5 Cara Warga Korea Selatan Membuang Sampah Rumah Tangga, Bisa Ditiru

Sesuai dengan peraturan daur ulang sampah pemerintah Korsel

Menurut World Population Review, Korea Selatan menjadi negara dengan rating daur ulang sampah tertinggi di Asia. Di Eropa, peringkat negara dengan daur ulang sampah tertinggi diduduki oleh Jerman. Jerman berhasil mendaur ulang 56 persen dari sampahnya, sedangkan Korsel 53,7 persen.

Rating yang tinggi itu tidak serta-merta dihasilkan. Dibutuhkan kerja sama pemerintah, swasta, dan masyarakat. Pemerintah membuat peraturan, sedangkan pihak swasta berperan sebagai pengumpul dan pengolahan sampah.

Masyarakat Korsel pun menyadari akan pentingnya pengelolaan sampah untuk keberlangsungan kualitas hidup yang lebih baik. Mereka sudah terbiasa memilah dan membersihkan sampah rumah tangga sebelum dibuang. Bagaimana cara mereka melakukannya? Yuk, simak baik-baik.

1. Pilah sampah sesuai kategori

5 Cara Warga Korea Selatan Membuang Sampah Rumah Tangga, Bisa Ditiruilustrasi memilah sampah (freepik.com/jcomp)

Langkah pertama adalah dengan memilah sampah rumah tangga menjadi tiga kategori, yaitu non recycable, recycable, dan food waste.

  • Sampah non recycable  adalah sampah yang tidak dapat didaur ulang. Contohnya tisu bekas pakai, pembalut, popok, sepatu bekas, dan baju bekas.
  • Sampah recycable atau sampah yang dapat di daur ulang, contohnya karton jus, botol kaca, kardus, koran dan majalah, botol plastik, dan kemasan snack.
  • Food waste merupakan sampah sisa makanan termasuk potongan sayuran dan buah sisa.

2. Bersihkan dan keringkan sampah recycable

5 Cara Warga Korea Selatan Membuang Sampah Rumah Tangga, Bisa DitiruIlustrasi membersihkan sampah botol kaca (pexels.com/SHVETS production)

Setelah dipilah, sampah recycable harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum dibundel. Bilas kemasan makanan dan minuman dengan air, lalu keringkan. Segala jenis label, stiker maupun selotip harus dicabut dari kemasan yang akan didaur ulang. Label dan selotip terbuat dari vinil dan plastik, jadi tidak boleh tercampur dengan material sampah lain.

3. Masukkan ke dalam kantong plastik khusus dan bak sampah

5 Cara Warga Korea Selatan Membuang Sampah Rumah Tangga, Bisa Ditiruilustrasi kantong sampah (Pexels.com/ Anna Shvets)

Setelah sampah dibersihkan dan dipilah berdasarkan tiga kategori di atas, sampah non recycable dan food waste dimasukkan ke dalam plastik khusus. Plastik berwarna putih untuk sampah kategori non recycable. Plastik kuning untuk sampah makanan atau food waste. Sedangkan untuk sampah recycable tidak perlu menggunakan plastik.

Plastik daur ulang sampah dapat dibeli di supermarket terdekat. Kisaran harga untuk plastik putih (sampah non recycable) ukuran 20 liter adalah 480KRW atau sekitar Rp 5500/lembar. Sedangkan plastik untuk food waste dihargai 300KRW atau Rp 3400/lembar. 

Untuk sampah recycable, akan dimasukkan ke dalam bak sampah di sekitar lingkungan. Bak sampah tersebut telah diberi nama berdasarkan material sampah. Kertas, kardus, dan karton yang sudah bersih harus dibundel dan diikat menjadi satu sebelum dimasukkan ke dalam bak sampah.

Baca Juga: 7 Bank Sampah di Kota Jogja yang Aktif dan Produktif

4. Sampah besar atau oversized

5 Cara Warga Korea Selatan Membuang Sampah Rumah Tangga, Bisa DitiruSampah oversized menunggu diangkut (centers.ibs.re.kr)

Lalu bagaimana dengan sampah besar seperti spring bed dan lainnya? Untuk sampah besar seperti barang elektronik dan furnitur, warga harus menghubungi kantor distrik setempat. Kantor distrik akan mengatur kapan dan di mana sampah harus diletakkan untuk diangkut.

Biaya untuk mengangkutnya berbeda-beda tergantung dimensi sampah. Sebagai gambaran, sampah spring bed memerlukan biaya 4000KRW sekali angkut atau sekitar Rp 45 ribu. Cukup mahal, ya?

5. Tunggu jadwal angkut sampah

5 Cara Warga Korea Selatan Membuang Sampah Rumah Tangga, Bisa DitiruTruk sampah (haltonrecycles.wordpress.com)

Setelah sampah dikumpulkan di bak pembuangan sementara. Sampah akan diangkut. Waktu dan lokasi pengangkutan berbeda-beda, tergantung pada masing-masing distrik. Untuk mengetahui waktu pengambilan, warga dapat bertanya kepada pemilik rumah, agen perumahan, atau kantor pengelola gedung. Meskipun berbeda-beda, namun biasanya pengangkutan sampah dilakukan pada pukul 19-20.00 atau 05.00 pagi hari.

Sekilas memang terasa ribet, ya? Namun strategi ini ternyata efektif, loh. Peraturan ini membuat warga Korsel lebih peduli terhadap sampahnya. Bagi warga yang tidak menaati peraturan pengelolaan sampah, dapat dikenakan denda 1000KRW atau Rp 3,3 juta. Jika tidak ingin ribet, maka kurangilah produksi sampah di rumah, begitu anggapannya.

Baca Juga: 6 Bulk Store Jogja Berkonsep Zero Waste, Belanja Minim Sampah

Devia Sagita Photo Community Writer Devia Sagita

Engineer. Stay at home mom of two. My hands always full.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya