Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Haji Bilal, Raja Batik Jogja di Balik Sejarah Kompleks Taman Yuwono

20250726_100702.jpg
Kompleks Taman Yuwono (IDN Times/Dyar Ayu)
Intinya sih...
  • Kompleks Taman Yuwono, kawasan sejengkal dari Malioboro
  • Haji Bilal, raja batik Yogyakarta yang berdagang sampai luar daerah
  • Rumah masa kecil Anies Baswedan dan jejak kekayaan Haji Bilal yang bertebaran

Akhir pekan adalah waktu terbaik untuk menjadi turis di kota sendiri. Keliling Malioboro sambil mengikuti komunitas tur jalan kaki misalnya, bikin membuka mata dan menyadari kalau sudut populer di Yogyakarta ini kaya akan sejarah yang gak banyak diketahui khalayak.

Salah satunya adalah kawasan yang pernah menjadi rumah para pejuang kemerdekaan pada masa penjajahan. Kompleks Taman Yuwono namanya. Meski hanya sejengkal dari Malioboro, tapi suasananya sangat berbeda.

Dan, di dalam perumahan tersebut terdapat rumah masa kecil mantan calon presiden Indonesia, lho. Siapa ya kira-kira?

1. Haji Bilal sebagai saudagar batik dari Yogyakarta

20250726_095405.jpg
Kompleks Taman Yuwono (IDN Times/Dyar Ayu)

"Siapa sangka ya, dekat Malioboro ada sebuah tempat yang setenang ini." Kata Huna, pemandu tur dari Jogja Good Guide pada Sabtu (26/7/2025) saat memasuki Kompleks Taman Yuwono.

Benar saja, kawasan yang secara administratif berada di Sosromenduran, Gedong Tengen, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut bagai tak terpengaruh dari bisingnya Malioboro. Padahal, kedua tempat ini bisa ditempuh dengan jalan kaki lima menit saja.

Keberadaan Kompleks Taman Yuwono tak lepas dari sosok Haji Bilal Atmajoewana yang disebut sebagai raja batik dari Yogyakarta. Ia telah menggeluti dunia bisnis batik sejak usia 19 tahun. Nama kakek dan ayahnya juga tak kalah tersohor.

Dilansir laman Suara Muhammadiyah, kakeknya yang bernama Pekih Ibrahim Diponingrat adalah penghulu pertama Kraton Yogyakarta. Sedangkan ayahnya yang bernama Surawilaga, menjabat sebagai seorang katib.

2. Haji Bilal yang piawai berdagang sampai luar daerah

20250726_100702.jpg
Kompleks Taman Yuwono (IDN Times/Dyar Ayu)

Dijelaskan bahwa Haji Bilal terkenal akan batik tulisnya yang memiliki motif 'saudagaran'. Sebutan saudagaran adalah cara membedakan motif batik milik masyarakat, dengan milik Keraton Yogyakakarta. Lambat laun, ia juga membuat batik cap karena batik tulis memiliki harga yang tinggi. Dengan begitu, diharapkan semua kalangan bisa mendapatkan batik yang bagus dengan lebih terjangkau.

"Batik milik Haji Bilal sudah dikirim sampai luar daerah pada masa itu. Namun uniknya, ia juga membagikan batik-batiknya secara gratis kepada tukang becak." Kata Huna. Huna lalu menjelaskan bahwa pada zaman dulu, tukang becak adalah orang-orang yang memiliki komunikasi lebih terbuka kepada berbagai kalangan, termasuk wisatawan. Karenanya, batik yang dikenakan bisa menjadi ajang promosi dengan cara halus.

Nah, selain bergerak di bidang jual-beli batik, Haji Bilal mulai melebarkan sayap di bidang properti yang salah satunya merupakan Kompleks Taman Yuwono. Kata "Yuwono" pun diambil dari namanya, yaitu Atmajoewana.

3. Haji Bilal meminjamkan rumah-rumah miliknya pada pejuang perang

20250726_100032.jpg
Rumah masa kecil Anies Baswedan di Kompleks Taman Yuwono (IDN Times/Dyar Ayu)

Dalam cerita Huna, dikisahkan bahwa Haji Bilal pernah meminjamkan rumah-rumahnya kepada para pejuang perang. Salah satunya adalah Abdurrahman Baswedan, pahlawan Nasional dan kakek dari Anies Basweran yang merupakan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 sekaligus mantan calon presiden Indonesia 2024.

Rumah yang berada dalam Kompleks Taman Yuwono itu menjadi rumah masa kecil Anies Baswedan bahkan sampai sekarang masih menjadi rumah singgahnya saat berkunjung ke Yogyakarta.

Selain itu, di sini kamu bisa menjumpai tanah lapang dengan dua buah gerbang berukir mewah dengan masing-masing memiliki patung tangan mengepal di bagian atasnya. Rumah-rumah di sekitarnya masih mempertahankan bentuk indisch yang khas, makin menunjukkan perbedaan suasana yang mencolok dengan Malioboro.

4. Jejak kekayaan Haji Bilal yang bertebaran

20250726_095957.jpg
Kompleks Taman Yuwono (IDN Times/Dyar Ayu)

Jejak kesuksesan Haji Bilal tidak hanya bisa dilihat dari Kompleks Taman Yuwono. Beliau adalah salah satu penyokong dana Muhammadiyah. Ia juga mewakafkan sejumlah tanah untuk kepentingan umat.

Di antara tanah tanah dan harta dari H Bilal yang dirawat oleh Muhammadiyah di antaranya yaitu tanah Kompleks Muhammadiyah Purwo di Ngampilan yang saat ini dipakai sebagai SD Muhammadiyah Ngampilan, SMP Muhammadiyan 1 dan SMA Muhammadiyah 5, Masjid, dan Kantor PCM Ngampilan.

Laman web.suaramuhammadiyah.id juga menuliskan bahwa H Bilal dan menantunya memiliki peran besar dalam pembangunan Masjid Margoyuwono di Alun-Alun Selatan hingga Masjid Syuhada di Kotabaru Yogyakarta.

Kalau punya waktu luang dan sedang berada di Malioboro, tak ada salahnya buat melipir ke Kompleks Taman Yuwono, lho. Rasakan sendiri bagaimana suasana dan kesejukan perumahan ini, hingga apa bedanya saat sedang di Malioboro meski lokasinya saling berdekatan. Banyak pepohonan dengan rimbunnya bunga sepatu warna-warni yang cocok buat berfoto!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us