Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Tampak Menarik di Cermin tapi Jelek di Foto? Ini Penjelasan Ilmiahnya

unsplash.com/Darius Bashar

Kamu mungkin sering merasa wajahmu tampak menarik di cermin, tapi tidak ketika difoto. Gak jarang, kamu jadi kecewa dengan hasil foto yang diambil. Akhirnya, foto pun harus diulang berkali-kali sampai hasilnya pas.

Perbedaan ini ternyata dialami banyak orang, termasuk yang good looking. Fenomena ini ternyata hal yang wajar dan bisa dijelaskan secara ilmiah, lho. Kira-kira, apa ya penyebabnya?

1. Lensa kamera mendistorsi proporsi penampilanmu

blog.photofeeler.com/Stephen Eastwood

Di foto, kamu mungkin merasa bahwa dahi atau hidungmu terlihat lebih besar daripada yang sebenarnya. Ini bukan salah wajahmu, tapi merupakan efek distorsi dari lensa kamera, terutama kamera selfie.

Dilansir dari Photofeeler, penyebab utama dari distorsi kamera adalah objek fotonya berjarak terlalu dekat dengan lensanya. Banyak fotografer ahli berpendapat bahwa tipe lensa yang digunakan juga sangat berpengaruh. Misalnya lensa wide angle seperti yang ada di kamera ponsel kita itu jelas-jelas membuat segala sesuatu lebih besar.

2. Berubah dari 3D menjadi 2D akan menciptakan ilusi optik, sedangkan otakmu bekerja layaknya Photoshop

Unsplash/NeONBRAND

Mata (dengan bantuan otak) secara otomatis mengadaptasi diri sesuai tingkat gelap dan terang yang ada di sekitar. Kamera gak secanggih itu. Kamera bisa diatur untuk fokus pada highlight atau bayangan, tapi gak bisa keduanya sekaligus.

Hasilnya, kita mendapatkan foto yang terlalu gelap, atau terlalu putih menyala nyaris rata. Namun tenang saja, versi aslimu memang tidak terlihat seperti yang di kamera kok.

Dilansir dari Escapistmagazine, dalam kehidupan nyata, penglihatan kita otomatis fokus pada objek tertentu dan menyingkirkan objek lain yang kurang penting dengan sendirinya, misalnya saat kita memandang orang lain atau wajah kita sendiri di kaca. Sementara itu, foto menangkap semua yang terlihat pada lensa sehingga fokus penglihatanmu bisa terganggu oleh objek lainnya. Mengingat bahwa ukuran foto lebih kecil dari objek aslinya.

3. Pergerakan sangat berpengaruh pada penampilan seseorang, tapi tidak begitu pada foto

Ilustrasi mirror selfie (Pexels.com/AndreaPiacquadio)

Foto itu statis, tapi manusia tidak. Karena kita selalu bergerak setiap saat, cara wajah bergerak menjadi persepsi penting seseorang dalam mengidentifikasi fitur wajah mereka.

Senyum nanggung maupun penuh yang tertangkap kamera, jelas akan dianggap tidak semenarik gerakan senyum ramah seutuhnya yang kamu lihat di cermin. Aspek pergerakan inilah yang hilang ketika kita difoto.

Lebih jauh lagi, orang cenderung menunjukkan ekspresi aneh di foto yang hampir gak ada orang sadar di kehidupan sehari hari. Itu karena kita mengingat rata-rata kumulatif ekspresi wajah daripada tiap pergerakan spesifiknya. Kadang kita akan mendapatkan foto yang sangat jelek daripada penampilan kita yang seharusnya.

4. Atraktif belum tentu fotogenik

Photo by Nik MacMillan on Unsplash

Seseorang bisa terlihat di foto secara jauh berbeda dari penampilan aslinya. Tentunya itu sebagai hasil intervensi berbagai faktor pendukung foto tersebut, misalnya: pencahayaan, pose, angle/sudut ambil gambar dan lain sebagainya.

Untuk menjadi fotogenik, perlu ada latihan dan pengalaman, meskipun dalam beberapa kasus tertentu, itu bisa didapatkan secara alami. Dilansir dari Observer.com, orang yang dalam kehidupan sehari-hari dianggap kurang menarik, bisa menjadi fotogenik dengan pengalaman dan uji coba yang terus mereka lakukan.

Nah, dengan penjelasan berikut, gak perlu lagi terlalu berpikir jika kamu tampak aneh ketika difoto. Orang lain gak melihatnya seperti itu, kok. Untuk mengurangi hal tersebut, kamu bisa berlatih berpose di depan kamera.

Share
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us