya khususnya, sebenarnya untuk menunjukkan diferensiasi sekaligus melakukan political plan,” kata Wawan.
Baca Juga: AHY Sindir BLT BBM Digunakan Jokowi, PDIP: Beda dengan Era SBY