TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

DI Yogyakarta Termiskin di Jawa, namun Angka Kebahagiaan Warga Tinggi 

KKN mahasiswa bisa jadi cara untuk minimalkan kemiskinan

Ilustrasi Tugu Pal Putih Yogyakarta (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Yogyakarta, IDN Times - Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan daerah Istimewa Yogyakarta menjadi daerah termiskin se-Jawa. Meski disebut daerah termiskin dan ketimpangan yang cukup tinggi, Ekonom Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Y. Sri Susilo menyebutkan indeks kebahagiaan masyarakat di DIY terbilang tinggi.

1. Miskin tapi indeks kebahagiaan tinggi

ilustrasi (IDN Times/Mardya Shakti)

Diketahui persentase penduduk miskin di DIY pada September 2022 sebesar 11,49 persen, atau jumlah penduduk miskin pada September 2022 sebanyak 463,63 ribu orang. Sementara berdasar data BPS indeks kebahagiaan DIY pada 2021 yaitu 71,70.

"Indeks kebahagiaan tinggi, akibat pandemik memang menurun, tapi sebelum pandemi 5 besar (di Indonesia). Artinya, miskin tetapi tetap bahagia, sehat. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga tertinggi kedua, hanya kalah dengan DKI Jakarta. Terpenuhi komponen fasilitas pendidikan, kesehatan, serta pengeluaran," ujar Susilo.

Baca Juga: Kalurahan di DIY Bakal Peroleh Rp1 Miliar untuk Entaskan Kemiskinan 

Baca Juga: Kemiskinan Kulon Progo Tertinggi di Jogja, Bupati Beberkan Penyebabnya

2. Penjelasan angka kemiskinan yang tinggi

Ekonom Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Y Sri Susilo. (Dok.pribadi)

Dosen Ekonomi Pembangunan UAJY itu menjelaskan, terkait angka kemiskinan yang tinggi, ia melihat dari sisi akademik, pengukuran kemiskinan dari sisi pengeluaran konsumsi. Padahal dinilainya banyak masyarakat di desa yang menggunakan hasil berkebun atau sawahnya sendiri.

"Di DIY itu utamanya pedesaan ada yang subsistem, artinya di pedesaan banyak yang konsumsi tapi dari kebun sendiri. Sehingga kemungkinan tidak masuk perhitungan konsumsi. Budaya masyarakat desa juga secukupnya. Memang harus diuji, kaji terus di lapangan, kemiskinan ini juga tidak sampai dalam arti kekurangan makan dan minum," ujar Susilo.

Baca Juga: Dirikan Badan Usaha Kalurahan, Cara Sleman Turunkan Angka Kemiskinan

Berita Terkini Lainnya