5 Alasan Seseorang Alami Winter Depression, Menjadi Kesepian

Winter depression atau yang dikenal sebagai seasonal affective disorder (SAD) adalah jenis depresi yang sering terjadi pada musim dingin. Gejala utama dari kondisi ini meliputi suasana hati yang galau, kehilangan energi, dan gangguan tidur.
Meski penyebab belum sepenuhnya dipahami, ada beberapa faktor yang diyakini dapat memicu kondisi ini. Berikut lima alasan seseorang bisa mengalami winter depression:
1. Kurang mendapat paparan sinar matahari

Pada musim dingin, hari menjadi lebih pendek, dan intensitas cahaya matahari akan berkurang. Hal ini berdampak pada ritme tubuh atau jam biologis manusia. Ritme sirkadian membantu mengatur berbagai fungsi tubuh, termasuk pola tidur dan suasana hati.
Kekurangan cahaya matahari dapat menyebabkan penurunan produksi serotonin, hormon yang berperan penting dalam mengatur suasana hati. Penurunan serotonin sering dikaitkan dengan perasaan sedih, lesu, dan depresi.
2. Peningkatan produksi melatonin

Di musim dingin, tubuh cenderung memproduksi lebih banyak melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur. Ketika hari lebih gelap dan malam lebih panjang, tubuh menganggap bahwa waktunya untuk beristirahat lebih lama.
Akibatnya, seseorang merasa lebih mengantuk, lelah, dan sulit bangun di pagi hari. Produksi melatonin yang berlebihan juga dapat mengganggu keseimbangan hormon lain, yang pada akhirnya memengaruhi suasana hati secara negatif.
3. Kekurangan vitamin D

Vitamin D adalah nutrisi penting yang banyak diperoleh dari paparan sinar matahari. Selama musim dingin, ketika seseorang kurang terkena sinar matahari, kadar vitamin D dalam tubuh dapat menurun secara signifikan.
Vitamin D memiliki peran penting dalam fungsi otak dan pengaturan suasana hati. Kekurangan vitamin D sering dikaitkan dengan gejala depresi, termasuk yang terjadi pada SAD. Matahari memberi kita banyak keuntungan untuk tubuh dan mental manusia.
4. Isolasi sosial

Musim dingin sering membuat orang cenderung lebih banyak tinggal di dalam rumah karena cuaca yang dingin dan tidak bersahabat. Aktivitas sosial yang menurun dapat menyebabkan perasaan kesepian.
Interaksi sosial yang terbatas ini menjadi salah satu faktor risiko utama depresi, karena dukungan sosial memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan mental. Isolasi sosial membuat kita rentan depresi karena kurangnya interaksi sosial dengan orang lain sekitar.
5. Pola makan tidak seimbang

Pada musim dingin, orang cenderung mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan gula untuk mencari kenyamanan. Meskipun makanan seperti ini dapat memberikan dorongan energi sesaat, namun efeknya tidak bertahan lama.
Pola makan yang tidak seimbang dapat menyebabkan fluktuasi kadar gula darah, yang pada akhirnya memengaruhi suasana hati dan tingkat energi. Selain itu, kurangnya asupan nutrisi penting seperti omega-3 dan vitamin B juga dapat memperburuk gejala depresi.
Winter depression adalah kondisi nyata yang dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan. Dengan memahami faktor penyebabnya, maka langkah pencegahan dan pengobatan dapat dilakukan untuk mengurangi dampaknya.