5 Film Ini Hampir Batal Tayang, Alur Ceritanya Membingungkan

Sebuah film tidak hanya dinilai dari kualitas visual dan akting para pemainnya, tetapi juga kekuatan alur cerita. Terkadang kreativitas sutradara dan penulis naskah menciptakan cerita yang terlalu rumit, penuh teka-teki, dan tidak mudah dipahami. Akibatnya, film tersebut bisa dianggap terlalu “berat” oleh produser atau bahkan studio film, hingga nyaris tidak mendapatkan lampu hijau untuk rilis di bioskop.
Beberapa film yang dianggap sebagai mahakarya pernah berada di ambang pembatalan karena dianggap terlalu membingungkan. Padahal, setelah tayang, film tersebut menuai pujian karena kedalaman cerita dan keberaniannya dalam menantang logika. Dilansir Rogerebert.com berikut lima film yang hampir tidak tayang karena alur cerita yang membingungkan.
1. Inception (2010)

Disutradarai Christopher Nolan, Inception adalah salah satu film ikonik yang mengeksplorasi dunia mimpi dan alam bawah sadar. Namun, proses produksinya bukanlah hal yang mudah. Warner Bros sempat ragu untuk mendanai proyek ini karena naskahnya yang kompleks dan sulit dipahami dalam sekali baca. Konsep "mimpi dalam mimpi" serta struktur narasi non-linear membuat film ini tampak terlalu berat untuk pasar mainstream.
Nolan harus meyakinkan studio dengan berbagai penyesuaian, termasuk visualisasi efek khusus dan penjelasan yang cukup agar penonton bisa mengikuti cerita. Untungnya, film ini akhirnya berhasil tayang dan menjadi salah satu film berpengaruh di dekade 2010-an. Kesuksesan Inception menunjukkan bahwa penonton juga bisa menikmati cerita yang kompleks, asalkan dikemas dengan cerdas.
2. Donnie Darko (2001)

Film indie yang dibintangi Jake Gyllenhaal ini awalnya dianggap terlalu aneh dan membingungkan. Donnie Darko menggabungkan elemen psikologis, fiksi ilmiah, serta perjalanan waktu dengan cara yang tidak biasa dan penuh metafora. Alurnya yang sulit dicerna dan penuh simbolisme gelap, menjadikan beberapa studio enggan menayangkannya.
Film ini akhirnya hanya dirilis terbatas di bioskop dan sempat tenggelam dari perhatian publik. Namun, seiring waktu, Donnie Darko mendapat status cult classic setelah dirilis dalam format DVD. Penonton mulai memahami kedalaman tema yang diangkat, kini film ini dianggap sebagai salah satu karya unik dalam sejarah sinema independen.
3. Mulholland Drive (2001)

Disutradarai David Lynch, Mulholland Drive adalah contoh nyata film dengan narasi yang tidak konvensional. Awalnya direncanakan sebagai pilot serial televisi, namun proyek ini ditolak jaringan TV karena dianggap terlalu membingungkan dan tidak punya arah cerita yang jelas. Lynch kemudian mengubahnya menjadi film layar lebar dengan menambahkan ending yang ambigu namun menggugah pikiran.
Studio sempat khawatir film ini tidak akan bisa dipahami penonton, namun Lynch bersikeras mempertahankan visinya. Meskipun alurnya tidak linear dan penuh simbolisme surealis, Mulholland Drive justru mendapat banyak pujian dan meraih nominasi Oscar. Film ini membuktikan bahwa ketidakjelasan bukanlah kelemahan, melainkan bentuk seni yang memancing interpretasi luas dari penonton.
4. Primer (2004)

Primer adalah film sains-fiksi dengan anggaran sangat rendah yang disutradarai Shane Carruth. Ceritanya berfokus pada dua insinyur yang secara tidak sengaja menciptakan mesin waktu. Meski terdengar sederhana, film ini dipenuhi istilah teknis, dialog ilmiah, dan struktur waktu yang tumpang tindih sehingga sangat membingungkan, bahkan bagi penonton berpengalaman sekalipun.
Narasinya yang dinilai super rumit, banyak pihak meragukan film ini layak untuk dirilis. Namun, setelah memenangkan Grand Jury Prize di Sundance Film Festival, film ini menarik perhatian kalangan kritikus dan penonton yang menyukai teka-teki intelektual. Primer kini menjadi salah satu film time-travel yang paling banyak dianalisis secara mendalam oleh komunitas penggemar film.
5. Cloud Atlas (2012)

Disutradarai trio Wachowski bersaudara dan Tom Tykwer, Cloud Atlas adalah film epik yang membentang lintas waktu dan dimensi. Dengan enam cerita berbeda yang saling berhubungan meski berlatar waktu yang berbeda-beda, film ini memerlukan tingkat konsentrasi tinggi dari penonton.
Meski hampir batal tayang di beberapa negara, Cloud Atlas akhirnya dirilis dengan pendanaan independen. Reaksi penonton pun terbagi; ada yang merasa bingung, namun banyak juga yang kagum dengan ambisi naratifnya. Film ini menjadi bukti bahwa keberanian menggabungkan banyak alur cerita dalam satu film bisa membuahkan hasil yang menakjubka, meski tidak semua orang bisa langsung memahaminya.
Tak semua film dibuat untuk mudah dicerna, beberapa justru hadir untuk menguji logika, menantang pemahaman, dan mengajak penonton berpikir lebih dalam. Lima film di atas membuktikan bahwa film yang sempat diragukan karena kompleksitas ceritanya, mampu menorehkan jejak penting dalam dunia perfilman.