Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pameran Pangastho Aji, Kisahkan Teladan Sultan Hamengku Buwono VIII

‘Pangastho Aji, Laku Sultan Kedelapan’ di Keraton Jogja (instagram.com/kratonjogja)
‘Pangastho Aji, Laku Sultan Kedelapan’ di Keraton Jogja (instagram.com/kratonjogja)
Intinya sih...
  • Keraton Yogyakarta membuka pameran kontemporer “Pangastho Aji, Laku Sultan Kedelapan” yang mengisahkan kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII.
  • Pameran menyoroti teladan HB VIII yang menggabungkan modernisasi dengan pelestarian tradisi, serta menekankan pembangunan inklusif dan berkeadilan.
  • Digelar 27 September 2025–24 Januari 2026 di Kompleks Kedhaton, pameran dilengkapi tur kuratorial, lokakarya budaya, dan acara pendukung lainnya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Keraton Yogyakarta rutin menggelar pameran kontemporer dengan tema yang selalu berbeda. Terbaru, digelar pameran akhir tahun bertajuk “Pangastho Aji, Laku Sultan Kedelapan”. Acara ini resmi dibuka pada Jumat (26/92025) malam di Kagungan Dalem Pagelaran Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Pembukaannya dimeriahkan dengan pertunjukan seni Wayang Wong lakon Parta Krama yang sukses menyita perhatian penonton. Pameran ini dibuka langsung oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang juga ikut menyaksikan pertunjukan karya Sri Sultan Hamengku Buwono VIII tersebut. Dalam sambutannya, Sri Sultan menyebut pameran Pangastho Aji sebagai laku ziarah budaya yang mengisahkan kehidupan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII.

1. Mengisahkan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII jika modernisasi tidak harus merampas tradisi

Potret Sri Sultan HB VIII (kratonjogja.id)
Potret Sri Sultan HB VIII (kratonjogja.id)

“Beliau, Sang Raja Kedelapan, mengajarkan kepada kita bahwa kekuasaan tanpa kebudayaan hanyalah kekosongan, dan kebudayaan tanpa keberpihakan pada rakyat hanyalah hiasan belaka. Ia dikenal sebagai pemimpin yang menumbuhkan “demokrasi seni”, membuka pintu keraton, agar denyut tari, gamelan, dan wayang wong dapat dirasakan kawula, bahkan para pelajar asing yang datang menimba ilmu. Inilah teladan kepemimpinan yang sejati, tidak meninggikan sekat, melainkan menyalakan pelita bagi semua,” ungkap Sri Sultan dilansir dari laman resmi Pemda DIY.

Selanjutnya, Sri Sultan menyebut bahwa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII menegaskan jika modernisasi tidak harus merampas tradisi. Sri Sultan Hamengku Buwono VIII menyongsong pendidikan barat, mengutus putra-putrinya belajar sampai ke Belanda, sekaligus tetap memelihara kearifan Jawa. Beliau merintis industrialisasi awal Yogyakarta dengan tetap memastikan kebudayaan menjadi dasar pijakan.

2. Pameran menjadi cara meneladani sifat Sri Sultan Hamengku Buwono VIII

‘Pangastho Aji, Laku Sultan Kedelapan’ di Keraton Jogja (instagram.com/kratonjogja)
‘Pangastho Aji, Laku Sultan Kedelapan’ di Keraton Jogja (instagram.com/kratonjogja)

“Inilah keluhuran seorang pemimpin, yang mampu menautkan 'sangkan paraning dumadi', akar dan tujuan hidup, dengan denyut zaman yang terus berubah. Dan di tengah perjalanan bangsa Indonesia kini, sabda leluhur itu kembali terasa relevan. Pembangunan yang kita kejar, akan kehilangan jiwa jika abai terhadap kerakyatan dan keadilan. Hal ini senada dengan falsafah 'Hamemayu Hayuning Bawana', sebuah kewaiban moral, untuk memelihara keindahan dan keselamatan dunia, serta menjaga keseimbangan jagad lahir dan batin,” tutur Sri Sultan.

Melalui pameran ini, Sri Sultan mengajak semua pihak untuk merenungi teladan Sri Sultan HB VIII sebagai inspirasi peradaban Indonesia masa kini: demokrasi yang bekerakyatan, pembangunan yang inklusif, serta resilien.

“Dengan demikian, bangsa ini akan mencapai cita-cita 'gemah ripah loh jinawi, tata tentrem karta raharja' yang dalam bahasa global dapat kita sebut sebagai 'sustainable and prosperous society',” kata Sri Sultan.

3. Pameran sebelumnya telah mengangkat tokoh-tokoh Sultan lain

‘Pangastho Aji, Laku Sultan Kedelapan’ di Keraton Jogja (instagram.com/kratonjogja)
‘Pangastho Aji, Laku Sultan Kedelapan’ di Keraton Jogja (instagram.com/kratonjogja)

Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara, selaku Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Nitya Budaya Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, menjelaskan bahwa menjelang akhir tahun ini, tema yang diangkat untuk materi pameran adalah Sri Sultan Hamengku Buwono VIII. Sebelumnya, tokoh-tokoh Sultan lain sudah ditampilkan dalam pameran seperti Jayapatra dan Lenggahing Harjuno.

Berdasarkan sumber sejarah, termasuk tradisi lisan, GPH Puruboyo baru menerima gelar Hamengku Negoro IV setelah ketiga kakak laki-lakinya tidak diangkat menjadi Sultan. Penobatannya sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono VIII diselimuti oleh nuansa politik yang kuat. Meskipun demikian, masa kepemimpinannya ditandai dengan berbagai pembaruan signifikan di sektor sosial, ekonomi, dan seni pertunjukan. Selama periode pemerintahannya, terjadi peningkatan pesat dalam produksi perwujudan budaya visual.

“Perubahan kentara terlihat pada ornamen-ornamen bangunan keraton yang begitu megah setelah dipugar. Penanda kekuasaan dan sengkalan dengan begitu nyata tampak pada sudut-sudut bangunan. Dalam seni pertunjukan, upaya untuk mewujudkan karakter dari setiap penari wayang wong dengan serius dikerjakan,” ucap GKR Bendara.

4. Pameran kontemporer Kraton Jogja mulai 27 September 2025-24 Januari 2026

Ilustrasi Kraton Jogja (unsplash.com/@engineofyouth)
Ilustrasi Kraton Jogja (unsplash.com/@engineofyouth)

“Mengusung tajuk Pangastho Aji, Laku Sultan Kedelapan, pameran ini mengajak pengunjung untuk mendalami lokus kehidupan hingga kuasa dari sang pangeran Jawa yang menjalani patron sejarah Jawa baru,” terang GKR Bendara.

Ia juga menjelaskan bahwa Pangastho Aji menghadirkan tafsir perjalanan Sultan melalui pembacaan fenomena seni-sosial pada awal abad ke-20, yang bisa memanjakan pengunjung melalui sudut sudut artistik ruang pamer. Keraton Yogyakarta pun mengundang seluruh masyarakat untuk hadir secara langsung dan menjadi bagian dari proses pelestarian sejarah dan budaya melalui setiap kegiatan ini.

Nah, apabila kamu tertarik untuk menyaksikan pameran kontemporer Pangastho Ajiini, bisa mulai dikunjungi oleh umum mulai 27 September 2025 sampai dengan 24 Januari 2026. Bertempat di Kompleks Kedhaton Keraton Yogyakarta, pukul 08.00-14.00 WIB. Dan tak cuma pameran utama, akan ada rangkaian acara pendukung yang menarik, seperti Tur Kuratorial, Public Lecturer, Jelajah Pesanggrahan, dan Lokakarya Budaya, lho.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us

Latest Travel Jogja

See More

Interval Palimpsest Pamerkan Karya Empat Seniman Abstrak

27 Sep 2025, 18:10 WIBTravel