Program Satu Telur Setetes Madu, Cara Bantul Turunkan Angka Stunting

- Program "satu telur setetes madu" turunkan angka stunting di Bantul
- Pemberian satu telur dan madu meningkatkan stamina dan kesehatan balita
- Prevalensi stunting di Kapanewon Bambanglipuro mencapai 3,7 persen
Bantul, IDN Times - Angka stunting di Kabupaten Bantul menurun dari 20 persen pada 2023 menjadi sekitar 15 persen pada 2024, berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2024. Meski mengalami penurunan 5 persen, Pemkab Bantul menargetkan angka stunting bisa ditekan lagi menjadi 12 persen pada 2025.
1. Program satu telur setetes madu dilaksanakan di Kapanewon Bambanglipuro

Wakil Bupati Bantul, Aris Suharyanta, mengatakan salah satu upaya untuk mencapai target tersebut adalah melalui program "satu telur setetes madu" yang diberikan secara gratis kepada balita guna mencegah stunting.
"Program satu telur setetes madu ini untuk pertama kalinya dilaksanakan di Kapanewon Bambanglipuro yang juga memiliki balita yang jumlahnya lebih dari 50 balita yang mengalami stunting," ujarnya, Jumat (11/7/2025).
2. Orang dewasa konsumsi satu telur setetes madu terbukti meningkatkan stamina dan kesehatan

Pemberian satu telur dan setetes madu dipercaya dapat mencegah stunting, karena kombinasi tersebut terbukti mampu meningkatkan stamina dan kesehatan, bahkan pada orang dewasa.
"Saya dapat resep dari dokter agar tetap bugar, maka sehari dibiasakan mengkonsumsi satu telur setengah matang ditambah madu, ternyata bikin stamina meningkat," katanya.
"Saya itu masak telur sendiri karena terkadang hanya tinggal sendirian di rumah, sehingga telur yang dimasak justru matang karena terlalu lama masaknya. Ta ya wis ndak papa, yang penting sehari makan satu telur meski sudah matang, tidak lagi setengah matang," tambah mantan Kepala DPUPKP Bantul ini.
3. 3,7 persen balita di Kapanewon Bambanglipuro mengalami stunting

Sementara itu, Panewu Bambanglipuro, Tri Manora, mengungkapkan angka prevalensi stunting di wilayahnya mencapai 3,7 persen dari total balita yang ada. Angka ini masih di bawah rata-rata prevalensi stunting tingkat Kabupaten Bantul.
"Angka stunting tertinggi di Kalurahan Sumbermulyo yang mencapai 29 bayi alami stunting, disusul Kalurahan Mulyodadi sebanyak 25 balita, dan Kalurahan Sidomulyo sebanyak 22 balita alami stunting," jelasnya.
Ia berharap program "satu telur satu tetes madu" dapat membantu menekan angka stunting di Kapanewon Bambanglipuro. Meskipun angkanya tergolong rendah, pihaknya tetap menargetkan agar kasus stunting bisa ditekan hingga nol.
"Meski prevalensi stunting hanya 3,7 persen, namun bukan masalah gampang untuk menurunkan angka stunting, sebab butuh kolaborasi semua stakeholder," tandasnya.