Pasar Beringharjo selama ini dikenal sebagai tempat belanja oleh-oleh murah di Yogyakarta. Sederet pedagang daster, kebaya, sampai batik sarimbit bisa ditemukan di sini.
Walau begitu, di dalam Pasar Beringharjo yang terkenal sebagai sentra belanja, ada beragam kuliner tersembunyi yang lezat, bahkan ada yang sudah legendaris! Penasaran? Ini daftarnya!
Saat memasuki pintu Pasar Beringharjo, kamu akan disambut dengan berjejernya penjual nasi pecel. Nasi pecel di Pasar Beringharjo memang jadi salah satu ciri khas dan biasanya disebut dengan pecel senggol. Disebut seperti itu karena antara satu pedagang dengan pedagang lain letaknya hanya bersebelahan akibat minim tempat. Pembeli pun jadi harus bersenggolan atau berdesakan saat makan.
Yang bikin istimewa dari nasi pecel di sini bukan hanya itu, tapi juga penggunaan kembang turi. Kembang turi adalah sejenis bunga-bungaan yang bisa disantap, meski rasanya memang lumayan pahit. Nasi pecal gak sendirian, para pedagang kemudian disediakan lauk sebagai pendampingnya. Ada sate usus, sate telur puyuh, gudeg, dan gak ketinggalan puyuh bacemnya.
Meski begitu, kini banyak pedagang nasi pecel yang dipindahkan ke Teras Malioboro. Jadi, kalau kamu lapar dan ingin makan nasi pecel kembang turi, bisa loh langsung menuju Teras Malioboro 1.
Kalau penjaja nasi pecel banyak ditemui di bagian depan Pasar Beringharjo, kamu yang masuk melalui pintu samping, indra penciumanmu akan ‘diganggu’ dengan aroma khas dari sate kere. Sate kere sendiri adalah olahan dari lemak, jantung, usus, dan kikil sapi kemudian diberi bumbu kecap, lalu dibakar.
Biasanya sate kere akan dinikmati bersama dengan lontong dan diberi sambal kecap. Soal rasa, kamu gak perlu ragu lagi karena meski dianggap kurang sehat, tapi bikin ketagihan. Namun kalau kamu menghindari jeroan sapi, biasanya penjaja sate kere juga menyediakan sate ayam dan sate dari telur ayam muda. Sudah pernah coba?
Disebut hidden gems-nya Pasar Beringharjo, ada Empal Bu Warno yang memang terkenal lezat. Nasi empal Bu Warno sebenarnya gak hanya buka di Pasar Beringharjo, tapi banyak pelanggan terutama yang menemani belanja, memilih buat makan siang di sini alih-alih ke beberapa cabang lainnya.
Sebenarnya dalam sepiring nasi empal penampilannya sederhana saja. Yaitu nasi yang dicetak dengan mangkuk, empal yang digoreng, beserta sambal korek yang pedas nikmat. Apalagi gak perlu khawatir susah makan karena empalnya empuk.
Sayangnya, lokasi Empal Bu Warno memang lumayan sempit. Terlebih jika makan saat jam makan siang, harus berebut kursi dengan pembeli lainnya.
Gak lengkap kalau ke Pasar Beringharjo tanpa makan soto legendarisnya. Apalagi kalau bukan Soto Daging Bu Pujo yang sudah buka sejak 1960-an. Kuliner ini terkenal dengan cita rasa yang kaya dengan kuah gurih, tapi ada sedikit rasa manisnya. Soto daging di sini biasanya disajikan bersama tempe garit yang asin dan garing.
Yang juara di sini bukan hanya soto dan tempenya, tapi juga es campur jadul yang tentu saja menyegarkan. Namun kalau lagi kurang beruntung dan kehabisan es campur, segelas es dawet atau es kelapa bisa jadi penyegar di siang bolong.
Siapa bilang di Pasar Beringharjo gak bisa menemukan makanan untuk sarapan? Ada banget, apalagi untuk kamu yang doyan makan jenang. Sudah buka sejak 1998, Jenang Bu Darmi sangat banyak macamnya. Mulai dari jenang sumsum, biji salak, mutiara, dan wajik.
Dengan harga Rp9 ribu per gelas plastik, sudah bisa mengganjal perut. Kamu bisa pilih mah campur jenangnya atau hanya pilih salah satu. Setelah itu diberi juruh dari gula jawa yang legit dan santan yang gurih, sehingga menghasilkan jenang yang gak terlalu manis tapi tetap khas. Meski sering antre, sosok Bu Darmini yang ramah bikin betah menunggu demi segelas jenangnya yang enak itu!
Menemani ibu atau saudara berburu daster murah di Pasar Beringharjo memang memakan waktu lama. Selain bosan, rasanya pasti gerah ya? Coba menepi sejenak, dekat pintu sebelah utara, ada es dawet legendaris yang penjualnya sudah berjualan sejak masih gadis, sampai sudah punya cucu, loh, namanya Es Dawet Mbah Hari.
Harga es dawet di sini hanya berkisar Rp5 ribu saja. Isinya aneka cendol warna-warni, cincau, kemudian dituang santan, juruh yang dicampur nangka, dan diberi es batu. Meski harganya murah meriah, Es Dawet Mbah Hari tanpa pemanis buatan kok. Segar dan alami!
Ini dia kuliner paling hits di Pasar Beringharjo, Mi Nyemek Bu Iyah. Lokasinya ada di bagian utara atau tepatnya di depan toko Galery Silver. Mi Nyemek Bu Iyah dibuat dari mi instan yang kemudian dimasak dengan bumbu buatan Bu Iyah sendiri. Mi goreng instan yang biasanya cenderung kering, rasanya jadi sedikit basah, pedas, dan sedikit manis.
Tempat berjualan Bu Iyah lumayan sempit, jadi kalau berminat makan di sini, kamu harus rela berdesakan dengan sesama pengunjung lainnya. Nah, kalau mi nyemek masih kurang mengenyangkan, kamu boleh mampir makan bakso atau gado-gado yang lokasinya bersebelahan dengan mi nyemek ini. Gak kalah enak!
Lengkap ‘kan kuliner di Pasar Beringharjo? Mau yang segar-segar ada, yang bikin kenyang seharian ada, atau yang legendaris pun layak dicoba. Tinggal cap cip cup nih mau menjajal yang mana dulu kalau ke Pasar Beringharjo. Selamat jajan!