Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Momen Libur Panjang, 22 Orang Tersengat Ubur-Ubur di Pantai Selatan DIY

Ilustrasi wisatawan tersengat ubur-ubur di Pantai Selatan. (Dok. SAR Pantai Parangtritis)
Ilustrasi wisatawan tersengat ubur-ubur di Pantai Selatan. (Dok. SAR Pantai Parangtritis)
Intinya sih...
  • Sebagian besar korban anak-anak yang tertarik menyentuh ubur-ubur karena bentuk dan warnanya menyerupai mainan.
  • Petugas di lapangan dibekali alkohol untuk penanganan awal, dan BPBD DIY rutin membersihkan ubur-ubur yang terdampar di bibir pantai.
  • Wisatawan perlu mewaspadai ubur-ubur dan bahaya palung laut selama masa libur sekolah dan Tahun Baru Islam.

Yogyakarta, IDN Times -Sebanyak 22 orang wisatawan tersengat ubur-ubur di Pantai Parangtritis, Bantul, saat momen libur panjang Tahun Baru Islam 1447 Hijriah.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Noviar Rahmad, memastikan seluruh korban langsung ditangani oleh petugas di pos pantau tanpa perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan lanjutan.

"Kalau kemarin hari Minggu (29/6/2025) di Parangtritis itu ada 22 yang kena itu," kata Noviar, Selasa (1/7/2025).

Noviar menjelaskan ubur-ubur saat ini tengah bermunculan di hampir seluruh wilayah pantai selatan DIY. Selain Gunungkidul, kemunculan ubur-ubur juga dilaporkan di kawasan Pantai Parangtritis.

"Memang di sepanjang pantai sekarang ubur-ubur lagi muncul. Di sepanjang pantai di Gunungkidul, kemudian juga kemarin di Parangtritis," ujarnya.

1. Sebagian besar korban anak-anak

Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Menurut Noviar, sebagian besar korban merupakan anak-anak yang tertarik menyentuh ubur-ubur karena bentuk dan warnanya menyerupai mainan.

"Sebagian orang menganggap bahwa ubur-ubur itu seperti yang di SpongeBob itu. Sementara ubur-ubur yang terdampar di pantai itu bentuknya kayak mainan, ada bentuk pelangi, ada biru, merah," jelasnya.

Jenis ubur-ubur yang muncul di pantai selatan, kata Noviar, umumnya memiliki tentakel panjang dan bisa menimbulkan reaksi panas hingga berisiko serius jika menyentuh bagian tubuh tertentu.

"Bahaya yang panjang itu, yang ada tentakelnya itu. Nah, itu bisa sampai lengket ke badan. Kalau kena di dada, itu bisa sampai ke paru-paru, ke jantung," ucapnya dikutip Antara.

2. Petugas dibekali alkohol untuk penanganan awal

Ubur-ubur beracun. (IDN Times/Sar Pantai Parangtritis)
Ubur-ubur beracun. (IDN Times/Sar Pantai Parangtritis)

Para petugas di lapangan, kata Noviar, telah dibekali dengan alkohol untuk penanganan awal. "Teman-teman ini kan sudah kita lengkapi dengan alkohol. Jadi dikikis dulu bekas sengatan ubur-ubur itu, kemudian dioles dengan alkohol," katanya.

Ia memastikan seluruh korban dapat ditangani langsung di pos pantau tanpa perlu perawatan lanjutan di rumah sakit.

Noviar menambahkan BPBD DIY, secara rutin menyisir seluruh kawasan pantai selatan DIY setiap pagi untuk membersihkan ubur-ubur yang terdampar di bibir pantai. "Kalau pagi-pagi teman-teman itu menyisir pantai semuanya, kemudian ngambil ubur-ubur itu semua yang sudah terdampar," katanya.

3. Ingatkan bahaya palung laut

Pemasangan bendera daerah berbahaya terdapat palung.(Dok.SAR Satlinmas Wilayah II, Gunungkidul)
Pemasangan bendera daerah berbahaya terdapat palung.(Dok.SAR Satlinmas Wilayah II, Gunungkidul)

Noviar pun mengimbau wisatawan untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya selama masa libur sekolah dan libur Tahun Baru Islam.

"Yang akan berlibur ke pantai itu perlu mewaspadai ubur-ubur, karena bentuknya memang tidak seperti yang mereka bayangkan. Ada yang panjang, ada yang bentuknya gel, dan warna-warni. Itu berbahaya," ujar Noviar.

Selain ancaman sengatan ubur-ubur, BPBD DIY juga mengingatkan risiko lain yang sering diabaikan wisatawan, yakni bahaya palung laut. "Kalau di sana kan sudah ada tanda tidak boleh berenang. Nah, itu yang sering dilanggar. Akhirnya mereka terseret sama ombak, kemudian enggak bisa minggir lagi," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us