Pelatih PSIM Jogja dan Bhayangkara FC Kompak Puji Kiper Cahya Supriadi

- Pelatih PSIM, Jean-Paul Van Gastel, puji penampilan luar biasa Cahya Supriadi.
- Pelatih Bhayangkara, Paul Munster, memberikan apresiasi kepada kiper Timnas U-23 Indonesia tersebut.
- Penyelesaian akhir digagalkan penjaga gawang sehingga timnya sulit mencetak gol.
Yogyakarta, IDN Times - Kiper PSIM, Cahya Supriadi tampil luar biasa sepanjang 90 menit dengan mematahkan sejumlah peluang emas lawan saat Laskar Mataram menang 1-0 atas Bhayangkara FC.
Berkat aksi heroiknya, kiper kelahiran 11 Februari 2003 ini kembali dinobatkan sebagai Man of The Match (MoTM).
Ini merupakan gelar MoTM ketiga bagi Cahya musim ini, setelah sebelumnya ia raih pada laga kontra Persib (24/8) dan PSM Makassar (27/9).
Kepiawaian Cahya mengawal gawang juga mendapat pengakuan khusus dari dua pelatih asing yang saling berhadapan, yakni Pelatih PSIM, Jean-Paul Van Gastel dan Pelatih Bhayangkara, Paul Munster. Kedua juru taktik tersebut sepakat menunjuk Cahya sebagai sosok pembeda di lapangan.
1. Van Gastel nilai Cahya tampil luar biasa
Pelatih Kepala PSIM, Jean-Paul Van Gastel, tak bisa menyembunyikan kekagumannya terhadap kiper mudanya itu. “Para pemain lawan tampil bagus, namun kiper kami, Cahya Supriadi, bermain sangat luar biasa dengan banyak penyelamatan krusial,” ujar Van Gastel dalam sesi konferensi pers pasca-laga.
Pelatih asal Belanda itu menegaskan kontribusi Cahya sangat vital dalam menjaga keunggulan tim. “Saya sangat puas dengan penampilannya. Dia berhasil menggagalkan banyak peluang emas Bhayangkara,” ungkapnya, Senin (24/11/205).
2. Pelatih lawan juga puji Cahya Supriadi

Sementara itu, Pelatih Bhayangkara, Paul Munster, juga memberikan apresiasi kepada kiper Timnas U-23 Indonesia tersebut. Meski timnya kalah, Munster mengakui ketangguhan Cahya menjadi tembok penghalang terbesar bagi Bhayangkara.
“Di babak kedua, kami terus menekan dan punya banyak peluang untuk mencetak gol. Menurut saya, pemain terbaik di laga ini adalah kiper mereka,” jelasnya.
3. Penyelesaian akhir digagalkan penjaga gawang
Paul Munster menambahkan timnya sudah bermain baik dan berjuang hingga akhir, tetapi penyelesaian akhir mereka selalu mentah di tangan Cahya.
“Saya tidak bisa menyalahkan usaha para pemain, semua berjuang sampai akhir. Kami punya banyak peluang, hanya saja eksekusinya terkendala karena kiper mereka (PSIM) melakukan penyelamatan yang hebat,” jelasnya.
Saking terkesannya, Paul Munster bahkan menegaskan kembali opininya di akhir sesi jumpa pers.
“Sekali lagi, bagi saya, kiper mereka adalah pemain terbaik,” pungkasnya.e














