Mengenal Peran Dewi Sri dan Sadana dalam Wujud Loro Blonyo
- Patung Loro Blonyo adalah perwujudan Dewi Sri dan Sadana, dewa-dewi pertanian penjaga padi dan hasil bumi di Jawa.
- Penempatan patung ini di ruang tengah rumah tradisional Jawa memiliki makna spiritual yang melambangkan perpaduan dan keseimbangan dalam hubungan pasangan suami istri.
- Dewi Sri dan Sadana duduk berdampingan dengan makna yang kental terkait nilai-nilai kehidupan masyarakat Jawa, mengajarkan kerja sama dalam membangun keluarga yang harmonis.
Kalau kamu pernah berkunjung ke rumah orang Jawa yang disebut Joglo, atau mampir ke tempat bersejarah di Jogja, biasanya ada pemandangan sepasang patung laki-laki dan perempuan yang duduk berdampingan, berpakaian adat Jawa lengkap. Nah, itu adalah Loro Blonyo.
Dalam mitos Jawa, Loro Blonyo merupakan perwujudan Dewi Sri dan Sadana, pasangan dewa-dewi pertanian yang dipercaya sebagai penjaga padi dan hasil bumi lainnya. Keraton Jogja memiliki banyak peninggalan sejarah, dan menurut informasi dari jurnal Patung Loro Blonyo Paes Yogyakarta Subjektifitas dalam Konsep Kreatif Gunjiar karya Supono, patung ini adalah salah satunya.
Yuk, ulik lagi tentang makna dari peran patung Loro Blonyo dalam mitos Dewi Sri dan Sadana.
Penempatannya di dalam rumah tak sekadar dekorasi
Patung Loro Blonyo gak sekadar dekorasi di rumah-rumah Jawa, sebab penempatannya tak sembarangan. Menurut jurnal Patung Loro Blonyo dalam Kosmologi Jawa yang ditulis oleh Slamet Subiyantoro, patung ini ditempatkan di senthong tengah, ruangan inti dalam rumah tradisional Jawa yang dianggap sakral. Bisa dibilang semacam “jantung rumah” karena jadi pusat untuk berkegiatan spiritual pemiliknya.
Patung ini melambangkan loroning atunggal yang artinya perpaduan dua hal untuk saling melengkapi. Makanya, Loro Blonyo juga sering ada dalam pesta pernikahan, di mana pasangan suami istri diharapkan mampu berdampingan mengarungi rumah tangga dalam keseimbangan. Bersikap saling menghormati, menghargai, dan menjaga.
Sri dan Sadana jadi gambaran ideal dari hubungan yang selaras, baik sesama manusia, dan manusia dan Tuhan, serta alam semesta. Jadi, kalau melihat patung Loro Bloyo di rumah warga, bisa jadi tak sekadar menambah estetika, tapi juga doa dan harapan agar keluarganya rukun dan penuh berkah.
Arti posisi duduk Dewi Sri dan Sadana
Dikenal sebagai dewa-dewi pertanian yang konon memberi kesuburan pada tanaman padi, ketika diwujudkan dalam sepasang patung dan diletakkan di rumah, posisinya juga bermakna. Dewi Sri yang duduk di sebelah kiri, dan Sadana di sebelah kanan, ini bukan tanpa alasan. Dalam buku Falsafah Hidup Jawa karya Suwardi Endraswara, posisi duduk sepasang pengantin tersebut mengandung makna yang kental dengan nilai-nilai kehidupan masyarakat Jawa.
Dewi Sri sebagai lambang kewanitaan ditempatkan di sisi kiri, dipercaya sebagai penjaga bilik hasil bumi. Mulai dari tanaman padi, palawija, dan berkah dari alam lainnya, Dewi Sri yang bertugas menjaga. Sementara, Sadana yang duduk di sebelah kanan, berperan sebagai penjaga bilik senjata pertanian. Sadanalah yang bertanggung jawab kalau ada gangguan, misalnya ada yang mau mencuri hasil panen, atau juga bermakna upaya merusak keharmonisan keluarga.
Dewi Sri dan Sadana yang terkenal dalam pertanian karena memberi kesuburan, juga sebagai penjaga keamanan dan kesejahteraan keluarga. Keberadaan patung Loro Blonyo sekaligus wujud harapan agar kehidupan seimbang, lancar rezeki, dan rukun antaranggota keluarga. Mengajarkan pasangan suami istri untuk bekerja sama membina rumah tangga. Saling menyayangi dan melengkapi, seperti kisah Dewi Sri dan Sadana yang sampai kini dihormati para petani.
