Batik Parang Rusak Barong, Pernah Diciptakan dan Dipakai oleh Raja

Tidak bisa dipakai oleh sembarang orang!

Batik merupakan salah satu kebudayaan asli Indonesia. Setiap daerah di Indonesia tentunya memiliki motif batik yang berbeda-beda. 

Salah satunya adalah motif Batik Parang Rusak Barong. Motif ini sendiri diciptakan oleh seorang raja saat sedang bertapa, lho. 

Berikut ini akan dijelaskan lebih lengkap mengenai informasi tentang batik parang rusak barong ini. Simak sampai akhir, ya!

1. Diciptakan oleh Sultan Mataram ke-3

Batik Parang Rusak Barong, Pernah Diciptakan dan Dipakai oleh Rajailustrasi Sultan Agung Hanyakrakusuma (flickr.com/fckjhon)

Batik ini merupakan hasil karya dari Sultan Agung Hanyongkrokusumo. Beliau menciptakan karya seni batik ini pada saat melakukan pertapaan di pegunungan di pesisir selatan pulau Jawa. 

Tempat pertapaan tersebut terlihat seperti pereng atau tebing berbaris yang disebut juga dengan parang. Di bagian tempat ini terdapat tempat yang rusak, sehingga disebut parang rusak. 

Muncul lah kata barong yang berarti roh pelindung lambang kebaikan. Lalu, sang Raja mengekspresikan itu semua menjadi sebuah karya yang disebut batik parang rusak  barong.

Baca Juga: 5 Perbedaan Batik Jogja dan Batik Solo, dari Warna hingga Motif

2. Memiliki filosofi yang dalam

Batik Parang Rusak Barong, Pernah Diciptakan dan Dipakai oleh RajaNgabekten kepada Raja Keraton Yogyakarta. (Instagram.com/Keraton Yogyakarta)

Setiap motif batik memiliki filosofi tersendiri. Batik ini juga menyimpan banyak arti yang dapat kamu pelajari, lho.

Motif ini sendiri menggambarkan tentang pengendalian diri dalam usaha yang dinamis, kebijaksanaan, dan tidak gegabah saat bertindak. Kamu dapat meresap makna ini sebagai nasihat yang berguna untuk kehidupan sehari-hari.

3. Memiliki dua versi motif

Batik Parang Rusak Barong, Pernah Diciptakan dan Dipakai oleh RajaMotif batik parang rusak barong (dok. batikindonesia.com)

Batik parang rusak barong memiliki dua versi, yakni batik parang rusak barong khas Yogyakarta dan khas Surakarta. Secara umum, perbedaan itu tampak dari garis-garis melengkung terbentuk lebih luweh dan beragam. 

Warna coklat yang mewarnai barong secara keseluruhan, selain itu mata gareng pada gaya Yogyakarta nampak berbentuk bulat. Bentuk badan barong gaya Surakarta pun juga lebih ramping dibandingkan dengan barong ala batik parang rusak barong Yogyakarta, perbedaan inilah yang membuat keduanya semakin memiliki ciri khas masing-masing.

4. Tak bisa dipakai oleh sembarang orang

Batik Parang Rusak Barong, Pernah Diciptakan dan Dipakai oleh RajaGood News From Indonesia

"Diciptakan oleh raja dan dipakai untuk raja", mungkin kalimat ini akan tepat untuk menggambarkan keistimewaan batik parang rusak barong ini. Sebab pada zaman dahulu, hanya para raja dan ksatria yang boleh memakainya. 

Batik ini melambangkan ketegasan, kewibawaan, dan ketangguhan seorang raja dan ksatria. Tidak sembarang orang  bisa memakai batik parang rusak barong ini ke istana keratonan.

Baca Juga: 10 Potret OOTD Putri Marino dengan Kain Lilit Batik, Anggun nan Modis!

Itulah beberapa informasi menarik tentang batik parang rusak barong yang memiliki keistimewaan. Sayangnya kamu tidak bisa menggunakan motif ini, nih!

Topik:

  • Cynthia Nanda Irawan

Berita Terkini Lainnya