Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Waspada, Anosmia pada Pasien COVID-19 Bisa Menetap!

default-image.png
Default Image IDN

Sleman, IDN Times - Beberapa pasien COVID-19 terkadang mengalami anosmia, di mana kemampuan untuk penciuman pasien hilang.  Lalu, apakah gejala anosmia ini bersifat sementara atau permanen?

Menurut Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan-Bedah Kepala Leher Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, Mahatma Sotya Bawono, gejala anosmia pada pasien COVID-19 cukup beragam. Ada yang bisa sembuh dalam beberapa minggu atau bulan. Lalu, ada juga beberapa kasus anosmia yang sifatnya permanen.

"Ada yang bisa pulih dari anosmia, tetapi ada yang menetap atau tidak pulih. Namun sejauh ini lebih banyak yang pulih," ungkapnya pada Kamis (25/2/2021).

1. Ada pasien yang anosmianya belum kunjung sembuh hingga dua bulan

ilustrasi ruang isolasi (ANTARA FOTO/REUTERS/Marko Djurica)

Bawono menyebutkan, dari pengalamannya menangani pasien COVID-19 dengan anosmia, ada pasien yang lama pulih. Menurutnya, hingga dua bulan setelah terjangkit virus corona, pasien yang bersangkutan tak kunjung menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada kemampuan penciumannya.

"Salah satu pasien saya  ada yang sampai dua bulan pasca-COVID-19 tidak juga pulih," katanya.

2. Beberapa latihan yang bisa dilakukan

ilustrasi lemon (pexels/Lisa Fotios)

Dikatakan oleh Bawono, saat ini memang belum ada panduan standar untuk membantu mengembalikan fungsi penciuman pasien COVID-19. Namun demikian, ada beberapa latihan atau terapi yang bisa dilakukan. Salah satunya dengan berlatih mengendus setiap hari dengan menggunakan aroma berbeda-beda, seperti aroma lemon, minyak atsiri, kopi, dan lainnya.

"Penggunaan aroma-aroma tersebut dapat untuk melatih penciuman. Berhasil tidaknya ini tentu tergantung dari derajat kerusakannya," terangnya. 

3. Awas, anosmia tidak bisa disepelekan

freepik.com

Bawono menyebutkan, hilangnya kemampuan penciuman ini memiliki akibat yang tidak bisa disepelekan. Sebab bisa mempengaruhi selera makan seseorang hingga berdampak pada kualitas hidup seseorang.

"Kalau tidak bisa mencium, nanti aroma makanan juga tidak bisa tercium dan ini dapat menurunkan selera makan. Dalam jangka panjang bisa memengaruhi kualitas hidup," paparnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siti Umaiyah
Paulus Risang
Siti Umaiyah
EditorSiti Umaiyah
Follow Us