Gelaran Garebeg Maulud, Tradisi Keraton Yogyakarta Sarat Makna 

Gunungan Garebeg dipercaya membawa berkah

Yogyakarta, IDN Times - Tradisi Garebeg Maulud merupakan rangkaian peringatan Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW, dilangsungkan pada Kamis (28/9/2023). Tradisi yang digelar Keraton Yogyakarta ini memiliki sarat makna.

Pengirit Urusan Pengulon Keraton Yogyakarta, KRT Zhuban Hadiningrat menjelaskan acara Garebeg Maulud dilaksanakan sejak Sri Sultan Hamengku Buwono I. 

1. Wujud penghormatan kelahiran Nabi Muhammad

Gelaran Garebeg Maulud, Tradisi Keraton Yogyakarta Sarat Makna (ki-ka) Kahartakan Urusan Pengulon Keraton Yogyakarta, Mas Riya Sarihartakadipura dan Pengirit Urusan Pengulon Keraton Yogyakarta, KRT Zhuban Hadiningrat. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

KRT Zhuban mengungkapkan dalam risalah disebutkan adanya perintah Malaikat kepada Hamba Allah, membaca sholawat kepada Rasulullah. "Hadist, bahwa besok setelah kita semua dibangunkan di alam kubur, tidak menjamin amal ibadah amal baik untuk memudahkan masuk surga, tetapi semata-mata rahmat pertolongan Rasulullah," ujar KRT Zhuban.

2. Berbagai rangkaian dan antusias masyarakat

Gelaran Garebeg Maulud, Tradisi Keraton Yogyakarta Sarat Makna Masyarakat berebut Gunungan di Halaman Masjid Gedhe Keraton Yogyakarta. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Kahartakan Urusan Pengulon Keraton Yogyakarta, Mas Riya Sarihartakadipura menambahkan sebelum prosesi Garebeg Maulud terdapat sejumlah rangkaian untuk menyambut Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sebelumnya terdapat kegiatan Miyos Gangsa, Gladi Resik Prajurit Jelang Garebeg Mulud, Hajad Dalem Numplak Wajik. Dilanjutkan Kondur Gangsa, yang diawali pembagian udhik-udhik oleh Ngarsa Dalem dan Pembacaan Riwayat Nabi Muhammad SAW, dilanjutkan Hajad Dalem Garebeg Maulud. 

Di acara Garebeg Maulud, warga yang datang tidak hanya dari wilayah Jogja, namun juga berbagai daerah lain, yaitu Boyolali, Temanggung, dan Wonosobo.

Baca Juga: Warga Rela Menanti 5 Jam Ikut Berebut Gunungan Garebeg Maulud

3. Gunungan Garebeg dipercaya membawa berkah

Gelaran Garebeg Maulud, Tradisi Keraton Yogyakarta Sarat Makna Warga yang mendapat bagian dari gunungan saat Garebeg Mulud di Halaman Masjid Gedhe Keraton Yogyakarta. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Warga dari luar daerah Jogja datang berombongan dengan menggunakan bus, untuk mengikuti prosesi Garebeg Mulud. Mereka ikut berebut gunungan yang dipercaya bisa memberi berkah, seperti untuk lahan pertanian mereka.

"Banyak yang menginap di sini dari Temanggung Boyolali, sebanyak dua bus pengin ngerayah. Itu semua memang dari Maha Kuasa yang memberikan (gunungan atau hasil bumi). Ada lagi dari Wonosobo, harus membawa rengginan (dari hasil rayahan gunungan), katanya di Wonosobo simbah di sana mengatkan harus ke Kraton, ada garebeg. Biar mbah-mbahnya tenteram," ujarnya.

Baca Juga: Mengenal 6 Jenis Gunungan yang Muncul di Prosesi Garebeg Keraton Jogja

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya