Puspa Lab, Kafe Musik dan Kolektif di Wates Kulon Progo

- Puspa Lab tawarkan diskon 10 persen setiap Senin untuk pengunjung yang memakai kaos band atau merchandise musisi, sebagai bentuk dukungan kepada para musisi.
Wates, IDN Times - Puspa Lab, berlokasi di sebuah dalam perumahan polisi. Sepintas jika tak dicermati, memang tidak mirip sebuah kafe. Tempat ini memang gak terlalu luas, hanya mampu menampung 10-15 orang.
Tak hanya lokasinya yang unik, tujuan pendiriannya juga berbeda dengan kafe kebanyakan. Dua pendiri Puspa Lab, menginginkan tempat ini sebagai wadah bagi komunitas, terutama musik.
"Jadi, kami ingin sebuah kafe yang mengombinasikan dengan musik. Kopi sebagai medianya dan ada tempat buat teman-teman bisa ngobrol," ujar Benny Koco, salah satu founder Puspa Lab saat ditemui pada Senin (29/7/2025) di Puspa Lab.
1. Berangkat dari kecintaan terhadap musik

"Di sini (Puspa Lab), semua bisa ngobrol apa pun terutama soal musik. Awalnya saya dan teman dari satu band juga satu tongkrongan," kata Benny memulai obrolan. Kecintaannya pada musik, terutama lagu cadas memang terasa kental di kafe miliknya.
Benny mengakui kafe yang dikombinasikan dengan musik miliknya ini, bukan yang pertama di Kulon Progo dan Kota Yogyakarta. Ia meneruskan ide tersebut dengan tetap memberi sentuhan yang lebih pribadi. Mulai dari musik yang diperdengarkan, kaset lama, zine, hingga poster band sebagai hiasan di salah satu sudutnya.
2. Memberi ruang pada komunitas di Kulon Progo untuk berjalan bersama

"Apa ya yang membedakan dengan kafe lainnya... mungkin karena Puspa Lab itu kolektif space. Ada beberapa koletif yang berjalannya beririsan dengan Puspa, misalnya ada Ragam Arena, Kolektif Eureka, dulu juga kami bersama West Sprayer, komunitas grafiti," ungkap Benny.
Puspa Lab tak sekadar tempat nongkrong, tapi menyediakan tempat bertumbuh sekaligus mendukung komunitas lokal Kulon Progo. Hal ini juga dibuktikan dengan beberapa kali Puspa Lab menerbitkan zine yang mengulas tentang ekosistem musik yang ada di Kulon Progo.
"Ini (zine yang diterbitkan) terkait tentang culture anak muda seperti apa, kemudian keresahan apa yang dirasakan anak muda di Kulon Progo, lalu kami buat artikel dan terbitkan menjadi zine. Zine itu kami display di Puspa dan siapa pun bisa ambil secara gratis."
Meski fokus pada musik, ia mengaku terbuka dengan komunitas lain. Kolektif Eureka misalnya yang merupakan komunitas literasi dan sejarah, pernah beberapa kali mengadakan acara di Puspa Lab dan dengan tangan terbuka Benny menyambutnya.
3. Promo setiap Senin pakai kaos band

Hal unik lain dari Puspa Lab yang jarang ada di kafe lain adalah promo diskon 10 persen setiap hari Senin jika memakai kaos band.
"Kami ada diskon 10 persen setiap hari Senin, untuk siapapun yang memakai kaos band atau musisi siapapun. Jadi bisa lokal atau yang internasional," ungkap Benny.
Menurutnya, ini adalah bagian dari tiga cara untuk mendukung musisi, yaitu dengan membeli rilisan musik, menonton konser, dan membeli merchandise. Bagi Benny, ini salah satu bentuk dukungan Puspa Lab kepada para musisi supaya terus berkembang sekaligus memberikan kejelasan sebagai kafe yang beririsan dengan musik.
"Juga buat mitos-mitos baru, misal 'koe nek nganggo kaos band iso dihargai, lho di Puspa," ujarnya. Ia menambahkan campaign ini bukan sesuatu yang baru di kafe lainnya, tapi di Wates merupakan promosi yang unik dan belum banyak digunakan.
Bagi kamu yang ingin merasakan vibes kafe musik ala Puspa Lab, atau ingin membuktikan potongan 10 persen saat hari Senin, datang saja ke Jalan Kweni Nomor 2, Terbah, Wates, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo.