Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

7 Red Flag yang Bisa Tampak dari Chat WhatsApp, Jangan Jadi Korban!

ilustrasi pasangan red flag
ilustrasi pasangan red flag (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Lama balas tapi aktif di media sosial menandakan kamu bukan prioritasnya.
  • Sering ngeles pakai humor saat serius bisa jadi bentuk penghindaran dari tanggung jawab.
  • Tiba-tiba menghilang lalu muncul tanpa penjelasan menunjukkan ketidakkonsistenan dalam komunikasi.

Hubungan sehat gak cuma dilihat dari seberapa sering kalian bertemu, tapi juga bagaimana kalian berkomunikasi, terutama lewat chat. Banyak red flag dalam hubungan yang justru pertama kali muncul dari obrolan sederhana di WhatsApp. Dari nada bicara yang pasif-agresif sampai respons yang bikin kamu ragu, semua bisa jadi tanda penting yang sering diabaikan. Kadang, kita terlalu nyaman sampai lupa mengevaluasi bagaimana perlakuan dia di balik layar. Padahal, sinyal-sinyal bahaya bisa kelihatan jelas dari cara dia membalas pesanmu.

Kalau kamu mulai merasa gak nyaman atau sering mempertanyakan sikapnya lewat chat, bisa jadi itu pertanda ada yang gak sehat. Red flag dalam komunikasi digital kadang lebih mudah dikenali karena sifatnya terdokumentasi. Beda dari komunikasi langsung yang cepat berlalu, chat bisa kamu baca ulang dan analisis. Maka penting banget buat peka dengan gaya ngobrol dia di WhatsApp. Berikut ini beberapa gaya chat yang bisa jadi red flag, yuk cek satu per satu!

1. Selalu lama bales tapi aktif di media sosial

ilustrasi seseorang membalas pesan (pexels.com/Charlotte May)
ilustrasi seseorang membalas pesan (pexels.com/Charlotte May)

Dia butuh waktu berjam-jam bahkan seharian buat balas pesanmu, tapi kamu lihat dia aktif update story atau komen di media sosial lain. Situasi ini bisa jadi tanda kalau kamu bukan prioritas, meskipun dia gak mengatakannya langsung. Balasan yang lambat sesekali memang bisa dimaklumi, apalagi kalau dia sibuk. Tapi kalau ini terjadi terus-menerus dan cuma ke kamu, kamu patut curiga. Perilaku ini bisa menandakan dia sengaja menjaga jarak atau gak ingin terlalu terikat.

Lama balas tapi aktif di tempat lain adalah bentuk ketidakkonsistenan dalam perhatian. Komunikasi yang sehat butuh usaha dua arah, termasuk dalam kecepatan merespons. Kalau dia bisa aktif di TikTok atau Instagram, mestinya membalas pesanmu juga gak terlalu sulit. Kecuali dia transparan dari awal, kebiasaan ini bisa jadi red flag serius. Jangan biarkan dirimu menunggu terus untuk seseorang yang gak benar-benar hadir.

2. Sering ngeles pakai humor saat kamu serius

ilustrasi pasangan red flag (freepik.com/Drazen Zigic)
ilustrasi pasangan red flag (freepik.com/Drazen Zigic)

Kamu mencoba ngobrol serius soal hubungan atau perasaanmu, tapi dia malah jawab pakai emoji ngakak atau becandaan. Sekilas memang terlihat lucu, tapi kalau terus begitu bisa jadi bentuk penghindaran. Alih-alih menghadapi konflik atau obrolan emosional, dia malah cari cara buat lepas dari tanggung jawab. Gaya ini sering disebut dengan emotional deflection dan bisa bikin kamu merasa gak valid. Lama-lama, kamu akan ragu menyampaikan hal penting karena takut disepelekan.

Penting untuk punya pasangan yang bisa diajak bicara serius tanpa harus bercanda terus. Humor memang bisa mencairkan suasana, tapi gak boleh jadi tameng dari komunikasi yang jujur. Kalau dia gak bisa diajak ngobrol tentang hal-hal penting, kamu akan terus merasa sendiri dalam hubungan. Hubungan yang sehat harus punya ruang untuk kejujuran dan kenyamanan emosional. Jangan takut menganggap bercandaan yang berlebihan sebagai red flag.

3. Tiba-tiba menghilang lalu muncul tanpa penjelasan

ilustrasi seseorang mengirim pesan (pexels.com/Tim Samuel)
ilustrasi seseorang mengirim pesan (pexels.com/Tim Samuel)

Ghosting ringan juga termasuk red flag, apalagi kalau dia sering menghilang tanpa kabar dan balik seolah gak terjadi apa-apa. Sikap ini bisa bikin kamu bingung dan mempertanyakan hubungan yang sedang dijalani. Ketidakhadiran tanpa alasan itu gak sopan, terlebih kalau sudah terbiasa. Kadang, dia datang lagi dengan chat random seperti “Lagi apa?” seolah semuanya baik-baik saja. Ini bisa jadi bentuk manipulasi yang membuatmu menggantung.

Perilaku seperti ini bikin kamu susah merasa aman dalam hubungan. Kalau dia benar-benar peduli, mestinya dia mengabari meski hanya sekadar singkat. Komunikasi yang hilang-timbul menunjukkan bahwa dia gak punya komitmen komunikasi yang sehat. Jangan biasakan membenarkan perilaku seperti ini hanya karena kamu merasa sayang. Kamu layak mendapat perhatian yang konsisten, bukan kehadiran musiman.

