Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Jam Buka Depo Sampah di Kota Yogyakarta Diperpanjang

Pasca Penutupan TPST Piyungan, Sampah Menggunung di Kota Yogyakarta. Sumber: Forpi Kota Yogyakarta
Pasca Penutupan TPST Piyungan, Sampah Menggunung di Kota Yogyakarta. Sumber: Forpi Kota Yogyakarta

Yogyakarta, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta memperpanjang waktu buka depo sampah di Kota Yogyakarta. Langkah ini diambil untuk mengatasi masih adanya sampah di jalan-jalan Kota Yogyakarta.

"Saat ini masuk minggu keempat dari diberlakukannya penutupan TPA Piyungan. Sampai hari kemarin banyak dijumpai sampah di beberapa jalan protokol, kemudian di jalan nonprotokol. Kami atas nama Pemkot menyayangkan hal itu," ujar Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, di Balai Kota Yogyakarta, Senin (28/8/2023).

1. Waktu pembukaan depo sampah diperpanajang

Depo sampah di Mergangsan, Kota Yogyakarta, Minggu (23/7/2023).  (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)
Depo sampah di Mergangsan, Kota Yogyakarta, Minggu (23/7/2023). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Menyikapi permasalahan sampah ini, Singgih menyebut beberapa waktu lalu memberi kesempatan warga untuk memilah sampah, dan sampah residu bisa dikirim ke depo. Sebanyak 14 depo yang ada di Kota Yogyakarta juga sudah siap menerima sampah yang sudah dipilah.

Pemkot Yogyakarta pun telah melakukan evaluasi secara periodik per minggu. "Kami memutuskan untuk mengambil kebijakan membuka operasional jam depo lebih panjang. Jadi kalau kemarin 1-2 jam, dan melihat kondisi kalau truk penuh maka depo ditutup. Maka mulai hari ini kami lakukan pembukaan seluruh depo, jam kerjanya kami panjangkan mulai 06.00 WIB - 13.00 WIB," ujar Singgih.

2. Diharapkan tidak ada lagi sampah di jalan

Tumpukan sampah di dekat Pasar Lempuyangan, Rabu (2/8/2023). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)
Tumpukan sampah di dekat Pasar Lempuyangan, Rabu (2/8/2023). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Singgih mengatakan beberapa hari ke depan akan dilakukan evaluasi, untuk melihat dampak kebijakan ini. Dengan ruang lebih luas, waktu yang lebih panjang untuk membuang sampah, diharapkan tidak ada lagi sampah di pinggir jalan atau di tempat yang tidak selayaknya untuk membuang sampah.

"Kami evaluasi, bahkan kami menghitung kekuatan dari armada kita. Volume sampah yang nanti akan bertambah atau berkurang saat depo ini lebih panjang jam operasionalnya. Hitung-hitungan kalau kita lakukan, ini hanya memindahkan dari yang di jalan ke depo," ujar Singgih.

3. Masyarakat diminta aktif mengelola sampah

Gerakan pengelolaan sampah organik 'Mbah Dirjo'. (Dok. Istimewa)
Gerakan pengelolaan sampah organik 'Mbah Dirjo'. (Dok. Istimewa)

Singgih menyebut selama ini dari penyisiran sampah yang ada di jalan, terdapat sekitar 15 ton per hari. "Kalau kita geser ke depo bisa 11, 12 (hampir sama) jumlahnya, bisa sama atau berkurang. Kami harap masyarakat tidak lagi membuang sampah di jalan," ungkap Singgih.

Dirinya mendorong agar gerakan Mbah Dirjo untuk mengelola sampah lebih baik dapat terus dijalankan. "Beragam varian, biolos, ember tumbuk, galon tumpuk dan sebagainya terus kita lakukan. Milah, ngolah bagian penting," ujar Singgih.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Herlambang Jati Kusumo
EditorHerlambang Jati Kusumo
Follow Us