Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Januari-Juli 2022, Laka Laut di Pantai Gunungkidul Capai 52 Kasus

Ilustrasi pencarian korban laka laut di Pantai Drini. (Dok. Basarnas Yogyakarta)

Gunungkidul, IDN Times - ‎SAR Satlinmas Wilayah 2 Gunungkidul melaporkan sejak Januari hingga awal Juli 2022 ada 52 kasus kecelakaan laut yang terjadi di area pengawasannya, yang meliputi Pantai Pok Tunggal ke arah perbatasan dengan Bantul.

"Ada kejadian laka laut sebanyak 52 kasus yang melibatkan 64 korban. Empat korban ditemukan meninggal, 60 korban lainnya berhasil diselamatkan," kata Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah 2 Gunungkidul, Surisdiyanto, Jumat (8/7/2022).

1. Berwisata aman asal mematuhi imbauan petugas SAR‎

Ilustrasi papan peringatan di pantai. (IDN Times/Paulus Risang)

Surisdiyanto mengatakan, untuk menekan angka laka laut pihaknya sudah melakukan imbauan kepada wisatawan untuk mematuhi rambu-rambu yang dipasang oleh petugas SAR. Wisatawan juga dihimbau untuk tidak berenang di laut terutama pada daerah yang ada palungnya.

"Berwisata ke pantai itu aman, asal mematuhi imbauan dari petugas SAR yang sedang bertugas," ucapnya.

2. Selalu ingatkan wisatawan agar tidak bermain air ke tengah‎

Petugas SAR di Pantai Gunungkidul. (Dok. Sarsatlinmas Gunungkidul)

Saat libur sekolah, pantai yang ada di daerah Sarsatlimas Wilayah II diserbu oleh wisatawan. Surisdiyanto mengaku, petugas sibuk mengingatkan wisatawan untuk tidak mandi di laut atau bermain air terlalu ke tengah. Namun imbauan dari petugas SAR terkadang tak digubris oleh wisatawan.

"Wisatawan justru mengatakan, 'saya ke pantai mau senang-senang'," katanya.

3. Diingatkan dengan peluit, wisatawan membalas dengan joget-joget‎

Tim SAR melakukan pencarian di sekitar lokasi korban terpeleset dari tebing dan jatuh ke laut. (dok. SAR Satlinmas Wilayah I, Gunungkidul)

Koordinator SAR Satlinmas Wilayah 2, Gunungkidul, Marjono, mengatakan selain melakukan imbauan kepada wisatawan, pihaknya juga memasang rambu-rambu pada daerah yang ada palungnya. Namun, wisatawan tetap nekat mandi di laut bahkan mendekati palung.

"Ketika petugas membunyikan peluit agar menjauh, eh wisatawan justru menyoraki, 'Goooll,' atau malah joget-joget," ungkapnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us