Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fenomena Job Hugging, Loyal pada Pekerjaan Tapi Karier Tak Berkembang

Fenomena Job Hugging, Loyal pada Pekerjaan Tapi Karier Tak Berkembang
ilustrasi karyawan (pexels.com/Los Muertos Crew)
Intinya sih...
  • Job hugging muncul ketika karyawan bertahan di pekerjaan demi rasa aman meski ada peluang berkembang.
  • Faktor budaya, job security, serta sistem manajemen SDM yang minim jalur karier memperkuat fenomena ini.
  • Dr. Rini Juni Astuti (UMY) menekankan pentingnya keseimbangan: perusahaan memberi stabilitas, karyawan fokus pada pengembangan diri agar loyalitas tetap produktif.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bantul, IDN Times – Fenomena job hugging semakin banyak ditemui di dunia kerja. Istilah ini menggambarkan kondisi ketika karyawan terlalu melekat pada pekerjaannya, meski terdapat peluang untuk berkembang atau berpindah.

Menurut Dr. Rini Juni Astuti, Dosen Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), fenomena ini dapat membawa dampak positif maupun negatif. “Job hugging bisa meningkatkan loyalitas, tetapi juga berisiko menimbulkan stagnasi. Kuncinya adalah menciptakan lingkungan kerja yang menyeimbangkan stabilitas dengan tantangan perkembangan karier,” jelas Rini, pada Senin (15/9/2025) dilansir laman resmi UMY.

1. Faktor budaya dan rasa aman jadi pendorong utama

Dr. Rini Juni Astuti, SE., M.Si. (umy.ac.id)
Dr. Rini Juni Astuti, SE., M.Si. (umy.ac.id)

Rini menjelaskan bahwa rasa aman dan persepsi risiko menjadi alasan utama karyawan cenderung melakukan job hugging. Banyak pekerja memilih bertahan karena khawatir kehilangan stabilitas finansial maupun psikologis, bahkan ada yang kurang percaya diri menghadapi tantangan baru.

“Budaya Indonesia cenderung menjaga harmoni dan menghindari konflik, sehingga banyak pekerja lebih memilih stabilitas. Loyalitas dianggap sebagai bentuk bakti dan dedikasi. Selain itu, banyak yang lebih menekankan pada job security berupa gaji tetap, tunjangan, dan pensiun, ketimbang tantangan karier. Inilah sebabnya fenomena job hugging sangat kuat, terutama di sektor pemerintahan dan BUMN,” ujarnya.

2. Peran manajemen perusahaan dalam memperkuat atau mengurangi job hugging

ilustrasi karyawan (pexels.com/Thirdman)
ilustrasi karyawan (pexels.com/Thirdman)

Selain faktor budaya, sistem manajemen SDM juga berpengaruh besar. Perusahaan yang tidak memiliki jalur karier jelas, sistem penghargaan statis, hingga minim program pengembangan cenderung memperkuat fenomena ini.

“Perusahaan tidak perlu menghapus job hugging sepenuhnya karena loyalitas tetap bernilai. Namun, fenomena ini harus dikelola dengan baik. Strategi yang bisa dilakukan antara lain membangun jalur karier yang jelas, memperkuat pelatihan, menerapkan rotasi, hingga menghadirkan coaching dan mentoring. Dengan begitu, karyawan tidak sekadar bertahan, tetapi juga produktif,” tegas Rini.

3. Pesan untuk generasi muda yang baru masuk dunia kerja

ilustrasi anak muda (pexels.com/Christina Morillo)
ilustrasi anak muda (pexels.com/Christina Morillo)

Rini juga memberikan pesan kepada anak muda agar tidak terjebak dalam kenyamanan semata. Kompetensi dan keberanian menghadapi perubahan perlu dikembangkan sejak awal memasuki dunia kerja.

“Anak muda sebaiknya fokus pada pengembangan diri, berani keluar dari zona nyaman, dan membangun mindset karier jangka panjang. Jangan takut dengan perubahan, perluas jejaring, serta kelola keseimbangan antara stabilitas dan pertumbuhan,” ujarnya.

Rini menekankan bahwa keseimbangan antara stabilitas dan pengembangan diri merupakan kunci. Menurutnya, perusahaan sebaiknya mampu memberikan rasa aman, sementara karyawan memanfaatkannya untuk terus tumbuh dan beradaptasi.

“Prinsipnya adalah security as a foundation, growth as a direction. Dengan begitu, loyalitas berubah dari job hugging pasif menjadi loyalitas produktif,” tutup Rini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us

Latest Life Jogja

See More

Fenomena Job Hugging, Loyal pada Pekerjaan Tapi Karier Tak Berkembang

15 Sep 2025, 14:37 WIBLife