Tim Peneliti UPN Jogja Kembangkan Limbah Sawit Jadi Pembersih Air

- Limbah kelapa sawit dapat menyerap logam berat dari air, memberikan solusi ganda untuk mengurangi limbah dan membersihkan lingkungan.
- Riset melibatkan mahasiswa dan mendorong kolaborasi lintas negara, serta memiliki potensi untuk diterapkan di industri demi mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Sleman, IDN Times - Limbah kelapa sawit kerap dipandang sebagai masalah lingkungan. Namun, tim peneliti dari UPN "Veteran" Yogyakarta justru melihatnya sebagai peluang untuk menyelesaikan dua persoalan sekaligus: limbah dan polusi air. Dipimpin oleh Dr. Heri Septya Kusuma, dosen Teknik Kimia Fakultas Teknik Industri UPNVY, mereka berhasil menyusun tinjauan ilmiah seputar pemanfaatan limbah sawit untuk menyerap logam berat dari air tercemar.
Hasil penelitian tersebut tidak hanya diterbitkan dalam jurnal bereputasi, tetapi juga memuat peta jalan pengembangan teknologi adsorpsi yang ramah lingkungan. Artikel berjudul Theoretical perspectives and recent advances in palm-based adsorbents for sustainable heavy metal removal from aqueous systems ini diterbitkan oleh jurnal Desalination and Water Treatment (Elsevier), yang telah terindeks Scopus.
1. Menawarkan solusi ganda dari satu sumber limbah

Heri menjelaskan limbah kelapa sawit yang selama ini hanya menjadi tumpukan sisa industri, ternyata memiliki potensi besar untuk menyerap logam berat dari air. Ini menjadikannya solusi dua arah, yaitu mengurangi limbah sekaligus membersihkan lingkungan.
“Limbah kelapa sawit adalah isu besar di negara kita. Dengan mengubahnya menjadi bahan penyerap yang efisien untuk logam berat, kami berharap dapat memberikan solusi ganda,” ujar Heri dikutip laman upnyk.ac.id, Rabu (30/7/2025).
Menurutnya, pendekatan ini mencerminkan prinsip ekonomi sirkular, yaitu memanfaatkan limbah sebagai sumber daya baru yang bermanfaat bagi lingkungan.
2. Jadi referensi penting dalam pengembangan teknologi air bersih

Penelitian ini bukan hanya riset laboratorium biasa, tapi merupakan ulasan menyeluruh terhadap teknologi adsorpsi yang telah berkembang di berbagai negara. Dengan membedah teori dan praktik adsorpsi berbasis limbah sawit, tim UPNVY menyusun pijakan strategis bagi pengembangan teknologi pengolahan air di masa depan.
“Kami sangat berharap bahwa review article ini bisa menjadi fondasi kuat dan peta jalan bagi pengembangan teknologi pengolahan air yang lebih efektif dan berkelanjutan,” kata Dr. Heri.
3. Melibatkan mahasiswa dan dorong kolaborasi lintas negara

Salah satu hal istimewa dari riset ini adalah keterlibatan mahasiswa dalam proses penulisannya. Hal ini menunjukkan bahwa riset bukan hanya domain dosen atau peneliti senior, tetapi juga wadah pembelajaran nyata bagi generasi muda.
“Kami sangat berharap kolaborasi lintas institusi dan negara yang telah terjalin ini bisa terus berlanjut dan menginspirasi peneliti lain untuk bersinergi,” ucap Dr. Heri.
Kolaborasi global yang telah dibangun pun diharapkan akan memperkuat jaringan penelitian dan mempercepat penerapan inovasi ini dalam skala industri.
4. Bisa diterapkan di industri untuk mendukung SDGs

Teknologi adsorben berbasis limbah sawit ini memiliki potensi untuk digunakan secara luas di sektor industri pengolahan air. Selain aplikatif, pendekatan ini juga mendukung beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), seperti air bersih, produksi bertanggung jawab, dan penanganan perubahan iklim.
“Kami bermimpi melihat hasil riset ini tidak hanya berhenti di tataran teori, tetapi dapat diaplikasikan secara luas di industri dan masyarakat,” pungkas Heri.
Ia menekankan pentingnya mewujudkan riset kampus menjadi solusi konkret yang mampu memberi dampak langsung bagi lingkungan dan masyarakat.