Yogyakarta, IDN Times – JAFF Market 2025 Powered by Amar Bank resmi mengumumkan sepuluh proyek film terpilih dalam program JAFF Future Project. Program ini menyoroti keragaman sinema Asia Pasifik melalui karya fiksi dan dokumenter dari berbagai negara, sekaligus memperkuat posisi Yogyakarta sebagai ruang pertemuan para sineas dan pelaku industri film regional.
JAFF Market 2025 Umumkan 10 Proyek Film Terpilih dari Asia Pasifik

Intinya sih...
JAFF Market 2025 mengumumkan 10 proyek film terpilih dari Asia Pasifik
Wadah kolaborasi dan pengembangan sinema independen di Jogja Expo Center (JEC)
Perluas kemitraan Asia–Australia dan mendorong produksi lintas kawasan serta potensi industri
1. Wadah kolaborasi dan pengembangan sinema independen
Diselenggarakan pada 29 November hingga 1 Desember 2025 di Jogja Expo Center (JEC), edisi kedua JAFF Market menjadi bagian dari perayaan 20 tahun Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF). Melalui Future Project, program ini hadir untuk mendorong pengembangan karya independen agar dapat menembus pasar internasional.
Proyek-proyek yang terpilih dipilih dari pendaftaran terbuka pada 1 Agustus–1 September 2025. Proses kurasi dilakukan terhadap karya dengan kekuatan naratif, pendekatan sinematik segar, dan potensi kolaborasi lintas negara.
Beberapa judul menonjol di antaranya Ghost Island karya sutradara Korea Park Kiyong yang menandai kembalinya ia ke kursi penyutradaraan, My Mother garapan Eddie Cahyono, serta proyek terbaru Aaron Wilson, sutradara asal Australia yang dikenal lewat Canopy dan Little Tornadoes.
2. Perluas kemitraan Asia–Australia
Memasuki tahun kedua, JAFF Future Project memperpanjang kerja sama dengan Adelaide Film Festival (AFF) dan mylab untuk memperkuat jembatan kolaborasi antara sineas Asia dan Australia.
“Dalam kemitraan tahun kedua ini, kami terus membuka ruang pertukaran yang bermakna antara para pembuat film Asia dan Australia guna memperkuat ekosistem film independen di kawasan,” ujar Mat Kesting, Chief Executive and Creative Director Adelaide Film Festival.
Lorna Tee, JAFF Market Advisor & mylab Curator, menambahkan, “Bersama JAFF Market yang berkomitmen mendukung proyek tahap awal, kami membantu membangun lanskap kreatif yang semakin terhubung di Asia Pasifik.”
Selama tiga hari penyelenggaraan, para peserta akan mempresentasikan proyek mereka dalam sesi pitching dan pertemuan langsung dengan produser, investor, serta mitra industri.
3. Mendorong produksi lintas kawasan dan potensi industri
Peserta terpilih juga berkesempatan mendapatkan berbagai penghargaan dan dukungan dari mitra industri, seperti The United Team of Art (TUTA Films), Visinema, White Light, Kongchak, Brandlink, dan Prodigihouse Ecosystem. Dukungan tersebut mencakup layanan pascaproduksi, pengembangan proyek, hingga kerja sama lintas negara.
Proses kurasi dilakukan oleh komite yang terdiri dari Ernest Prakasa, Fauzan Fizni, dan Tia Hasibuan, dengan mempertimbangkan kekuatan narasi, visi artistik, serta kesiapan produksi.
“Proses seleksi kami tidak berhenti pada kurasi cerita,” ujar Linda Gozali, Market Director JAFF Market. “Kami mencari pembuat film yang mampu memantik kolaborasi dan mendorong proyeknya menuju realisasi. Melalui JAFF Future Project, kami melihatnya sebagai investasi jangka panjang bagi infrastruktur kreatif.”
Dengan memperkuat proyek tahap awal dan kolaborasi lintas negara, JAFF Future Project menegaskan misi JAFF Market untuk menjadikan Yogyakarta sebagai pusat strategis sinema independen Asia, tempat kreativitas dan dialog budaya bertemu dalam satu ruang.