Dampak Kenaikan Harga BBM, Asita DIY Tombok

Dikhawatirkan beban biaya menurunkan minat wisatawan

Yogyakarta, IDN Times – Association of The Indonesian Tour and Travel Agencies (Asita) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengeluhkan harus tombok akibat dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Asita DIY juga mengkhawatirkan ke depan ketika biaya berwisata tinggi, minat wisatawan ikut menurun.

Wakil Ketua Bidang Pemasaran dan Komunikasi Asita DIY, Fachri Herkusuma, menyebut dampak kenaikan harga BBM akan membuat harga transportasi naik sekitar 20–25 persen. Kondisi tersebut akan memicu kenaikan komponen lain yang berkaitan dengan industri wisata.

“Komponen terkait sembako yang berhubungan dengan restoran, dan bisa jadi hotel akan itu menyesuaikan harga juga. Terlebih transportasi ini komponen tur yang termasuk paling tinggi harganya,” kata Fachri, Kamis (8/9/2022).

1. Industri harus tombok

Dampak Kenaikan Harga BBM, Asita DIY TombokIlustrasi bus pariwisata di Terminal Giwangan, Kota Yogyakarta. (ANTARA/Eka AR)

Fachri mengatakan dampak kenaikan harga BBM yang terbilang mendadak harus ditanggung pihak tour and travel.

“Untuk wisatawan yang sudah deal harga paket tur tentu tidak serta merta bersedia menyesuaikan dengan harga paket yang melonjak. Artinya biro perjalanan wisata anggota Asita DIY sering kali harus tombok,” kata dia.

Dia menyebut wisatawan Nusantara masih bisa dan memaklumi terkait beban baru BBM ini. Namun, menurut Fachri wisatawan mancanegara sudah tidak bisa lagi dinego terkait tambahan biaya kenaikan BBM.  

“Untuk permintaan paket tur setelah BBM naik tentu masih bisa penyesuaian harga. Juga untuk paket tur yang belum deal, tapi kalau untuk paket tur yang sudah deal, walau belum berjalan ya tetap gak bisa ikutan naik harganya. Bisa-bisa ya zero profit,” ujarnya.

Baca Juga: Organda DIY Satu Suara Naikkan Tarif hingga 22 Persen

2. Dikhawatirkan menurunkan minat wisatawan

Dampak Kenaikan Harga BBM, Asita DIY TombokIlustrasi Tugu Pal Putih Yogyakarta (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Fachri menyebut kenaikan BBM dan diikuti kebutuhan lainnya, akan menurunkan minat wisatawan.

“Kami khawatirkan dampak kenaikan harga BBM ini ke depan bisa terjadi menurunnya daya beli masyarakat dan minat berwisata,” ujarnya.

Untuk mengatasi kondisi yang ada, Fachri menyebut Asita DIY menyiapkan strategi untuk Free & Independent Traveler (FIT) atau Family, dengan mengurangi beberapa cost dari paket tur.

“Misalkan makan tiga kali sehari, bisa dikurangi jadi dua kali sehari. Setidaknya kita antarkan sampai ke resto yang diinginkan wisatawan dan wisatawan yang memilih sendiri menu dan restonya,” kata Fachri.

Fachri juga mengharapkan pemerintah memperhatikan kondisi lapangan sektor pariwisata. Diharapkan ada stimulus atau program promo paket tur yang disubsidi pemerintah untuk menggerakkan pariwisata di daerah. Terlebih, Yogyakarta ini termasuk dalam 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas karena ada Borobudur di dekatnya.

3. Kondisi seluruh industri wisata dinilai berat

Dampak Kenaikan Harga BBM, Asita DIY TombokTebing Breksi. (IDN Times/Siti Umaiyah)

Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardyanto Setyo Ajie, mengatakan dampak kenaikan BBM di tengah periode kontrak seperti saat ini memang membuat industri akan merugi. Disebutkannya kondisi ini menjadi beban berat bagi industri.

"Mau tidak mau, industri wisata harus tetap menjalankan kontrak-kontrak yang sudah disetujui meski kondisi berat. Industri tidak bisa menaikkan harga sebelum berakhirnya kontrak dengan buyer. Industri saat ini pada kapasitas belum bisa mengubah costing atau pricing karena banyak yang terikat dengan harga kontrak per tahun,” ucap Bobby.

Baca Juga: Harga BBM Naik, Jip Wisata Merapi Ikut Naikkan Tarif

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya