GKR Hayu, Putri Keraton Yogyakarta yang Tertarik di Dunia IT

Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X memiliki lima putri, dari pernikahannya dengan GKR Hemas. Sebagai keturunan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, putri-putri Sri Sultan Hamengku Buwono X merasakan kentalnya budaya dan tumbuh dalam unggah-ungguh Jawa. Meski begitu, kelima putri Keraton Jogja memiliki keunikannya masing-masing.
Salah satunya adalah GKR Hayu, putri keempat yang memiliki ketertarikan dalam bidang IT hingga bersekolah di luar negeri. Berikut profil GKR Hayu yang menarik buat diketahui!
1. Biodata GKR Hayu

Nama lahir: Gusti Raden Ajeng Nurabra Juwita
Nama gelar: Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu
Tempat dan tanggal lahir: Yogyakarta, 24 Desember 1982
Agama: Islam
Nama ayah: Sri Sultan Hamengkubuwono X
Nama ibu: Gusti Kanjeng Ratu Hemas
Nama pasangan: Angger Pribadi Wibowo yang bergelar Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro, S.Sos., M.A.
Nama anak: Raden Mas Manteyyo Kuncoro Suryonegoro
2. Latar belakang pendidikan GKR Hayu

Dikutip laman Kraton Jogja, GKR Hayu sudah sejak remaja mengenyam pendidikan di luar negeri. Setelah menamatkan pendidikan dasar di Jogja, perempuan yang masa kecilnya disapa dengan Jeng Abra tersebut melanjutkan pendidikannya di Brisbane Adventist College, Australia.
Sempat pulang ke Jogja, selama satu tahun ia mengenyam pendidikan di SMA Negeri 3 Yogyakarta hingga akhirnya memilih melanjutkan sekolah menengah di International School of Singapore. Setelah mengenyam pendidikan di Singapura, ia melanjutkan studinya ke Amerika Serikat meski tak lama.
Di Computer Science, Stevens Institute of Technology, New Jersey, AS tersebut ia memilih pindah karena kurang menguasai bidang pemrograman. Selanjutnya ia berkuliah di Bournemouth University, Inggris, jurusan Management Information System.
3. Riwayat pekerjaan GKR Hayu

GKR Hayu sejak kecil menyukai permainan yang berhubungan dengan logika, mulai dari lego, puzzle, dan berbagai permainan merakit lainnya. Hobi bermain gim ini diketahui masih berlangsung sampai saat ini, lho.
Pada tahun 2007, GKR Hayu magang di Microsoft Indonesia sebagai syarat kelulusan studi sarjana. Setahun selepas lulus ia bekerja pada sebuah perusahaan perangkat lunak pengembang aplikasi perbankan sebagai Project Manager. Tak sampai di situ, GKR Hayu juga pernah bekerja di salah satu perusahaan pembuat games yang berasal dari Indonesia.
Selanjutnya tahun 2012, GKR Hayu didapuk sebagai pemimpin divisi IT dan dokumentasi di keraton yang berjuluk Tepas Tandha Yekti. Ia bertugas mendokumentasikan kekayaan budaya keraton supaya dapat terus lestari, dapat dinikmati dan dipelajari dari berbagai generasi.
Uniknya, tugas pertama dari divisi ini adalah menyiarkan secara langsung prosesi Dhaup Ageng GKR Hayu dengan KPH Notonegoro pada Oktober, tahun 2013. Informasi terkait upacara pernikahan kerajaan tersebut tersaji apik melalui website dan media sosial yang dapat diakses dari seluruh penjuru dunia.
Sempat menjalani kehidupan jarak jauh dengan KPH Notonegoro pada 2016-2018, sejak tahun 2019 keduanya bekerja untuk keraton. KPH Notonegoro menjabat sebagai Penghageng di Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Kridhomardowo yang mengurusi bidang seni pertunjukan.
GKR Hayu memiliki prinsip ‘Keep it Simple’, berupaya menjaga tradisi sekaligus bertekad memajukan Keraton Yogyakarta lewat teknologi melalui informasi tentang keraton, agar dengan mudah diterima publik. Kamu juga bisa turut ambil peran lho, dengan membagikan keunikan Jogja di media sosial agar lebih mendunia!