Kegiatan Bersih Desa, Tradisi Sarat Nilai di Gunungkidul

- Kegiatan bersih desa di Gunungkidul mempererat hubungan sosial warga melalui semangat gotong royong.
- Bersih desa dilakukan secara sukarela oleh masyarakat, termasuk membersihkan ruas jalan, makam, dan persiapan acara.
- Bersih desa merupakan lambang kerukunan, semangat gotong royong, dan implementasi nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Gunungkidul, sebuah daerah dengan kekayaan budaya yang letaknya sekitar dua jam perjalanan dari pusat Kota Jogja. Wilayah ini memiliki beragam tradisi yang masih lestari seperti kegiatan bersih desa yang rutin dilakukan di beberapa wilayah Kelurahan Pucung.
Kegiatan ini tak hanya membersihkan lingkungan, tapi juga momen kebersamaan warga. Dengan sukarela, warga berkumpul menyumbangkan waktu dan tenaga bergotong royong demi kenyamanan bersama.
Semangat kerja sama ini mencerminkan salah nilai Pancasila yaitu Persatuan Indonesia. Seperti apa nilai Pancasila terkait persatuan yang ada dalam kegiatan bersih desa warga Gunungkidul? Mari, telusuri dengan terus membaca artikel ini.
1.Bersih Desa di beberapa wilayah Gunungkidul

Kegiatan bersih desa jadi bagian dalam kehidupan masyarakat Gunungkidul. Tujuannya gak sekadar menjaga kebersihan lingkungan, tapi juga mempererat hubungan sosial masyarakat melalui semangat gotong royong.
Beberapa waktu terakhir, berbagai wilayah di Kelurahan Pucung melaksanakan kerja bakti. Melansir laman desapucung.gunungkidul.go.id, warga Padukuhan Traju aktif mengikuti kerja bakti membersihkan ruas jalan di lingkungan mereka. Begitu pula warga Padukuhan Wonotoro yang ikut serta dalam kegiatan serupa, ini menunjukkan kepedulian warga terhadap kebersihan desa tempatnya berada.
Selain itu, dalam rangka menyambut bulan Ramadan, warga Padukuhan Bengle juga melaksanakan kerja bakti membersihkan makam. Kegiatan ini sebagai wujud penghormatan kepada leluhur sekaligus meningkatkan kenyamanan para peziarah yang datang.
Ada pula kegiatan Jumat Bersih yang diadakan warga Kelurahan Pucung sebagai persiapan Sarasehan dan Penanaman Pohon. Warga antusias bahu-membahu membersihkan area sekitar balai Kelurahan, jalan utama, dan lokasi penyelenggaraan acara. Rumput-rumput yang sudah tak rapi dipangkas, mengumpulkan sampah agar lingkungan lebih rapi, sehat, dan segar, serta memperbaiki fasilitas umum.
Semua kegiatan kerja bakti ini menunjukkan semangat kebersamaan. Warga dari semua kalangan bersatu tanpa membeda-bedakan status sosial, mereka kompak bergotong royong dengan suasana akrab.
2.Kegiatan bersih desa sebagai tradisi lokal yang masih lestari

Bersih desa juga bagian dari tradisi budaya lokal. Menurut Mardimin dalam buku Jangan Tangisi Tradisi: Transformasi Budaya menuju Masyarakat Indonesia Modern, tradisi budaya lokal adalah kebiasaan adat yang secara turun-temurun diwariskan ke generasi sekarang. Dalam konteks masyarakat Jawa, tradisi ini punya beragam bentuk, dan di antaranya adalah Bersih Desa.
Bersih desa jadi lambang kerukunan dan semangat gotong royong warga. Masyarakat hadir dan berpartisipasi dengan setulus hati. Kegiatannya memperlihatkan bagaimana relasi sosial masyarakat pedesaan masih erat, meski zaman mengalami perubahan di mana setiap individu punya kesibukan masing-masing.
3.Nilai Pancasila dalam kegiatannya

Kegiatan bersih desa di berbagai wilayah Gunungkidul dijalankan secara sukarela oleh masyarakatnya. Dengan penuh kesadaran ikut berkontribusi dalam kerja bakti membersihkan lingkungan mereka, maka menunjukkan betapa kompaknya masyarakat bersatu demi terwujudnya kenyamanan bersama.
Hal ini sejalan dengan penelitian Wijayanto, dkk yang berjudul Implementasi Nilai-nilai Pancasila melalui Tradisi Bersih Desa Kampung Keboan Kelurahan Mandan Kabupaten Sukoharjo, bahwa kegiatan bersih desa mengandung nilai Persatuan dalam Pancasila. Gotong royong yang dilakukan warga mencerminkan erat dan sehatnya hubungan sosial masyarakatnya. Mereka kompak dalam melancarkan kegiatan yang sedang dijalankan demi tujuan yang sama.
Hubungan sosialnya harmonis, manusia dengan alam pun selaras. Kegiatan ini sekaligus ajang silaturahmi, dan membangun budaya saling menghormati saat berinteraksi. Warga bersatu pada hari yang sudah dijadwalkan, saling meluangkan waktu untuk berpartisipasi, maka ini juga menunjukkan adanya rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. Inilah bukti nyata bahwa nilai Pancasila masih hidup dan dijalankan dalam keseharian.