Bawa Pulang Piala Thomas, Ini Ungkapan Hati Ibu Rian Ardianto

Ibu dari Rian Ardianto, Umi Marwati (54) tak henti-hentinya mengucapkan syukur atas prestasi yang diraih putranya dalam ajang bergengsi Piala Thomas Cup yang berlangsung di Denmark dan turut mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah dunia internasional.

Meskipun tak bisa menonton secara langsung di lapangan, Umi sangat bersemangat ketika melihat putra keduanya tampil di layar televisi. Umi bahkan mengajak anak kosnya untuk turut menyaksikan laga pasangan Rian Ardian dan Fajar Alfian pada Minggu malam (17/10/2021) kemarin.

Tiap malam Umi mengaku mendoakan putranya agar mampu memberikan hal yang terbaik bagi keluarga dan bangsa Indonesia. Dalam ajang piala Thomas Cup 2021 ini Umi yang mengaku selalu berkomunikasi dengan anaknya terus memberikan semangat, doa dan dukungan moril.

"Pasti memberi dukungan doa dan semangat. Selama ini komunikasi dengan Ardian juga lancar. Ya tapi karena beda jam kadang harus menunggu anak saya bangun atau anak saya yang duluan telepon," katanya saat ditemui awak media di kediamannya, Senin (18/10/2021).

"Anak saya sebelum pertandingan pasti mengabari saya," ungkapnya lagi.

Olahraga badminton bagi Rian bukan hal yang asing karena tumbuh dari keluarga bukan atlet namun hanya dari hobi bulu tangkis yang disukai oleh ayahnya sehingga sering diajak untuk latihan bersama ayahnya.

Dari hobi main badminton tersebut, orang tua Rian mengikutkan Rian untuk bergabung dengan klub lokal. Dari sana bakat Rian semakin terlihat dengan menjuarai berbagai kompetisi hingga akhirnya Rian mengawasi karier profesionalnya dengan bergabung dengan PB Jaya Raya Jakarta sejak SMA Kelas 2.

"Awalnya saya hanya kepikiran jika tidak diberi kesibukan maka usai sekolah akhirnya keluyuran sehingga dialihkan ke olahraga," jelasnya.

Kepergian Rian ke Jakarta untuk berkarier profesional di olahraga badminton ini juga yang menyebabkan Rian jauh dari keluarga. Bahkan pada tahun 2020 lalu, Rian hanya sekali pulang kampung. Namun, dukungan dari keluarga tak berhenti, bahkan jika ada kesempatan Rian bertanding, keluarga menyempatkan diri untuk menontonnya.

"Saat kecil kami sering nonton Rian bertanding namun saat dewasa Rian ndak mau dilihat saat berlaga sehingga kami harus nyolong-nyolong nontonnya," kata Umi.

"Tapi pas Asian Game 2018 kami sekeluarga nonton Rian berlaga di Istora Senayan," tambahnya lagi.

Umi menjelaskan dari awal keluarga tak mengarahkan Rian menjadi atlet namun jika ingin menjadi atlet profesional maka tempatnya adalah Jakarta. Jika hanya di Yogyakarta tentu kesempatan berlaga di kompetisi tinggi tidak mungkin terlaksana.

"Ya berjalan normal saja namun dia punya hobi dan mau maju sehingga kita dukung. Ya alhamdulilah bisa sampai membela negara," ungkapnya.

Dari berbagai prestasi dan kejuaraan yang dimenangkan Rian kata Umi sudah bisa menyisihkan uang untuk tabungan bahkan sudah bisa membeli tanah. Rumah di Bantul juga sudah direnovasi termasuk membangun kos-kosan yang baru di samping rumah di Bantul.

"Saya masih punya harapan Rian nantinya bisa menjadi ranking dunia nomor 1. Namun dijawab Rian untuk menjadi nomor satu dunia bebannya sangat besar," ungkapnya.

Umi hanya berpesan dengan capaian di Thomas Cup ini, Rian tetap bersyukur serta tetap rendah hati, selalu berdoa dan jangan sampai lupa pada yang dibawah.

"Jangan lupa kewajiban salat, tetap rendah hati dan jangan bosan untuk berusaha mencapai yang lebih baik," katanya.‎