Beberapa waktu lalu viral konten dari TikTok yang menyebar ke media sosial lain adanya makanan berbentuk mirip rambut kemaluan. Banyak orang masih tampak asing dengan bentuknya hingga ada juga yang mengatakan mirip sanggul.
Sang konten kreator, @meimeimecin, mengatakan bahwa makanan itu adalah fat choy dan kerap digunakan dalam chinese food. Simak fakta fat choy yang sering disebut sayuran rambut di bawah ini, yuk!
Fat choy dibuat dari cyanobacteria yang hidup di darat lalu membentuk untaian panjang hingga disebut seperti rambut. Mengutip dari laman Clovegarden, cyanobacteria banyak ditemukan di Gurun Gobi dan Dataran Tinggi Qinghai.
Karena tingginya peminat, panen cyanobacteria lantas dibatasi. Sebab karena terus menerus dipanen, menyebabkan erosi di sekitar lahan. Sayangnya, karena dibatasi panen tersebut membuat banyak orang memalsukan fat choy.
Fat choy yang asli memiliki corak kehijauan. Berbeda dengan yang palsu yang biasanya ditambah dengan tepung, biasanya memiliki warna yang hitam legam.
Fat Choy termasuk dalam makanan penting, terutama saat Tahun Baru Imlek. Dalam bahasa Kanton, penyebutan fat choy terdengar sama dengan frase bahasa Kanton, yakni "Gung hei faat coi". Frasa tersebut memiliki makna yaitu 'semoga Anda sejahtera'.
Fat choy adalah hidangan alternatif dari mi dan sering juga sebagai tambahan bahan hot pot. Sementara saat disajikan saat tahun baru, fat choy akan ditambah dengan tiram kering yang kenyal.
Nah, perlu diketahui nih kalau fat choy yang asli bisa tetap kenyal sekalipun direbus selama 30 menit. Berbeda dengan fat choy palsu yang gampang remuk.
Fat Choy sangat populer di China, Hongkong, dan Vietnam. Sayangnya, menurut laman Clovegarden, analisis laboratorium di Universitas Cina Hong Kong menemukan bahwa itu sama sekali tidak dapat dicerna dan tidak memiliki nilai gizi.
Selain itu, ditemukan mengandung asam amino beracun yang dapat berdampak negatif pada fungsi sel saraf normal, kemungkinan menyebabkan penyakit otak degeneratif, bahkan demensia. Meskipun begitu, jika hanya dikonsumsi setahun sekali dengan jumlah yang kecil, mungkin tak akan menyebabkan penyakit.
Ada berbagai pro dan kontra dalam mengonsumsi fat choy. Kalau menurutmu, terlepas dari rasanya yang mirip rumput dan bentuknya yang unik, masih berminat gak nih buat menjajalnya?