Komunitas One Piece: Karakter Fiksi Tak Berhubungan dengan Dunia Nyata

- Nakama Istimewa Yogyakarta memiliki ratusan anggota dari DIY, sering membantu tugas akhir mahasiswa, dan patuh pada aturan.
- Jolly Roger adalah identitas anime tanpa sangkut paut di dunia nyata, sehingga pengibarannya seharusnya tidak dipermasalahkan.
Yogyakarta, IDN Times - Komunitas penggemar One Piece di Yogyakarta yang menamakan diri mereka Nakama Istimewa Yogyakarta merespons pengibaran bendera One Piece yang terjadi akhir-akhir ini. Komunitas ini memilih tetap menikmati One Piece sebagai hiburan di tengah kontroversi seputar pengibaran bendera One Piece jelang peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia.
Jolly Roger kepunyaan Straw Hat Pirates menampilkan simbol tengkorak tersenyum dengan topi jerami, beserta dua tulang bersilang di belakangnya. Bukan tanpa makna, topi jerami melambangkan tekad dan mimpi Shanks untuk menjadi Raja Bajak Laut. Sedangkan senyuman tengkorak adalah gambaran optimisme dan semangat Luffy, sekaligus menegaskan kebebasan dan persahabatan yang dijunjung tinggi oleh krunya.
Bendera ini dinilai membawa narasi perlawanan yaitu kala Luffy membakar bendera Pemerintah Dunia demi menyelamatkan Nico Robin yang menegaskan Jolly Roger sebagai simbol penolakan terhadap penindas.
1. Anggota didatangi aparat karena pakai atribut One Piece

Nakama Istimewa Yogyakarta dibentuk sejak tahun 2014. Mereka kini sudah memiliki ratusan anggota dari seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Salah satu anggota Nakama Istimewa Yogyakarta, Tri Saputra mengatakan anggotanya ada yang pernah didatangi aparat penegak hukum (APH) karena menggunakan atribut dan membuat gambar bertema One Piece, hingga diminta untuk menghilangkan dan menghapus gambarnya. Namun selama komunitas berkegiatan, tidak pernah ada teguran dari pihak mana pun. Nakama menekankan kegiatan mereka tak pernah menyimpang dari aturan.
"Kegiatan dari komunitas yang biasa kita lakukan yaitu kopdar (kopi darat) dan kopsan (kopi santai) yang menjadi ajang berkumpulnya komunitas untuk silahturahmi dan membahas chapter terbaru dari serial atau manga One Piece. Kadang bisa adu argumen, sudut pandang, dan lain-lain," jelasnya saat diwawancarai pada Jumat (15/8/2025). Komunitas ini juga sering membantu tugas akhir mahasiswa yang mengangkat tema One Piece.
2. Patuhi aturan cara pengibaran bendera

Terlepas filosofi Jolly Roger, menurut Tri tak seharusnya menjadi alasan pelarangan penggunaannya, lantaran One Piece adalah tokoh fiksi.
"Mungkin yang melarang kurang tahu atau kurang mengerti bahwa bendera tersebut hanyalah anime, yang menjadi poin dilarangnya mungkin dari cara pengibarannya. Memang di Indonesia ada aturannya, misalnya boleh mengibarkan bendera tapi tidak lebih tinggi dari Bendera Merah Putih, untuk hal tersebut kami dari komunitas sudah mengetahui dan pasti mematuhi kebijakan tersebut," ujarnya.
3. Jelly Roger adalah identitas anime tanpa sangkut paut undur di dunia nyata

Tri Saputra menambahkan kebebasan berekspresi di Indonesia sejauh ini masih bebas. Namun, dia mengakui ada beberapa kasus tertentu yang tak seharusnya dipermasalahkan, termasuk soal pengibaran Jolly Roger.
"Kami merasa agak terganggu karena alasannya tidak jelas kenapa dilarang dan kami merasa larangan ini karena kurangnya informasi atau literasi dengan hal-hal yang dilarang trsebut," terangnya.
Ia menjelaskan identitas Jolly Roger yang banyak dibawa dalam aksi massa tidak memberi pengaruh, lantaran bendera tersebut hanyalah identitas pada lakon series atau anime tanpa menyangkut pada suatu unsur atau kelompok tertentu dalam dunia nyata.
"Kami menganggap itu hanyalah bentuk kebebasan berekspresi saja," jelasnya. Tri menambahkan Jolly Roger adalah identitas, tapi bukan satu-satunya ikon dalam cerita One Piece.
"Jolly roger bagi kami bisa dibilang sebagai identitas. Pada One Piece, Jolly Roger tidak hanya satu, tapi terdiri dari berbagai jenis, beda bajak laut beda pula Jolly Roger-nya. Namun yang memang menjadi Jolly Roger andalan adalah Jolly Roger milik straw hat pirates (shp) karena memang shp adalah lakon utamanya," kata Tri