4. Selalu balik menyalahkan saat kamu komplain

ilustrasi seseorang membalas chat (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi seseorang membalas chat (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Setiap kali kamu menyampaikan perasaan atau keluhan, dia malah memutarbalikkan masalah. Bukannya mendengarkan, dia malah menuduh kamu yang terlalu sensitif atau lebay. Gaya chat seperti ini disebut dengan gaslighting ringan dan sangat berbahaya kalau terus dibiarkan. Komunikasi harusnya jadi tempat berbagi, bukan ajang saling menyalahkan. Kalau setiap konflik selalu berujung kamu yang salah, kamu harus waspada.

Gaslighting lewat chat bisa lebih sulit dikenali karena kamu gak dengar nada suaranya. Tapi kamu bisa tahu dari pola dia yang selalu defensif dan gak mau mendengarkan. Dia juga bisa jadi suka bawa-bawa kesalahan lama untuk membenarkan dirinya. Ini bukan bentuk komunikasi dewasa, tapi tanda dia belum siap berhubungan sehat. Red flag seperti ini harus kamu pertimbangkan sebelum makin jauh terlibat.

5. Gak pernah chat duluan, tapi balas kalau kamu mulai

ilustrasi seseorang membalas chat (pexels.com/Аlex Ugolkov)
ilustrasi seseorang membalas chat (pexels.com/Аlex Ugolkov)

Dia gak pernah mulai obrolan, tapi selalu responsif kalau kamu yang chat duluan. Sekilas terkesan wajar, tapi ini bisa menandakan dia hanya merespons, bukan berinisiatif. Dalam hubungan yang sehat, keinginan buat terhubung harus datang dari dua arah. Kalau kamu terus yang mulai, bisa jadi kamu yang lebih berusaha menjaga koneksi. Padahal, usaha sepihak lama-lama bisa bikin capek secara emosional.

Ketika dia hanya hadir kalau dipanggil, kamu gak benar-benar tahu apakah dia peduli atau cuma gak enakan. Perhatikan apakah dia benar-benar tertarik atau sekadar bertahan karena nyaman. Chat yang sehat mestinya terasa dua arah, bukan kamu yang terus mengejar. Jika kamu merasa sendirian menjaga komunikasi, bisa jadi ini tanda dia gak punya komitmen serius. Jangan takut mundur kalau kamu merasa sendirian dalam hubungan.

6. Sering kirim pesan pas lagi bosan aja

ilustrasi seseoang membalas pesan (pexels.com/Tim Samuel)
ilustrasi seseoang membalas pesan (pexels.com/Tim Samuel)

Dia baru muncul di chat kalau lagi bosan, nunggu, atau gak ada kerjaan. Kamu jadi kayak “hiburan darurat” saat dia gak ada kegiatan, bukan seseorang yang memang ingin diajak ngobrol. Kalau kamu perhatikan, polanya muncul di jam-jam kosong lalu menghilang lagi setelahnya. Ini bukan koneksi emosional yang nyata, tapi sekadar cari teman sementara. Kamu berhak merasa gak nyaman dengan perlakuan seperti ini.

Orang yang benar-benar ingin terhubung akan menghubungi karena rindu atau peduli, bukan karena iseng. Chat seperti ini terasa datar dan gak pernah berkembang jadi sesuatu yang bermakna. Jangan biarkan dirimu dijadikan pelampiasan rasa bosan oleh orang yang gak serius. Perhatikan polanya, karena ini sering terjadi tanpa kamu sadari. Hargai waktu dan emosimu sendiri sebelum jadi korban ekspektasi palsu.

7. Suka chat pas malam doang, siang gak pernah ada kabar

ilustrasi seseorang membalas chat (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi seseorang membalas chat (pexels.com/cottonbro studio)

Kebiasaan ini bisa jadi tanda kamu hanya jadi “hubungan rahasia” atau sekadar teman ngobrol sebelum tidur. Siang hari dia gak pernah muncul, padahal waktu aktifnya sebenarnya lebih banyak. Tapi tiba-tiba jam 10 malam dia mulai intens ngobrol dan bilang rindu. Ini bisa jadi red flag, apalagi kalau pola ini terjadi terus tanpa kejelasan status. Kamu mungkin bukan satu-satunya yang dia chat malam hari.

Hubungan sehat seharusnya hadir sepanjang waktu, bukan hanya di jam-jam sepi. Jika kamu cuma dihubungi saat malam, kamu perlu bertanya: apa kamu hanya pelarian dari kesepiannya? Pola ini juga bisa menandakan bahwa dia menjaga hubungan kalian tetap tersembunyi. Jangan sampai kamu terlena dengan manisnya kata-kata malam hari yang gak pernah ditindaklanjuti di siang hari. Chat WhatsApp bisa terlihat biasa, tapi kalau diamati, kamu bisa tahu niat sebenarnya.

Gaya chat bisa jadi cermin kecil dari bagaimana seseorang memperlakukan kamu dalam hubungan. Jangan abaikan tanda-tanda kecil yang bikin kamu merasa gak dihargai atau terus-menerus menebak perasaannya. Hubungan yang sehat dimulai dari komunikasi yang jujur, konsisten, dan saling menghargai. Kalau kamu menemukan red flag dari cara dia chatting, itu bukan berlebihan tapi bagian dari kamu menjaga diri. Kamu berhak merasa aman, bahkan dari percakapan virtual.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us