Belum Genap Sebulan, Nyaris 700 Pasien Isoman di DIY Meninggal

Turut berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya

Yogyakarta, IDN Times - Angka kematian pasien COVID-19 pelaku isolasi mandiri (isoman) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hampir menyentuh 700 kasus selama Juli 2021 ini.

Menilik data Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC BPBD) DIY berdasarkan rekapitulasi giat pemakaman harian sesuai protokol COVID-19, angka kematian pelaku isoman telah mencapai 698 kasus sepanjang 1-27 Juli 2021.

Baca Juga: PSHK UII Nilai Fasilitas Isoman Mewah DPR Abaikan Kedaruratan Negara 

1. Hampir dua kali lipat dalam sepekan

Belum Genap Sebulan, Nyaris 700 Pasien Isoman di DIY MeninggalIlustrasi pemakaman jenazah pasien COVID-19 (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Penambahan angka kematian pelaku isoman ini terhitung drastis. Pasalnya, berdasarkan pendataan TRC BPBD DIY pada 1-21 Juli lalu baru tercatat 354 kasus pasien isoman meninggal dunia.

Artinya, terjadi penambahan sebanyak 344 kasus hanya dalam hitungan enam hari saja.

"Mereka (jenazah) yang kita tangani sudah ada surat keterangan infeksius. Baik melalui tes antigen maupun PCR, sebelum atau pasca pasien meninggal," kata Wakil Komandan TRC BPBD DIY Indrayanto di Markas BPBD DIY, Semaki, Umbulharjo, Rabu (28/7).

2. Lima kali lipat dibanding Juni

Belum Genap Sebulan, Nyaris 700 Pasien Isoman di DIY MeninggalIlustrasi isolasi mandiri di rumah (ANTARA FOTO/Makna Zaezar

Melalui pendataan giat pemakaman ini, pihaknya juga mencatat 1.983 pasien Covid-19 meninggal di rumah sakit. Jika ditambah jumlah pasien isoman dan beberapa pasien meninggal dengan keterangan lain sepanjang 1-27 Juli ini maka tercatat 2.681 jenazah yang ditangani dengan protokol Corona.

Padahal, sampai tanggal 25 Juli kemarin angka yang terhitung sudah mencapai 5 kali lipat rekapitulasi selama Juni 2021.

"Itu yang membedakan antara Juli dengan Juni. Kalau Juni itu hanya 500 sekian begitu, masuk Juli sampai tanggal 25 sudah 2.500 sekian. Berarti ada (peningkatan) 5 kali lipat antara Juli dan Juli kenaikannya," urai Indra.

3. Selter masih longgar

Belum Genap Sebulan, Nyaris 700 Pasien Isoman di DIY MeninggalShelter Isolasi COVID-19 di University Club (UC) Hotel Universitas Gadjah Mada. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Sekali lagi, ia menengarai tingginya kasus kematian bagi pelaku isoman ini dikarenakan lemahnya pengawasan ketika menjalani masa karantina di rumah masing-masing.

Oleh karenanya, dia terus mengimbau kepada masyarakat, terutama mereka yang terpapar COVID-19 agar bersedia pindah ke helter meski hanya bergejala ringan atau sedang saja.

Kepada puskesmas, ia meminta para pasien agar didorong untuk menjalani masa isolasi di selter ketimbang secara mandiri.

Menurutnya, kenyamanan menjalani masa karantina di rumah tak sebanding dengan nyawa yang melayang tiap harinya.

Terlambat sedikit saja saat kondisi kesehatan tiba-tiba memburuk, tiada jaminan mereka langsung mendapatkan tempat di rumah sakit.

"Harapannya semoga ke depan masyarakat mau menggunakan selter karena angka keterisian selter sampai hari ini masih sangat longgar sekali," pungkasnya.

Baca Juga: SONJO, Wujud Masyarakat Bergerak Atasi Pandemik lewat Gotong Royong

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya