TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jadi PR, Sampah Makanan Timbulkan Kerugian Ratusan Triliun

Pemborosan makanan timbulkan dampak negatif

Launching Consumindful: Eat Wiser, No Leftover - Makan Lebih Bijak, Tidak Ada Sisa, di Phoenix Hotel Yogyakarta, Selasa (4/4/2023). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Yogyakarta, IDN Times - Sisa makanan atau sampah makanan masih menjadi permasalahan serius bagi Indonesia. Kehilangan dan pemborosan pangan (Food Loss and Waste/FLW) menjadi masalah karena membawa dampak negatif bagi lingkungan, ekonomi, dan masyarakat.

Berdasarkan data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional tahun 2021 tercatat 115-184 kg makanan terbuang per warga per tahun. Kerugian ekonomi akibat FLW di Indonesia antara tahun 2000–2019 mencapai Rp213-551 triliun per tahun atau setara dengan 4-5 persen dari PDB Indonesia.

1. Inisiatif menekan makanan sisa

Direktur Eksekutif IBCSD, Indah Budiyani. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Menyadari permasalahan tersebut Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) bekerja sama dengan WRAP dan dengan dukungan Kedutaan Besar Denmark melakukan inisiatif yang disebut 'Consumindful: Eat Wiser, No Leftover - Makan Lebih Bijak, Tidak Ada Sisa'.

"Inisiatif ini bertujuan untuk mendorong perilaku positif masyarakat dan industri makanan yang dapat mengurangi limbah makanan dan membudayakan donasi makanan," ujar Direktur Eksekutif IBCSD, Indah Budiyani, di Hotel Phoenix, Kota Yogyakarta, Selasa (4/4/2023).

Inisiatif ini memperluas inisiatif sebelumnya yang disebut GRASP 2030 (Gotong Royong Atasi Susut dan Limbah Pangan 2030). GRASP 2030 telah diluncurkan pada 8 September 2021, sebagai usaha untuk menyatukan semua aktor di seluruh rantai sistem pangan dalam mengurangi kehilangan dan pemborosan pangan di Indonesia.

Baca Juga: Kebutuhan Pokok Jelang Lebaran Mencukupi, Bupati Sleman: Stok Aman

2. Langkah kecil yang memberi dampak besar

Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional (Bapanas), Nita Yulianis. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional (Bapanas), Nita Yulianis, menambahkan juga melakukan upaya menekan makanan yang terbuang di tingkat retail dan konsumen hingga 50 persen pada 2030 mendatang. Dia mengungkapkan peran-peran masyarakat meski kecil akan memberi dampak besar nantinya.

"Meski tidak besar, jika 1 sampai 5 orang saja bisa mengurangi 500 gram sampah makanan per hari dikalikan jumlah penduduk Indonesia, setara dengan 23 juta ton per tahun. Dengan penghematan makanan juga bisa membantu memberi makan puluhan juta orang," kata Nita.

Dengan adanya penghematan makanan, pemerintah bisa memberi makan 61 juta orang atau 70 persen dari populasi di Indonesia. Langkah tersebut bisa membantu mengatasi kekurangan pangan. Pasalnya hingga saat ini ada 74 kabupaten di Indonesia atau 14 persen rentan rawan pangan.

"Jika bisa bijak untuk memanfaatkan makanan, maka pangan yang terbuang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mengatasi kerawanan pangan," ujar Nita.

Baca Juga: Pengurus Himpunan Humas Hotel Jogja 2023-2025 Diisi oleh Perempuan   

Berita Terkini Lainnya