Kuatkan Diri lewat 4 Ayat Al-Qur'an Ini Saat Hadapi Cobaan

 

اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ۝٢ وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ۝٣

a ḫasiban-nâsu ay yutrakû ay yaqûlû âmannâ wa hum lâ yuftanûn. wa laqad fatannalladzîna ming qablihim fa laya‘lamannallâhulladzîna shadaqû walaya‘lamannal-kâdzibîn

Artinya: "Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan mengatakan, ‘Kami telah beriman,’ dan mereka tidak diuji? Sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, Allah pasti mengetahui siapa yang benar dan siapa yang dusta." (QS. Al-Ankabut: 2-3)

Ujian hidup diturunkan Allah SWT untuk menguji seberapa tulus keimanan dan kesabaran manusia. Sebagaimana firman Allah dalam ayat di atas, Allah menguji kita bukan ingin memberatkan, tetapi untuk melihat kesungguhan iman di hati kita. Melalui cobaan pula, kita bisa mengenal diri sendiri lebih dalam dan lebih dekat dengan Allah. Ayat ini mengajarkan bahwa iman yang kokoh akan teruji melalui berbagai cobaan, dan melalui ujian tersebut kita akan mengetahui seberapa dalam iman di hati kita.

قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَيَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًاۗ اِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ ۝٥٣

qul yâ ‘ibâdiyalladzîna asrafû ‘alâ anfusihim lâ taqnathû mir raḫmatillâh, innallâha yaghfirudz-dzunûba jamî‘â, innahû huwal-ghafûrur-raḫîm

Artinya: "Katakanlah (Muhammad), 'Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (menzalimi) terhadap dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah.' Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa. Sesungguhnya, Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar: 53)

Kadang ada masanya dimana kita merasa putus asa dan berprasangka buruk kepada Tuhan. Namun, ayat ini justru menjadi pengingat (reminder) bagi kita untuk tidak berputus asa. Kita diminta untuk meyakini bahwa sebesar apapun dosa kita, rahmat Allah senantiasa lebih besar. Selagi kita dihadapkan cobaan hidup, kita diminta untuk bertaubat dan mendekatkan diri kepada Allah. 

 

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَاۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَاۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَࣖ ۝٢٨٦

lâ yukallifullâhu nafsan illâ wus‘ahâ, lahâ mâ kasabat wa ‘alaihâ maktasabat, rabbanâ lâ tu'âkhidznâ in nasînâ au akhtha'nâ, rabbanâ wa lâ taḫmil ‘alainâ ishrang kamâ ḫamaltahû ‘alalladzîna ming qablinâ, rabbanâ wa lâ tuḫammilnâ mâ lâ thâqata lanâ bih, wa‘fu ‘annâ, waghfir lanâ, war-ḫamnâ, anta maulânâ fanshurnâ ‘alal-qaumil-kâfirîn

Artinya: "Allah tidak membebani seseorang, melainkan sesuai kesanggupannya. Baginya ada suatu (pahala) dari (kebaikan) yang diusahakannya dan terhadapnya ada (pula) sesuatu (siksa) atas (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa,) “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami salah. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami. Maka, tolonglah kami dalam menghadapi kaum kafir.'” (QS. Al-Baqarah: 286)

Ayat ini berisi pengingat bahwasanya Allah tak akan memberikan cobaan di luar kemampuan kita. Ketika kita merasa terbebani, yakinilah bahwa setiap cobaan yang datang adalah gambaran kesanggupan dan kekuatan kita dalam menghadapinya. Bisa jadi, cobaan tersebut jadi tamparan bagi kita untuk mengevaluasi keburukan dan dosa kita. Karena itu, saat cobaan hidup datang, kita dianjurkan untuk memohon ampunan, rahmat, serta pertolongan dari Allah SWT.

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ ۝١٥٥

wa lanabluwannakum bisyai'im minal-khaufi wal-jû‘i wa naqshim minal-amwâli wal-anfusi wats-tsamarât, wa basysyirish-shâbirîn

Artinya: "Kami pasti akan menguji kalian  dengan sedikit rasa takut dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 155)

Ujian adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Cobaan hidup itu hal yang mutlak dan pasti terjadi dalam hidup. Mereka bisa datang dalam berbagai bentuk, mulai dari rasa takut hingga kekurangan materi. Namun, Allah telah menjanjikan pahala yang besar bagi siapapun mereka yang bersabar. Kesabaran adalah kunci untuk hadapi segala kesulitan. Dengan bersabar, kita akan meraih ketenangan hati dan kekuatan dalam melalui ujian hidup.

Keempat ayat di atas mengajarkan kita bahwa ujian hidup adalah kesempatan untuk tumbuh dan perlu disikapi dengan bijak. Dengan menyerapi makna dari ayat-ayat Al-Qur'an di atas, kita dapat temukan kekuatan untuk terus melangkah dan menghadapi setiap cobaan yang datang. Jangan pernah merasa sendiri, ya. Semoga kita selalu diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menjalani hidup ini.