Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Tari Klana Raja, Tari Klasik Jogja Saat Raja Jatuh Cinta

Tari Klana Raja (youtube.com/Zulletri St (Guru Tari))

Jogja dikenal sebagai daerah yang memiliki banyak kekayaan budaya, salah satunya adalah seni tari. Tak hanya sekadar gerakan tubuh yang indah tapi juga bentuk ekspresi yang menggambarkan nilai-nilai kehidupan manusia beserta kearifan lokalnya, ada di dalamnya.

Secara umum, tari didefinisikan sebagai gerak tubuh berirama untuk mengungkapkan pemikiran, perasaan, maupun maksud tertentu. Menurut M. Jazuli dalam bukunya Paradigma Kontekstual Pendidikan Seni (2008: 7), tari merupakan bentuk gerakan tubuh yang memiliki jiwa sesuai tujuan penciptaannya.

Salah satu tari klasik Jogja yang populer yaitu Klana Raja yang menggambarkan sosok raja yang sedang jatuh cinta. Tak hanya tentang romansa, dalam tariannya menyimpan makna beragam hal. Di balik kegagahan di setiap gerakannya juga tersimpan nilai kearifan lokal yang tentunya penting untuk dipelajari dan dilestarikan. Yuk, telusuri tentang nilai-nilai kearifan lokal yang ada di dalam Tari Klana Raja.

1.Pencipta Tari Klana Raja

Tari Klana Raja (youtube.com/IndonesiaBagus)

R. Soenartomo Tjondroradono adalah sosok yang menciptakan tarian ini di tahun 1976. Bercerita tentang seorang raja yang merasa kasmaran pada seorang putri. Tokoh raja diceritakan berkarakter gagah pemberani, punya wibawa, tampan, disegani, dan memiliki keterampilan bela diri. Gerakan dalam tarian ini juga menggambarkan sosok yang kuat, tegas, serta teguh.

Tarian ini merupakan hasil pengembangan dari wayang orang. Seperti yang diketahui bahwa wayang orang tak hanya menghibur tapi banyak mengandung nilai-nilai yang bisa jadi inspirasi kehidupan. Oleh karena itu, tari Klana Raja menggambarkan kisah cinta sekaligus pesan moral dan kebijaksanaan.

2.Gerakan dalam Tari Klana Raja

Tari Klana Raja (youtube.com/Zulletri St (Guru Tari))

Melansir jurnal yang ditulis Nur Indrawati berjudul “Makna Filosofi dan Nilai-nilai yang Terkandung dalam Tari Klana Raja Yogyakarta”, berikut beberapa gerakan beserta maknanya.

1.     Sembahan

Dilakukan dengan posisi duduk bersila, kedua tangan dirapatkan, bagian ibu jari menempel pada hidung atau dahi. Ini bermakna sebagai manusia perlu berdoa kepada Sang Pencipta sebelum melakukan suatu kegiatan. Gerakan ini juga menunjukkan sikap hormat kepada Yang Maha Kuasa.

2.    Kalang kinantang Raja

Posenya yang dinamis menggambarkan sosok raja bijaksana, tidak memaksakan kehendak pribadi yang bisa merugikan orang lain. Sosok Raja yang bisa diajak berkompromi untuk kebaikan bersama.

3.    Ulap-ulap

Empat jari lurus ke depan dan ibu jari mengarah ke atas. Gerakan ini bermakna manusia harus mampu melakukan pertimbangan matang dalam berkehidupan.

4.    Miling-miling

Posisi badan sedikit merendah dengan kedua tangan ngepel trap cethik. Gerakan ini berarti sebagai manusia perlu juga punya keberanian dan percaya diri bahwa mampu mewujudkan harapannya.

5.    Etung-etung

Seperti gerakan sedang menghitung, bermakna seseorang yang sedang membuat strategi untuk mewujudkan mimpi jadi nyata.

6.    Engkrang

Gerakan ini menggunakan sampur yang luwes sekali, menggambarkan pribadi manusia saat bersosialisasi, dirinya mudah berbaur dan asyik ketika bergaul dengan siapa saja.

