Warga Temukan Tumpukan Sampah Setara 6 Truk di Paliyan Gunungkidul

- Tumpukan sampah anorganik setara 6 truk ditemukan di hutan rakyat Padukuhan Candi, Gunungkidul.
- Sampah lama berasal dari Sekarsuli Bantul dan akan dimanfaatkan kembali oleh pemilik lahan setempat.
- Pihak berwenang telah menemukan pemilik sampah dan akan menyelesaikan masalah tersebut secara internal.
Gunungkidul, IDN Times - Tumpukan sampah anorganik yang cukup banyak ditemukan warga di lahan hutan rakyat Padukuhan Candi, Kalurahan Giring, Kapanewon Paliyan, Gunungkidul. Sampah tersebut diduga berasal dari luar wilayah Bumi Handayani.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul, Hary Sukmono, membenarkan laporan tersebut. "Kita langsung turun mengecek lokasi dan memang benar ditemukan tumpukan sampah yang cukup banyak," ujarnya, Kamis (14/8/2025).
1. Tumpukan sampah itu diduga sampah lama
Tumpukan sampah di lokasi tersebut diperkirakan setara dengan enam truk. Perhitungan itu didasarkan pada ukurannya yang mencapai panjang sekitar 20 meter, tinggi antara satu hingga dua meter, serta lebar kurang lebih dua meter.
Menurut keterangan, sampah yang menumpuk bukanlah sampah baru. “Jadi itu bukan sampah baru ya, sampah lama. Tumpukan sampah itu ada bekas sisa kain konveksi yang diduga telah dipendam dan dikeruk kembali kemudian dibuang di sini,” ujarnya.
Hary menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan panewu dan lurah Giring untuk menelusuri asal sampah. Dari hasil penelusuran, pemilik sampah akhirnya berhasil ditemukan. “Sampah itu dari wilayah sekitar Sekarsuli Bantul,” katanya.
2. Akan dimanfaatkan kembali oleh pemilik lahan
Hary menjelaskan, pemilik lahan mengaku bahwa sampah tersebut awalnya telah lama dipendam di wilayah Sekarsuli, Bantul. Namun, karena lokasi awal pembuangan akan dibangun, tumpukan sampah itu kembali dikeruk dan dipindahkan ke Padukuhan Candi.
"Orang yang membawa ke sini warga setempat (warga Giring) ditaruh di lahan garapan dia," ujarnya.
Ia menambahkan, sampah itu kini menjadi tanggung jawab pemilik lahan. Berdasarkan kesepakatan dengan lurah setempat, sampah tersebut akan dimanfaatkan kembali.
"Hasil koordinasi antara pemilik dan pak Lurah sampah akan diselesaikan sendiri, karena itu macam-macam ada keprus (bongkaran bangunan) untuk pengerasan jalan lahannya dia," kata Hary.