UAD Tawarkan Solusi Sampah Plastik dengan Teknologi Pirolisis

- Teknologi pirolisis UAD ubah sampah plastik jadi BBM
- Solusi ganda untuk mengurangi tumpukan limbah dan menyediakan bahan bakar ramah lingkungan
- Alat ini berpotensi direplikasi di desa dan kelurahan, mendukung program "Bantul Bebas Sampah"
Yogyakarta, IDN Times - Pengelolaan sampah plastik terus jadi tantangan di berbagai daerah. Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menawarkan alternatif menarik lewat teknologi pirolisis generasi kedua yang dikembangkan oleh Prof. Zahrul Mufrodi. Inovasi ini mampu mengubah sampah plastik yang tidak memiliki nilai ekonomi menjadi bahan bakar minyak (BBM) yang bisa dimanfaatkan kembali.
Dalam kunjungan resmi ke Kampus IV UAD pada Rabu (23/7/2025), sejumlah anggota DPRD DIY dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul menyaksikan langsung keefektifan teknologi ini. Mereka menilai teknologi ini potensial jika direplikasi ke desa dan kelurahan.
1. Ubah sampah jadi BBM: solusi ganda dari limbah plastik

Dalam presentasinya, Prof. Zahrul menjelaskan inovasi ini bukan sekadar eksperimen di laboratorium, tapi sudah terbukti mampu mengolah plastik residu menjadi bahan bakar. “Dengan mengubahnya menjadi bahan penyerap yang efisien untuk logam berat, kami berharap dapat memberikan solusi ganda: mengurangi tumpukan limbah sekaligus menyediakan cara yang lebih ramah lingkungan untuk membersihkan air dari kontaminan berbahaya,” ujarnya dilansir laman resmi UAD.
Alat pirolisis portabel ini dinilai bisa menjadi bentuk nyata ekonomi sirkular dan solusi alternatif energi, apalagi di masa krisis lingkungan.
2. Potensi direplikasi hingga ke tingkat desa dan kelurahan

Anggota DPRD Bantul, Nur Kholis Majid, menilai alat ini berpotensi diterapkan di tingkat desa. “Selain mengurangi polusi, residu plastik yang diolah bisa menghasilkan BBM yang dapat dimanfaatkan langsung, termasuk untuk bahan bakar alat pirolisis itu sendiri,” katanya.
Senada, anggota DPRD Nur Huda, turut mengapresiasi upaya UAD. Ia menyampaikan harapannya agar teknologi ini bisa direplikasi di tingkat kelurahan demi mendukung program “Bantul Bebas Sampah”.
DLH Bantul pun menilai teknologi ini sangat membantu, terlebih UAD rutin melakukan pengabdian lewat KKN di desa. “Kehadiran mesin pirolisis menjadi solusi konkret dalam mengatasi plastik residu yang selama ini sulit ditangani,” ujar Rudy, perwakilan DLH Bantul.
3. Sinergi akademisi dan pemerintah kunci keberlanjutan

Teknologi ini bukan hanya solusi teknis, tapi juga bentuk kolaborasi strategis antar pihak. “Sinergi antara dunia pendidikan, pemerintah, dan masyarakat adalah kunci utama dalam menyelesaikan persoalan sampah secara menyeluruh. Semoga kolaborasi ini dapat mewujudkan masa depan yang lebih hijau bagi generasi mendatang,” tutur Prof. Zahrul.
Dr. Utik Bidayati, Wakil Rektor UAD, juga menekankan bahwa inovasi seperti ini tak bisa berjalan tanpa kolaborasi. UAD sendiri mencatat penurunan jumlah sampah residu hingga 41 persen berkat sistem pengelolaan internal yang terintegrasi.