7.    Capeng

Penggambaran gerak sebagai manusia harus waspada dan punya persiapan ketika berhadapan dengan tantangan.

8.    Keplok asta

Gerakan bertepuk tangan, seorang raja yang sedang mengumpulkan tentaranya untuk berdiskusi menyusun strategi berperang. Bermakna sebagai manusia perlu berpikir cerdas agar dapat menghasilkan strategi berkualitas yang membawa keberhasilan.

9.    Usap rawis

Rawis berarti kumis, gerakan ini menceritakan seorang raja sedang berhias merapikan kumisnya. Maknanya adalah seseorang perlu merawat dirinya agar tampilan senantiasa segar menawan.

10.  Atrap jamang

Jamang artinya mahkota, gerakan ini bercerita tentang raja yang sedang merapikan mahkotanya. Maknanya yaitu seseorang juga perlu menjaga apa yang dipakainya agar rapi dan menyenangkan dipandang.

11.  Miwir rikma

Menggambarkan raja yang sedang merapikan tatanan rambutnya. Artinya, mengajarkan tentang kerapian. Manusia ketika hendak bepergian apalagi mengunjungi pujaan hati, perlu sekali berhias diri.

12.  Dolanan sampur

Gerakan memainkan sampur. Ini bermakna ketika seseorang jatuh cinta, dia begitu bersuka cita dalam kesehariannya. Mensyukuri perasaan positif yang muncul dalam diri.

13.  Atur-atur

Gerakan yang dilakukan setiap setelah dolanan sampur. Ini bermakna seseorang perlu kembali menata diri setelah melakukan kesalahan.

14.  Ngilo

Gerakan ini dilakukan seperti seseorang yang sedang bercermin. Artinya, manusia perlu untuk rutin berintrospeksi demi kebaikannya di masa depan.

15.  Tayungan

Gerakan kaki berjalan yang dimulai dengan langkah kaki kanan kemudian kiri. Kaki kanan menggambarkan kebaikan, maka sebagai manusia perlu menjalani hidupnya dengan cara positif dan penuh semangat.

3.Nilai-nilai kearifan lokal dalam Tari Klana Raja

ilustrasi berdoa (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Kearifan lokal dalam tari klasik Yogyakarta ini ditunjukkan dalam tiga nilai yang menggambarkan seseorang sedang jatuh cinta.

-      Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan Tuhannya

Cinta kepada seseorang dengan tidak melupakan Sang Penciptanya, mengawali kegiatan dengan berdoa, memohon restu dan berkah, serta berserah diri. Ini menunjukkan seseorang yang taqwa. Dengan demikian, upayanya untuk mendapatkan hati sosok yang dicintai bisa dilakukan menggunakan cara positif dan diiringi ketulusan.

-      Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan masyarakat

Djamaris dalam bukunya Nilai Budaya Sastra Nusantara: Nilai Budaya dalam Kaba Magek Madania, (1993: 5) menyatakan, nilai budaya dalam hubungan manusia dengan masyarakat lainnya merupakan nilai yang berkaitan dengan kepentingan bersama, maka tidak egois mementingkan pribadi. Jika dihubungkan dengan makna gerakan dalam tari Klana Raja, ini artinya sebagai manusia perlu bijaksana, bertanggung jawab terhadap dirinya, menghargai sesama tanpa pilih kasih, serta menyalurkan kasih sayang kepada orang-orang yang dicintai.

-      Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri

Keinginan seseorang dalam menaklukkan hati pujaannya bisa diraih ketika punya niat dan mau berupaya. Rasa ingin diikuti dengan kecerdasan, berprinsip, dan menghormati batasan diri beserta orang lain. Nilai budaya yang ada yaitu, sebelum mencintai orang lain, alangkah baiknya sudah lebih dulu mencintai diri sendiri. Dengan begitu, mudah untuk menebarkan cinta ke lainnya dan pasti terasa oleh sekitarnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us