Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Profil Jean-Paul van Gastel Pelatih Eropa Bertangan Dingin Resmi Latih PSIM Jogja

WhatsApp Image 2025-06-18 at 9.19.38 AM.jpeg
Pelatih kepala PSIM asal Belanda, Jean-Paul Van Gastel. (psimjogja.id)
Intinya sih...
  • Jean-Paul van Gastel, pelatih baru PSIM Jogja, juara Liga Belanda bersama Feyenoord dan sukses promosikan NAC Breda ke Eredivisie.
  • Berpengalaman di dunia kepelatihan dengan membantu Feyenoord meraih sejumlah gelar dan melatih di Eropa dan Asia.
  • PSIM Jogja menargetkan bertahan nyaman di Liga 1 dengan kehadiran van Gastel sebagai sinyal proyek jangka panjang klub.

Yogyakarta, IDN Times — Klub promosi Liga 1, PSIM Jogja, resmi memperkenalkan Jean-Paul van Gastel sebagai pelatih kepala untuk musim 2025/2026, pada Selasa (17/6/2025) malam. Langkah ini menunjukkan keseriusan Laskar Mataram dalam menyambut musim baru.

Meski belum familiar di telinga fans sepak bola Indonesia, rekam jejak pelatih asal Belanda berusia 53 tahun ini tak bisa dipandang sebelah mata. Dari Feyenoord hingga Besiktas, Van Gastel malang melintang di jagat sepak bola Eropa dan Asia. Siapa sebenarnya Jean-Paul van Gastel? Yuk, kita kupas dalam beberapa poin berikut.

1. Pernah juara Liga Belanda, ini karier Jean-Paul van Gastel saat jadi pemain

ilustrasi pemain sepak bola di atas lapangan (unsplash.com/@piensaenpixel)
ilustrasi pemain sepak bola di atas lapangan (unsplash.com/@piensaenpixel)

Lahir di Breda, Belanda, 28 April 1972, Jean-Paul van Gastel memulai karier profesionalnya bersama Willem II pada 1990. Namanya mulai mencuri perhatian setelah bergabung dengan Feyenoord Rotterdam tahun 1996.

Selama lima musim di klub raksasa Eredivisie tersebut, Gastel tampil dalam 121 pertandingan dan mencetak 25 gol, serta menjadi bagian skuad juara Eredivisie 1998/1999. Ia melanjutkan karier singkatnya di Italia bersama Ternana dan Como, sebelum kembali ke Belanda dan gantung sepatu di De Graafschap pada 2003.

2. Jejak cemerlang van Gastel di dunia kepelatihan, sukses promosikan NAC Breda

ilustrasi pemain sepak bola (unsplash.com/Gregorio Cavana)
ilustrasi pemain sepak bola (unsplash.com/Gregorio Cavana)

Setelah pensiun, van Gastel tak langsung terjun ke dunia kepelatihan. Ia mulai melatih pada 2007 sebagai pelatih Feyenoord U-19, lalu naik jabatan sebagai asisten pelatih tim utama Feyenoord pada 2011 hingga 2019.

Selama periode ini, ia menjadi tangan kanan pelatih top dunia seperti Ronald Koeman, Fred Rutten, Giovanni van Bronckhorst, dan Jaap Stam. Bersama mereka, Van Gastel membantu Feyenoord meraih sejumlah gelar, termasuk:

  • Juara Eredivisie 2016/2017

  • Piala Belanda 2015/2016 dan 2017/2018

  • Dutch Super Cup 2017 dan 2018

Pada 2021, ia dipercaya melatih Guangzhou City sebagai pelatih kepala setelah sebelumnya menjadi asisten. Dua tahun kemudian, ia pulang kampung untuk memimpin NAC Breda dan berhasil promosikan klub ke Eredivisie pada musim 2023/2024.

3. Berpengalaman di Eropa dan Asia, kini siap tantang Liga 1

ilustrasi pemain sepak bola (pixabay.com/phillipkofler)
ilustrasi pemain sepak bola (pixabay.com/phillipkofler)

Kedatangan Jean-Paul van Gastel ke PSIM Jogja bukan hasil proses instan. Sang manajer, Razzi Taruna, menyebut negosiasi berjalan alot, namun Gastel jatuh hati pada visi jangka panjang Laskar Mataram.

Sebelum ke Jogja, musim lalu ia menjadi asisten pelatih Besiktas dan ikut membawa klub raksasa Turki itu meraih Turkish Super Cup 2024/2025.

Pengalaman lintas benua, dari Eredivisie hingga Liga Super China, menjadikannya pelatih asing yang tak hanya berbekal lisensi, tapi juga rekam jejak nyata.

4. Sederet fakta menarik Jean-Paul van Gastel

Ilustrasi pemain sepak bola (pexels.com/Lucas Andrade)
Ilustrasi pemain sepak bola (pexels.com/Lucas Andrade)

Jean-Paul van Gastel bukan hanya pelatih dengan segudang pengalaman, tapi juga sosok yang pernah bersentuhan langsung dengan nama besar di sepak bola Eropa. Di masa baktinya sebagai asisten pelatih Feyenoord, Gastel sempat bekerja sama dengan pelatih legendaris seperti Ronald Koeman, Fred Rutten, Giovanni van Bronckhorst, dan Jaap Stam, yang notabene mantan bek tangguh Manchester United.

Pengalaman mendampingi pelatih elite tersebut memberinya pelajaran tentang manajemen tim, taktik fleksibel, hingga membangun atmosfer ruang ganti yang solid. Ia juga dikenal sebagai pelatih yang jago mengasah pemain muda, yang sangat dibutuhkan PSIM Jogja sebagai klub promosi yang tengah membangun identitas jangka panjang.

Selain itu, gaya bermain Gastel kerap disebut rapi, disiplin, dan terstruktur. Tak mengherankan, mengingat ia membawa filosofi sepak bola Belanda yang menekankan penguasaan bola, transisi cepat, dan organisasi permainan yang solid. Hal ini menjadi daya tarik utama PSIM untuk memboyongnya ke Indonesia.

5. Harapan PSIM bersama Van Gastel

Logo PSIM Yogyakarta. (Psimjogja.id)
Logo PSIM Yogyakarta. (Psimjogja.id)

Manajemen PSIM tak mau gegabah, meski dilatih nama besar, target klub untuk musim ini adalah bertahan dengan nyaman di Liga 1.

“Kita mau bertahan dengan nyaman, tidak mau setiap minggu berada di zona degradasi,” ujar Razzi. Namun, bukan tak mungkin PSIM memberikan kejutan sebagai kuda hitam, apalagi dengan tangan dingin pelatih berpengalaman.

Langkah PSIM Jogja menunjuk Jean-Paul van Gastel menjadi pelatih kepala jelas bukan sekadar formalitas promosi. Ini adalah sinyal bahwa Laskar Mataram ingin membangun proyek jangka panjang dengan fondasi kuat dari sosok pelatih berkaliber Eropa.

Kini, mata tertuju ke Laskar Mataram. Akankah Gastel jadi arsitek kejutan di musim debut PSIM di Liga 1? Kita tunggu kiprahnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us