Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Out of Words: Game Co-op 2 Pemain yang Siap Bikin Baper

Out of Words (dok. Morten Søndergaard)
Out of Words (dok. Morten Søndergaard)
Intinya sih...
  • Visual stop-motion yang benar-benar dibuat dengan tangan, memberikan nuansa hidup dan organik yang jarang ditemui di game modern
  • Kisah dua remaja yang kehilangan kata-kata, membawa pesan tentang komunikasi, keraguan, dan ekspresi perasaan yang mendalam
  • Puzzle kooperatif yang inovatif dan variatif, menuntut kerja sama antara dua pemain untuk menyelesaikan rintangan yang semakin kompleks

Dunia game co-op dua pemain dalam beberapa tahun terakhir sukses melahirkan banyak judul yang bukan hanya seru dimainkan berdua, tapi juga menyentuh secara emosional. Contohnya? Jelas nama besar seperti It Takes Two atau A Way Out dari sang sutradara game sekaligus eks-filmmaker, Josef Fares. Kini, muncul sebuah judul baru berjudul Out of Words yang digadang-gadang bakal menyusul kesuksesan mereka.

Dilansir IGN dan Epic Games, Out of Words adalah game puzzle platformer dua pemain yang bukan hanya menjanjikan gameplay unik dan kolaboratif, tapi juga hadir dengan visual buatan tangan dan kisah emosional dua remaja yang kehilangan kata-kata. Seperti apa daya tariknya? Yuk, simak lebih dekat mengapa Out of Words pantas kamu tunggu!

1. Visual stop-motion yang benar-benar dibuat dengan tangan

cuplikan Out of Words (dok. Morten Søndergaard/Out of Words)
cuplikan Out of Words (dok. Morten Søndergaard/Out of Words)

Salah satu kekuatan utama Out of Words terletak pada tampilannya yang benar-benar "handmade". Setiap karakter dan latar belakang dalam game ini bukan dibuat dengan CGI biasa, melainkan dikerjakan secara fisik lalu dianimasikan frame by frame, layaknya film stop-motion klasik.

Hasilnya? Visual yang terasa hidup, organik, dan sangat menyatu dengan suasana cerita yang disampaikan. Saat dimainkan, setiap gerakan dan detail kecil dalam dunia Vokabulantis benar-benar menghidupkan nuansa puitis yang jarang ditemui di game modern.

2. Kisah dua remaja yang kehilangan kata-kata

cuplikan Out of Words (dok. Morten Søndergaard/Out of Words)
cuplikan Out of Words (dok. Morten Søndergaard/Out of Words)

Kurt dan Karla, dua tokoh utama dalam game ini, diceritakan sedang mencari cara untuk mengungkapkan perasaan mereka satu sama lain. Namun tepat ketika momen itu akan terjadi, mereka terseret ke dunia fantasi bernama Vokabulantis dan kehilangan mulut untuk berbicara.

Di sinilah inti permainan dimulai. Pemain harus bekerja sama menyelesaikan teka-teki berbasis fisika, sebagai bentuk upaya mereka untuk saling memahami dan mengatasi rintangan batin. Narasi ini bukan hanya unik, tetapi juga membawa pesan tentang komunikasi, keraguan, dan ekspresi perasaan yang mendalam.

3. Puzzle kooperatif yang inovatif dan variatif

cuplikan Out of Words (dok. Morten Søndergaard/Out of Words)
cuplikan Out of Words (dok. Morten Søndergaard/Out of Words)

Setiap tantangan dalam Out of Words dirancang untuk menguji kekompakan dua pemain. Salah satu contoh menarik adalah saat satu pemain membawa makhluk bernama Aleph, simbol persahabatan mereka—yang membuat gravitasinya terbalik, melayang di langit-langit, sementara rekannya tetap di tanah.

Momen-momen seperti ini bukan hanya kreatif secara mekanik, tetapi juga menambah elemen naratif yang kuat. Dalam bagian lain, Kurt dan Karla bahkan berubah menjadi bola tanah liat yang dikendalikan secara bersamaan, masing-masing memanipulasi lengan untuk menjangkau dan memanjat. Kolaborasi menjadi kunci utama untuk menyelesaikan rintangan yang semakin kompleks.

4. Musik yang menyatu dengan emosi

Out of Words bukan cuma soal puzzle, tapi juga soal suasana. Dalam sebuah adegan awal, saat karakter berlari di padang rumput basah, terdengar denting musik halus setiap kali mereka melompat dan mendarat. Efek ini memberikan nuansa emosional yang dalam dan memperkuat pengalaman bermain.

Kombinasi visual stop-motion dan tata suara yang penuh perasaan membuat game ini terasa seperti perpaduan antara seni dan interaktivitas. Momen-momen kecil seperti ini bisa menjadi daya tarik yang membedakan Out of Words dari game co-op lainnya.

Meski terdengar aneh atau tidak biasa di awal, Out of Words justru memanfaatkan keunikannya sebagai kekuatan utama. Game ini bukan hanya soal menyelesaikan teka-teki, tapi juga perjalanan dua jiwa muda dalam memahami perasaan satu sama lain—melalui dunia metaforis yang menyentuh dan menantang.

Jika kamu dan teman atau pasanganmu menyukai game co-op emosional seperti It Takes Two, maka Out of Words layak masuk dalam daftar tunggu kalian saat rilis di tahun 2026 mendatang untuk PC (via Epic Games Store), PS5, dan Xbox Series X|S. Game ini memang belum keluar, tapi semua tanda menunjukkan bahwa ini bisa jadi must-play selanjutnya di dunia game co-op dua pemain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us