Jadi PR, Sampah Makanan Timbulkan Kerugian Ratusan Triliun
Pemborosan makanan timbulkan dampak negatif
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Sisa makanan atau sampah makanan masih menjadi permasalahan serius bagi Indonesia. Kehilangan dan pemborosan pangan (Food Loss and Waste/FLW) menjadi masalah karena membawa dampak negatif bagi lingkungan, ekonomi, dan masyarakat.
Berdasarkan data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional tahun 2021 tercatat 115-184 kg makanan terbuang per warga per tahun. Kerugian ekonomi akibat FLW di Indonesia antara tahun 2000–2019 mencapai Rp213-551 triliun per tahun atau setara dengan 4-5 persen dari PDB Indonesia.
1. Inisiatif menekan makanan sisa
Menyadari permasalahan tersebut Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) bekerja sama dengan WRAP dan dengan dukungan Kedutaan Besar Denmark melakukan inisiatif yang disebut 'Consumindful: Eat Wiser, No Leftover - Makan Lebih Bijak, Tidak Ada Sisa'.
"Inisiatif ini bertujuan untuk mendorong perilaku positif masyarakat dan industri makanan yang dapat mengurangi limbah makanan dan membudayakan donasi makanan," ujar Direktur Eksekutif IBCSD, Indah Budiyani, di Hotel Phoenix, Kota Yogyakarta, Selasa (4/4/2023).
Inisiatif ini memperluas inisiatif sebelumnya yang disebut GRASP 2030 (Gotong Royong Atasi Susut dan Limbah Pangan 2030). GRASP 2030 telah diluncurkan pada 8 September 2021, sebagai usaha untuk menyatukan semua aktor di seluruh rantai sistem pangan dalam mengurangi kehilangan dan pemborosan pangan di Indonesia.
Baca Juga: Kebutuhan Pokok Jelang Lebaran Mencukupi, Bupati Sleman: Stok Aman
Baca Juga: Pengurus Himpunan Humas Hotel Jogja 2023-2025 Diisi oleh Perempuan