Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mural One Piece di Temuwuh Sleman, Ekspresi Keresahan Anak Muda

Mural One Piece karya pemuda Karang Taruna Wiryadarma di Temuwuh, Balecatur, Gamping, Sleman
Mural One Piece karya pemuda Karang Taruna Wiryadarma di Temuwuh, Balecatur, Gamping, Sleman. (IDN Times/Tunggul Damarjati)
Intinya sih...
  • Mural One Piece di Temuwuh Sleman menjadi ekspresi keresahan pemuda terhadap situasi di Indonesia.
  • Para pemuda karang taruna membuat mural sebelum fenomena pengibaran bendera One Piece viral sebagai bentuk kritik sosial.
  • Pemuda berharap dialog sehat dan perbaikan dari pemerintah demi perubahan yang lebih baik bagi negara.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sleman, IDN Times - Pemuda Karang Taruna Wiryadarma mengekspresikan keresahan mereka atas situasi di Negara Indonesia lewat karya mural Jolly Roger ala kisah manga dan anime Jepang One Piece yang dilukis di salah satu persimpangan jalan Pedukuhan Temuwuh, Balecatur, Gamping, Sleman, Daerah Istimewa DIY.

Kini, para pemuda tersebut waswas karya mereka dihapus usai munculnya gelombang atau gerakan pengibaran bendera One Piece.

1. Selentingan rencana mural dihapus

Mural One Piece karya pemuda Karang Taruna Wiryadarma di Temuwuh, Balecatur, Gamping, Sleman
Mural One Piece karya pemuda Karang Taruna Wiryadarma di Temuwuh, Balecatur, Gamping, Sleman. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Lukisan mural Jolly Roger kru Bajak Laut Topi Jerami bisa ditemui di RT 2 RW 31 Temuwuh Kidul. Ukurannya cukup besar, sekitar 2x2 meter. Ada tulisan 'Merdeka' di salah satu sisinya.

Mural ini dilukis di depan pos keamanan lingkungan setempat yang juga dihias dengan gambar lambang Pancasila dan beberapa karakter manga Jepang lainnya. Pada tembok depan pos juga dihias dengan beberapa pepatah Bapak Proklamator RI, Soekarno.

Dandun Asmara, Sekretaris Karang Taruna Wiryadarma mengatakan, ia dan rekan-rekan sesama karang taruna mendengar mural itu akan dihapus. Ini dipicu gerakan pengibaran bendera One Piece yang dalam beberapa hari terakhir jadi sebuah fenomena sosial.

Kabar yang Dandun dengar, akan ada aparat yang turun tangan menghapus mural bikinan ia dan teman-teman. Tapi, itu baru sebatas kabar yang menurutnya diterima oleh tetua desa dan belum disampaikan langsung oleh pemuda karang taruna.

Meski belum terkonfirmasi, Dandun cs tetap terlihat was-was karena karya yang sebatas menggambarkan keresahan tersebut dianggap 'menganggu'.

"Seumpama mau dihapus alasannya apa, sebenarnya kan tidak melanggar peraturan apapun, dasar dan alasannya apa. Kan kita membuatnya sebelum viral," kata Dandun ditemui di lokasi mural, Rabu (7/8/2025) sore.

2. Dibuat sebelum jadi fenomena sosial

Mural One Piece karya pemuda Karang Taruna Wiryadarma di Temuwuh, Balecatur, Gamping, Sleman
Mural One Piece karya pemuda Karang Taruna Wiryadarma di Temuwuh, Balecatur, Gamping, Sleman. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Benar saja, mural itu dibuat para pemuda karang taruna setempat 25 Juli 2025 lalu. Niat awal, mereka hanya ingin menyemarakkan HUT ke-80 RI pada 17 Agustus besok dengan menghias poskamling di sana.

Dana belanja cat hasil patungan sembilan anggota karang taruna. Sementara mural dibuat menggunakan cat sisa menghias poskamling.

"Kita bikinnya sebelum (fenomena pengibaran bendera One Piece) viral, kita diikut-ikutkan FOMO. Padahal sebenarnya nggak, belum ada bendera One Piece yang viral," kata Dandun.

Kala itu, yang terlintas di benak Dandun cs padahal cuma ingin mencurahkan unek-unek atas sulitnya lapangan pekerjaan, maraknya praktik KKN dan berbagai bentuk ketimpangan sosial lainnya.

"Kalau menurut teman-teman ini kan sangat setia dan suka ya sama One Piece, kayanya kok mirip banget to sama negeri ini. Negeri ini kaya Pemerintah Dunia (World Government) kalau di anime One Piece itu juga sebenarnya nggak adil buat rakyat juga to," kata Dandun.

"Semua orang juga merasakan. Kalau punya orang dalem, ngapa-ngapain enak. Kalau kita yang rakyat biasa ngapa-ngapain sulit, lapangan kerja, semuanya sulit," sambungnya.

3. Buka dialog secara sehat

IMG_20250806_125519 (1).jpg
Ilustrasi. Massa aksi mengibarkan bendera One Piece (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Dandun cs meyakini jika lukisan mural One Piece ini hanyalah sebuah satire, sebuah kritik tanpa niat untuk mengancam keamanan apalagi menjatuhkan.

"Pasti semua orang merasakan (ketidakadilan), ya keresahan, ya sekadar mengkritik tapi tidak untuk menjatuhkan," ungkap Dandun.

Dia berharap mereka yang berniat menghapus mural Jolly Roger ini membuka peluang berdialog secara sehat. Lebih-lebih karya dibuat sebelum gerakan pengibaran bendera One Piece bergaung. Buktinya, Dandun dkk juga tak sembunyi-sembunyi alias terang-terangan saat melukis mural itu 25 Juli lalu.

Lebih besar dari itu, Dandun cs berharap pemerintah bersedia mendengarkan kritik dan saran pembangunan dari masyarakatnya demi negara ini berubah ke arah yang lebih baik.

"Harus ada perbaikan, negeri kita sedang tidak baik-baik saja," tutupnya.

Terpisah, Kasi Humas Polresta Sleman, AKP Salamun mengklaim sejauh ini kepolisian belum akan mengambil tindakan atas gerakan penggunaan simbol One Piece ini, baik melalui pengibaran bendera maupun lukisan mural.

"Kami masih menunggu arahan dari pimpinan," kata Salamun.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us

Latest News Jogja

See More

Indonesian Custom Show 2025: Info Tiket, Lokasi, Ada Isyana Sarasvati

19 Sep 2025, 10:00 WIBNews