Jumlah Wisatawan di Sleman Meningkat, Kamar Hotel Terisi 95 Persen

Banyak wisatawan belum miliki aplikasi PeduliLindungi 

Sleman, IDN Times - Tingkat kunjungan wisatawan di tempat wisata Sleman, mulai mengalami peningkatan pada akhir pekan ini. Namun jumlah ini belum mencapai ribuan, hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Suparmono.

"Relatif banyak yang minggu ini, tapi beda-beda kisaran jumlahnya. Masih ratusan belum ribuan jumlahnya," ungkapnya pada Selasa (5/10/2021).

1. Hotel dan warung makan mulai padat

Jumlah Wisatawan di Sleman Meningkat, Kamar Hotel Terisi 95 PersenIlustrasi hotel. Pixabay.com

Suparmono memaparkan jumlah wisatawan yang belum terlalu banyak ini disebabkan masih adanya pembatasan serta adanya penerapan pelat nomor ganjil dan genap.

"Obyek wisata yang sudah resmi dibuka, seperti Ratu Boko, Tebing Breksi serta Merapi Park pengunjung dibatasi. Pengunjung harus memakai PeduliLindungi juga adanaya penerapan ganjil genap." 

Sementara untuk hotel dan rumah makan, saat ini sudah mulai padat. Bahkan terdapat hotel yang memiliki okupansi mencapai 95 persen pada pekan ini.

"Makanya saya kaget hotel yang saya datangi Sabtu kemarin bilang sudah 95 persen. Kan luar biasa," terangnya.

Baca Juga: 6 Fakta tentang Blangkon, Menarik untuk Diketahui

2. Diam-diam lakukan pemantauan di destinasi wisata

Jumlah Wisatawan di Sleman Meningkat, Kamar Hotel Terisi 95 PersenKepala Dinas Pariwisata Sleman, Suparmono. IDN Times/Siti Umaiyah

Menurut Suparmono, sejauh ini penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata sudah dinilai bagus. Dia sendiri terkadang melakukan pemantauan secara diam-diam untuk memastikan bahwa pengelola destinasi wisata benar-benar menaati aturan.

"Saya kadang nongkrong jauh, cuman foto-foto gitu, benar gak itu nyetop anak di bawah 12 tahun gak boleh masuk. Faktanya gitu, di dalam tempat wisata gak ada anak kecil. Jadi mereka taat," katanya.

3. Banyak wisatawan belum miliki aplikasi PeduliLindungi

Jumlah Wisatawan di Sleman Meningkat, Kamar Hotel Terisi 95 PersenIlustrasi ganjil-genap (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Saat ini masih banyak pengujung yang diputar-balik saat memasuki destinasi wisata, penyebabnya adalah banyak yang belum memiliki aplikasi PeduliLindungi atau terkena operasi ganjil genap. Untuk itu, pihaknya akan mencoba melakukan sosialisasi agar tidak ada pengunjung yang merasa kecewa .

"Sosialisasi kita harus lebih gencar. PeduliLindungi masih banyak yang belum paham," paparnya.

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya