Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Keraton Yogyakarta Gelar Labuhan di Pantai Parangkusumo

Tradisi Labuhan Keraton Yogyakarta di Pantai Parangkusumo Bantul. (IDN Times/Daruwaskita)
Intinya sih...
  •  
  • Keraton Yogyakarta menggelar upacara labuhan di Pantai Parangkusumo untuk memperingati ulang tahun kenaikan takhta Sri Sultan Hamengku Buwono X.
  • Prosesi labuhan dimulai dengan serah terima ubarampe di Pendopo Kapanewon Kretek, sebelum ubarampe dibawa ke Pantai Parangkusumo dan doa digelar di Pendopo Cepuri.
  • Wisatawan berebut ubarampe dan sesaji saat dilabuh ke laut lepas, meski ombak besar mengancam, namun prosesi berlangsung lancar berkat kesiapan petugas SAR.

Bantul, IDN Times - Keraton Yogyakarta menggelar upacara labuhan dalam rangka peringatan Tingalan Jumenengan Dalem atau ulang tahun kenaikan takhta Sri Sultan Hamengku Buwono X di Pantai Parangkusumo, Kabupaten Bantul, pada Kamis (30/1/2025). Acara ini turut dihadiri ratusan warga dan wisatawan yang antusias.

1. Serah terima ubarampe di Pendopo Kapanewon Kretek

Tradisi Labuhan Keraton Yogyakarta di Pantai Parangkusumo Bantul. (IDN Times/Daruwaskita)

Prosesi labuhan yang merupakan tradisi tahunan Keraton Yogyakarta ini diawali dengan serah terima ubarampe. Pelaksanaan serah terima dilangsungkan di Pendopo Kapanewon Kretek.

Dalam upacara ini, ubarampe dibongkar untuk diperiksa kelengkapannya sebelum dimasukkan ke dalam ancak atau jodhang. Setelah itu, ubarampe diangkut dengan kendaraan menuju Pantai Parangkusumo.

Ubarampe labuhan mencakup pengajeng, pendherek lorodan agem Dalem Sultan, dan lorodhan. Selain itu, terdapat potongan kuku (kenoko) dan rambut (rikmo) Ngarso Dalem, serta bunga kering sisa jamasan pusaka Keraton Yogyakarta selama setahun yang turut dilabuh.

2. Ubarampe dibawa ke Cepuri untuk didoakan

Tradisi Labuhan Keraton Yogyakarta di Pantai Parangkusumo Bantul. (IDN Times/Daruwaskita)

Selama sekitar setengah jam, upacara doa digelar di Pendopo Cepuri. Setelah selesai, ubarampe labuhan dikeluarkan dari ancak, diperiksa kembali kelengkapannya, lalu dipindahkan ke tandu bambu untuk prosesi labuhan.

Ritual selanjutnya berlangsung di halaman Cepuri, tempat dua bongkah batu keramat yang diyakini sebagai lokasi pertemuan raja-raja Yogyakarta dengan Ratu Kidul sejak era Panembahan Senopati.

Setelah upacara serah terima selesai, sesaji labuhan dibawa ke Puri Cemeti di pelataran Parangkusumo, Kretek, Bantul. Sesaji tersebut diterima oleh juru kunci Puri Cemeti, Mas Wedana Surakso Jaladri.

3. Masyarakat dan wisatawan berebut ubarampe usai dilabuh

Tradisi Labuhan Keraton Yogyakarta di Pantai Parangkusumo Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Setibanya di Puri Cemeti, ubarampe sesaji didoakan oleh Juru Kunci Puri Cemeti. Usai doa, sesaji langsung dibawa ke Pantai Parangkusumo untuk dilabuh ke laut lepas.

Momen ini disambut antusias oleh ratusan warga dan wisatawan yang langsung berebut ubarampe dan sesaji, meski ombak besar Laut Selatan mengancam. Mereka tetap berusaha mendapatkan bagian, tanpa menghiraukan risiko terseret arus.

Berkat kesiapan petugas SAR Pantai Parangtritis, prosesi labuhan berlangsung lancar dan aman tanpa insiden yang tidak diinginkan.

Mas Wedana Surakso Jaladri menjelaskan bahwa labuhan berasal dari kata "labuh," yang berarti membuang, meletakkan, atau menghanyutkan.

"Labuhan memiliki beberapa fungsi antara lain sebagai upaya panyuwunan (permohonan), atur panuwun (ucapan terima kasih), napak tilas (mengenang kembali), dan memayu hayuning bawana (memperindah dunia)," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hironymus Daruwaskita
EditorHironymus Daruwaskita
Follow Us