Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ultah Ke-43, Batik Margaria Berupaya Semakin Relevan dengan Anak Muda

Event HUT Margaria Batik ke-43 di Artotel Suites Bianti pada Sabtu (21/12) (IDN Times/Dyar Ayu)
Intinya sih...
  • Batik bukan lagi fashion formal, tapi cocok untuk berbagai event dan sehari-hari.
  • Margaria Batik meluncurkan koleksi Samasta Series dengan motif pulau Cirebon dan harga terjangkau.
  • Perusahaan ini didirikan pada tahun 1960, kini memiliki tiga toko di Yogyakarta dan menjadi bagian dari Margaria Group.

Yogyakarta, IDN Times - Istilah batik yang kuno dan hanya untuk kakek-nenek kini perlahan pudar. Eksistensinya juga bukan lagi fashion yang cocoknya hanya dikenakan untuk acara formal saja, melainkan juga sempurna dalam berbagai event. 

Hal ini sejalan dengan perjalanan Margaria Batik yang pada tahun 2024 ini memasuki usia ke-43 tahun. Telah diwariskan turun temurun, kini Margaria menjadi salah satu ikon batik Yogyakarta yang terus berinovasi di tengah perubahan zaman. 

1. Menjaga tradisi sambil terus berinovasi

Event HUT Margaria Batik ke-43 di Artotel Suites Bianti pada Sabtu (21/12) (IDN Times/Dyar Ayu)

CEO Batik Innovation Margaria, Devie Fransisca, mengatakan bahwa mereka terus berkomitmen menyajikan batik yang tidak hanya mempertahankan keindahan tradisi tapi juga menambah inovasi yang mengikuti perkembangan zaman. 

"Kita harus terus melakukan inovasi supaya batik bisa terus kita pertahankan, lestarikan, dengan model-model yang lebih fashionable," ungkap Devie dalam acara peringatan ulang tahun Margaria Batik ke-43 tahun di Artotel Suites Bianti pada Sabtu (21/12/2024).

Ia pun ingin batik tidak hanya dipakai untuk acara resmi, tapi juga outfit sehari-hari. Dengan begitu, dapat menjadi upaya pengenalan batik kepada khalayak luas dan mendunia. 

2. Keluarkan koleksi terbaru bertajuk Samasta

Samasta Series dari Margaria Batik (instagram.com/margariabatik.id)

Dalam ulang tahun kali ini, Margaria Batik turut meluncurkan Samasta Series. Koleksi tersebut memiliki makna akan kebersamaan dan harmonisasi. 

Dalam koleksi terbarunya, Margaria Batik keluar dari zona nyaman dengan tidak sekadar memilih warna biru, hitam, dan cokelat khas batik tapi mengadakan warna merah muda dan hijau yang siapa sangka, justru lagi banyak disukai. Sedangkan motifnya, mereka menggunakan motif pulau Cirebon sehingga menggabungkan tradisi serta estetika modern. 

Mereka menggunakan kain viscose dan dobby yang nyaman serta aplikasi manik-manik yang elegan. Koleksi ini diharapkan turut mencuri perhatian kawula muda untuk bersedia mengenakan batik. 

Devie menuturkan, "kita styling (Samasta Series) dengan dalamnya kaos sehinga bisa dibuka, pakai outer, pakai celana baggy sehingga mereka (anak muda) gak takut."

Dari segi harga, Devie menuturkan kalau Margaria Batik menjual dengan harga affordable, yang masih berkisar ratusan ribu saja. Menurutnya, dengan harga terjangkau bisa memudahkan orang untuk membeli dan mengenakan batik. 

3. Sejarah Margaria Batik

Event HUT Margaria Batik ke-43 di Artotel Suites Bianti pada Sabtu (21/12) (IDN Times/Dyar Ayu)

Margaria Batik adalah perusahaan ritel busana batik yang pertama kali didirikan pada tahun 1960 dan bertempat di Jalan Ahmad Yani Nomor 69. Selanjutnya di tahun 1981, Herry Zudianto yang tak lain Mantan Walikota Yogyakarta sekaligus penerus, mendirikan sebuah toko batik di Jalan Malioboro.

Batik Margaria dikenal memiliki ciri khas motif parang Yogyakarta, dengan ujung motif berupa canting. Motif ini pun tidak hanya diaplikasikan pada kain tapi juga dalam bentuk bros. Margaria Batik juga mengkombinasi motif lain agar selalu tercipta inovasi dan memajukan batik. 

Kini, Margaria Batik telah memiliki tiga toko di Yogyakarta yang tersebar di daerah Malioboro, Kotagede, dan Urip Sumoharjo. Dan, mereka menjadi bagian dari Margaria Group yang merupakan bisnis keluarga generasi kedua. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dyar Ayu
Paulus Risang
Dyar Ayu
EditorDyar Ayu
Follow Us