- Masukkan sisa-sisa makanan secara berurutan. Lapisan paling bawah bisa kamu masukkan sampah yang mengandung karbon. Jangan lupa tambahkan tanah pada lapisan karbon.
- Berikutnya, masukkan sampah yang mengandung nitrogen untuk lapisan selanjutnya. Selanjutnya, lakukan secara selang seling antara sampah karbon dan nitrogen.
- Setelah wadah terisi penuh, segera tutupi kompos. Diamkan kompos selama dua minggu.
- Lakukan pengadukan setiap satu minggu sekali sampai kompos siap panen.
Cara Mengompos Sisa Makanan, Bikin Dapurmu Lebih Ramah Lingkungan

- Pahami bahan pembuat kompos sisa makanan
- Tidak semua sisa makanan bisa dikompos
- Pisahkan jenis sisa makanan
Sampah makanan atau food waste masih jadi persoalan lingkungan yang sering luput dari perhatian. Padahal, sisa makanan yang menumpuk bisa menghasilkan gas metana yang berkontribusi pada pemanasan global. Salah satu cara sederhana untuk menguranginya adalah dengan mengompos sisa makanan.
Dengan peralatan seadanya, kamu bisa mengubah sisa bahan dapur jadi pupuk alami yang bermanfaat untuk tanaman. Yuk, simak langkah-langkah mudahnya berikut ini!
1. Pahami bahan pembuat kompos sisa makanan

Pengomposan bertujuan mengolah sisa makanan atau sampah menjadi pupuk, yang nanti bisa digunakan sebagai bahan campuran media tanam. Untuk membuat kompos sendiri membutuhkan beberapa bahan, di antaranya nitrogen, karbon, dan air.
Nitrogen bisa didapatkan dari bahan-bahan yang cenderung berwarna hijau. Misalnya daun, rumput, sisa buah dan sayuran mentah, termasuk sisa kopi dan teh. Sedangkan karbon berasal dari bahan-bahan berwarna cokelat. Contohnya daun-daun yang mengering, cangkang telur, ranting pohon, sekam, hingga kertas.
Sebelum memasukkan bahan pembuat kompos ke dalam wadah, pastikan kamu sudah mencacah atau menghancurkannya terlebih dahulu. Hal tersebut akan memudahkan proses penguraian pada sisa-sisa makanan.
2. Tidak semua sisa makanan bisa dikompos

Tidak semua jenis sisa makanan bisa dijadikan kompos. Ada beberapa sisa makanan yang tidak bisa dimasukkan ke dalam wadah kompos. Misalnya sisa daging, tulang, produk mengandung minyak dan susu. Sisa-sisa makanan tersebut akan menghambat proses penguraian dan menimbulkan bau.
Benda lain yang tidak bisa dicampurkan pada kompos adalah kantong teh dan kopi. Untuk ampas teh dan kopi masih bisa dicampurkan dengan sisa bahan kompos lain. Tetapi, untuk kantongnya tidak bisa, karena kantong teh tidaklah biodegradable, dan sulit diuraikan.
3. Pisahkan jenis sisa makanan

Setelah mengetahui sampah mana saja yang bisa dikompos, sediakan dua atau tiga tempat sampah di dapur. Pemisahan sampah ini berguna untuk mengelompokkan sampah dan mempermudahmu dalam melakukan pengomposan.
Minimal bagi sampah menjadi tiga kategori sisa makanan untuk kompos, sisa makanan yang tidak bisa dikompos, dan sampah plastik atau mengandung bahan biodegradable. Jangan pernah mencampur sampah yang tidak sesuai dengan kelompok. Ini hanya akan menghambat proses pengomposan.
4. Masukkan bahan pembuat kompos dengan urutan yang sesuai

Kompos harus disediakan tempat khusus sebagai tempat penampung. Wadah yang paling umum adalah box atau ember. Ukurannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan dapur. Ikuti cara berikut ini:
5. Tambahkan MOL dan air bila perlu

Sebenarnya, tanpa MOL sampah-sampah makanan bisa terurai sendiri. Akan tetapi membutuhkan waktu urai yang sangat lama. MOL atau dikenal mikro organisme lokal dapat membantu percepatan proses penguraian pada kompos. MOL biasanya berupa benda cair, salah satu yang paling populer adalah cairan EM4 yang dijual di toko-toko pertanian.
Selain MOL, perhatikan tekstur kompos. Bila tekstur kompos terlalu kering, akan memperlambat proses penguraian. Tambahkan air bila tekstur kompos kurang lembab. Pemberian MOL dan air akan membantu organisme pengurai bekerja lebih cepat, sehingga bisa menghasilkan pupuk lebih cepat.
6. Proses panen kompos

Kompos dapat dipanen bila sudah menjadi pupuk. Beberapa ciri kompos yang siap panen adalah kompos sudah berbentuk mirip dengan butiran tanah. Aroma yang ditimbulkan dari kompos tidak berbau.
Proses panen kompos paling cepat adalah 30 hari, bergantung pada kapasitas kompos dan bahan pembuat kompos. Bahkan, kompos butuh waktu tujuh bulan untuk bisa menjadi pupuk. Hal paling terpenting adalah kamu rajin untuk membuka dan mengecek wadah kompos. Sehingga kamu bisa memantau perubahan bentuk kompos.
7. Sediakan maggot

Seperti yang sudah disebutkan di atas, sebagian sisa makanan dari piring tidak serta merta bisa dimasukkan ke dalam wadah kompos. Misalnya sisa daging, makanan olahan, hingga roti. Maggot dari lalat black soldier fly (BSF) bisa jadi solusi mengatasi sisa makanan yang tidak bisa dibuat kompos.
Sisa sampah organik bisa dijadikan pakan untuk maggot. Cukup sediakan kandang untuk maggot di tempat terbuka yang terkena sinar matahari. Maggot akan menggerogoti pakan berupa sisa makanan dapur. Maggot juga bisa dijadikan pakan ternak untuk lele, ayam, hingga ikan.
Mengompos bukan cuma cara cerdas mengurangi sampah makanan, tapi juga langkah kecil menuju gaya hidup yang lebih berkelanjutan. Selain ramah lingkungan, hasil komposnya bisa kamu manfaatkan untuk menyuburkan tanaman di rumah. Jadi, mulai sekarang yuk, ubah kebiasaan membuang sisa makanan jadi kegiatan bermanfaat yang membantu bumi tetap lestari!


















