Kala Puluhan Santri Ikut Bersihkan Sungai Code di World Clean Up Day 2025

- Puluhan santri Nurul Iman bersama warga dan Bupati Bantul ikut bersih-bersih Sungai Code dalam World Clean Up Day 2025.
- Santri diharapkan menjadi generasi yang membangun budaya bersih dan peduli lingkungan.
- Pemkab Bantul menilai perubahan budaya buang sampah sembarangan butuh waktu dan kesadaran masyarakat.
Bantul, IDN Times - Puluhan santri dari Pondok Pesantren Nurul Iman bersama warga, relawan, komunitas pemancing, dan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), turut bergabung dengan Bupati Bantul Abdul Halim Muslih serta Forkompimda untuk mengikuti World Clean Up Day 2025. Kegiatan ini berlangsung di Sungai Code yang melintasi Padukuhan Sorogenen, Kalurahan Timbulharjo, Kapanewon Sewon. Mereka bersama-sama membersihkan Sungai Code dari sampah, menebar 2.500 bibit ikan, serta menanam bibit pohon di bantaran Sungai Progo.
Dengan mengenakan sarung tangan dan membawa kantong plastik, para santri tampak antusias bergotong royong membersihkan bantaran Sungai Code. Sampah plastik yang tersangkut di dahan dan akar pohon bambu menjadi sasaran utama mereka.
Sebagian santri yang mengenakan sarung juga tampak menyapu dan mengumpulkan sampah ke dalam kantong plastik. Selain plastik, banyak pula dedaunan kering dari pohon bambu yang menumpuk di sekitar sungai. Meski bantaran Sungai Code terlihat kotor, aliran airnya relatif bersih dan dinilai berpotensi dikembangkan sebagai objek wisata arung jeram.
1. Santri dilibatkan dalam kegiatan sosial masyarakat termasuk kegiatan bersih lingkungan

Salah satu santri Pondok Pesantren Nurul Iman, Irfan, mengatakan bahwa kegiatan bersih sungai ini bukan kali pertama melibatkan para santri. Sebab, mereka kerap ikut serta dalam berbagai kegiatan sosial masyarakat di Padukuhan Sorogenen.
"Setiap hari para santri ini juga mempunyai tugas untuk membersihkan lingkungan pesantren sehingga bersih sungai merupakan hal yang tidak asing," ujarnya, Rabu (15/10/2025).
Irfan mengaku senang bisa ikut dalam kegiatan bersih sungai. Menurutnya, aksi ini membantu menyelamatkan lingkungan sekaligus memberi ruang bagi ikan untuk berkembang biak, bahkan bisa menjadi tempat memancing bagi para penghobi mancing.
"Kami ingin merubah budaya buang sampah sembarangan yang dampaknya dapat mencemari lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya. Sampah bisa mendatangkan rejeki namun juga bisa menjadi bencana," ungkapnya.
2. Santri diharapkan mampu memperbaharui kebudayaan yakni budaya bersih lingkungan

Sementara itu, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan bahwa World Clean Up Day menjadi bentuk komitmen seluruh komponen masyarakat Bantul untuk menjaga kebersihan lingkungan—baik dari sampah maupun limbah. Ia juga memberikan pesan khusus kepada para santri yang ikut dalam kegiatan tersebut.
"Mudah-mudahan kalian ini (santri) menjadi generasi yang memperbaharui kebudayaan kita yakni budaya bersih lingkungan, budaya lebih mengapresiasi lingkungan hidup kita," tuturnya.
"Jangan ditiru generasi sebelum kalian yang membuang sampah sembarangan dan yang tidak mengindahkan kebersihan lingkungan. Harus menjadi generasi yang lebih baik, tidak membuang sampah sembarangan," ungkapnya.
3. Merubah budaya buang sampah sembarangan tidaklah mudah

Pemkab Bantul terus berupaya menyelesaikan persoalan sampah pada 2025 dengan membangun berbagai sarana dan prasarana pengolahan sampah. Namun, menurutnya, masalah sampah akan lebih mudah diatasi jika masyarakat mampu mengubah kebiasaan membuang sampah sembarangan.
Halim juga mendorong masyarakat untuk membiasakan memilah sampah dari rumah tangga. Sampah organik bisa diolah menjadi kompos, sementara sampah nonorganik seperti plastik dapat dijual kepada pedagang rosok.
"Tapi ya memang untuk merubah budaya itu tidaklah gampang butuh waktu yang tidak sedikit," ungkapnya.