Sultan Sudah Menanti 18 Tahun untuk Relokasi PKL Malioboro
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengaku sudah menunggu terlalu lama untuk bisa merelokasi para pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Malioboro.
Sultan menegaskan jika para PKL tak memiliki kewenangan berjualan di lokasi tersebut.
Baca Juga: Sri Sultan Pastikan PKL Malioboro Direlokasi Mulai 26 Januari
1. Belasan tahun menanti
Sultan mengatakan, dirinya sudah menunggu setidaknya 18 tahun agar para PKL Malioboro bisa terelokasi.
"Aku wes ngenteni 18 tahun le pindah, dadi ora mung mundur 3 tahun (Saya sudah nunggu 18 tahun untuk pindah, jadi gak cuma mundur 3 tahun)," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Selasa (25/1/2022).
2. Bukan lahan PKL
Keinginan untuk memindah para PKL tak terlepas salah satunya status dari lahan yang dijadikan lapak pedagang di Malioboro tersebut.
"Karena tempat itu bukan milik dia, (tapi) milik toko sama milik pemerintah. Itu bukan untuk fasilitas kaki lima, kan gitu," ucap Sultan.
Maka dari itu ia memastikan proses pemindahan pedagang ke shelter baru di bekas Gedung Bioskop Indra dan eks kantor Dinas Pariwisata tetap bergulir.
"Jadi gak usah nunggu 3 tahun, saiki iso (sekarang bisa), kenapa besok," tutup Sultan.
3. Kompensasi sambil jalan
Di satu sisi, Sultan turut menanggapi permintaan kompensasi para PKL sebagai ganti jika lapak baru nantinya cenderung sepi pengunjung.
Menurutnya, situasi ini baru akan bisa ditimbang setelah wacana relokasi terlaksana.
"Nanti biar dilihat dulu tempatnya," pungkasnya.
Baca Juga: Ada Pansus, Relokasi PKL Malioboro Dipastikan Jalan Terus