Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Cara Menjaga Hati di Era Media Sosial Menurut Perspektif Islam

ilustrasi membuka sosial media (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi membuka sosial media (pexels.com/cottonbro studio)
Intinya sih...
  • Menjaga niat saat membuka media sosial, sesuai ajaran Islam
  • Hindari membandingkan hidup dengan orang lain, fokus pada rasa syukur
  • Pilih konten yang menguatkan iman, berdakwah melalui media sosial

Di era sekarang, hampir semua orang terhubung lewat media sosial. Setiap hari kita disuguhi postingan orang lain, tentang pencapaian, kebahagiaan, gaya hidup, bahkan curhatan pribadi. Sekilas terlihat seru, tapi tanpa kita sadari, hal-hal itu bisa bikin hati jadi gak tenang.

Scroll medsos yang seharusnya cuma hiburan, malah bisa jadi sumber iri, baper, atau bahkan rendah diri. Padahal sebagai muslim, menjaga hati itu bagian penting dari keimanan. Biar gak terseret arus, yuk kenali lima cara menjaga hati di era sosial media, menurut perspektif Islam!

1. Selalu mulai dengan niat yang benar

ilustrasi seseorang muslim memegang ponsel (freepik.com/marymarkevich)
ilustrasi seseorang muslim memegang ponsel (freepik.com/marymarkevich)

Segala sesuatu dalam Islam dimulai dari niat, termasuk saat kita membuka media sosial. Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya.' (HR. Bukhari dan Muslim). Kalau niat kita hanya untuk hiburan atau mencari informasi yang bermanfaat, hati jadi lebih terlindungi dari dampak negatif.

Sebaliknya, kalau niatnya buat stalking hidup orang lain atau membandingkan nasib, hati bisa jadi lelah sendiri. Mulailah dengan niat baik yaitu cari ilmu, silaturahmi, atau menyebar kebaikan. Niat yang lurus itu seperti perisai buat hati.

2. Hindari membandingkan hidup dengan orang lain

ilustrasi seseorang muslim memegang ponsel (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi seseorang muslim memegang ponsel (pexels.com/Anna Shvets)

Salah satu racun hati terbesar dari media sosial adalah kebiasaan membandingkan. Kita lihat postingan orang yang sukses, liburan, atau tampil sempurna, lalu mulai merasa hidup kita kurang. Padahal bisa jadi apa yang mereka tampilkan gak sepenuhnya nyata. Allah berfirman, 'Janganlah engkau iri terhadap karunia yang telah Allah berikan kepada sebagian kalian.' (QS. An-Nisa: 32).

Setiap orang punya jalan rezekinya sendiri. Membandingkan hidup kita dengan orang lain hanya bikin hati penuh keluh kesah. Daripada sibuk membandingkan, lebih baik syukuri apa yang udah kita punya. Rasa syukur itu penawar paling ampuh untuk hati yang lelah.

3. Pilih konten yang menenangkan iman, bukan yang merusak

ilustrasi seseorang muslim memegang ponsel (freepik.com/freepik)
ilustrasi seseorang muslim memegang ponsel (freepik.com/freepik)

Di media sosial, kita punya pilihan. Kita bisa memilih untuk mengikuti akun yang menguatkan iman, memberi inspirasi, atau menambah ilmu. Atau sebaliknya, kita bisa tanpa sadar mengikuti konten yang bikin hati makin jauh dari Allah, penuh pamer, ghibah, atau hal-hal yang merusak akhlak.

Rasulullah pernah bersabda, 'Seseorang berada di atas agama temannya, maka hendaklah kalian memperhatikan siapa yang menjadi temannya.' (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi). Dalam konteks sekarang, 'teman' itu bisa juga berarti siapa yang kita ikuti di media sosial. Kalau sering lihat konten yang membuat kita lalai, segera bersihkan feed-mu. Biar hati gak gampang tergelincir.

4. Perbanyak istighfar dan dzikir saat merasa jenuh atau iri

ilustrasi seseorang berdzikir memuji Allah (freepik.com/freepik)
ilustrasi seseorang berdzikir memuji Allah (freepik.com/freepik)

Scroll terus-terusan kadang bikin hati jadi berat. Apalagi kalau udah mulai merasa iri atau capek ngeliat kehidupan orang lain. Di saat seperti itu, perbanyaklah istighfar dan dzikir. Allah berfirman, 'Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.' (QS. Ar-Ra’d: 28). Dzikir bukan cuma ibadah, tapi juga nutrisi buat hati yang lelah.

Cukup dengan membaca astaghfirullah, subhanallah, atau laa ilaaha illallah, hati yang tadinya panas bisa jadi adem. Kalau ada waktu, jeda dulu sejenak dari medsos, ambil wudhu, dan tenangkan diri. Hati juga butuh rehat.

5. Gunakan medsos untuk berdakwah atau menyebar kebaikan

ilustrasi seseorang muslim memegang ponsel (freepik.com/senivpetro)
ilustrasi seseorang muslim memegang ponsel (freepik.com/senivpetro)

Media sosial itu alat. Kalau digunakan dengan benar, bisa jadi ladang pahala yang luar biasa. Kamu bisa berbagi kutipan ayat, hadis, atau tulisan-tulisan yang menginspirasi. Rasulullah SAW bersabda, 'Sampaikan dariku walau hanya satu ayat.' (HR. Bukhari).

Gak perlu jadi ustaz dulu untuk berdakwah. Cukup dengan membagikan hal yang baik, menulis caption yang menenangkan, atau sekadar tidak menyebarkan keburukan, itu udah termasuk amal. Dengan berdakwah di medsos, kamu bukan cuma menjaga hati sendiri, tapi juga membantu menjaga hati orang lain. Jangan remehkan satu kata baik yang kamu tulis. Bisa jadi, itu jadi jalan hidayah bagi seseorang.

Menjaga hati di era media sosial itu gak mudah, tapi sangat mungkin dilakukan. Kuncinya ada pada niat, seleksi konten, dan keteguhan untuk tetap terhubung dengan Allah. Scroll medsos bisa jadi ringan atau berat tergantung iman yang kita bawa. Kalau hati mulai rapuh, jangan langsung menyalahkan dunia, tapi perkuat lagi hubungan dengan Allah. Semoga kita termasuk orang-orang yang bijak dalam bermedia sosial dan kuat menjaga hati di zaman yang penuh distraksi ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us