Sejak Ditetapkan Siaga, Puncak Gunung Merapi Alami Perubahan Bentuk 

Jumlah gempa vulkanik Gunung Merapi sebanyak 1.069 kali

Kota Yogyakarta, IDN Times -Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan sejak dinyatakan siaga pada Kamis (5/11/2020), Merapi telah mengalami perubahan bentuk atau morfologi di puncak gunung. Hal ini disebabkan akibat tingginya aktivitas guguran. 

1. Adanya perubahan bentuk Merapi

Sejak Ditetapkan Siaga, Puncak Gunung Merapi Alami Perubahan Bentuk IDN Times/Tunggul Kumoro

Dalam keterangan tertulisnya Hanik juga menyatakan perubahan ini juga terjadi karena runtuhnya kubah lama yang terbentuk tahun 1954. 

" Berdasarkan analisis foto drone tanggal 16 November 2020, teramati adanya perubahan morfologi dinding kawah akibat runtuhnya lava lama tahun 1997 yang terletak di bagian selatan serta lava tahun 1888 di bagian barat dan 1954 di bagian utara," terang Hanik dalam keterangan tertulismya, Selasa (1/12/2020).  

Baca Juga: Ada Bilik Asmara di Barak Pengungsian Merapi, Khusus untuk Pasutri

2. Jumlah gempa vulkanik Gunung Merapi sebanyak 1.069 kali

Sejak Ditetapkan Siaga, Puncak Gunung Merapi Alami Perubahan Bentuk ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Berdasarkan data BPPTKG selama bulan November intensitas kegempaan meningkat 2 hingga 5 kali lebih tinggi dibandingkan bulan Oktober 2020. Jumlah kegempaan Gunung Merapi tercatat 1.069 gempa vulkanik dangkal (VTB), 9.201 kali gempa fase banyak (MP), 29 kali gempa low frequency (LF), 1.687 kali gempa guguran (RF), 1.783 kali gempa hembusan (DG), dan 39 kali gempa tektonik (TT). 

Sedangkan pembesaran atau deformasi Gunung Merapi yang dipantau menggunakan  electronic distance measurement (EDM) selama bulan ini menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 11 cm/hari.  Data pemantauan ini menunjukkan proses desakan magma menuju ke permukaan. 

 

3. Konsentrasi CO2 meningkat hingga 675 ppm

Sejak Ditetapkan Siaga, Puncak Gunung Merapi Alami Perubahan Bentuk ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Pemantauan gas dari stasiun VOGAMOS (Volcanic Gas Monitoring System) di Lava 1953 menunjukkan nilai gas CO2 (ppm) dengan interval waktu kurang lebih 3 jam untuk pengambilan data.

Selama awal bulan ini hingga 20 November konsentrasi CO2 menunjukkan nilai yang cukup konstan, yaitu rata-rata 525 ppm. Setelah periode tersebut hingga akhir bulan menunjukkan peningkatan hingga nilai maksimal sebesar 675 ppm.

Baca Juga: Sleman Perpanjang Masa Darurat Gunung Merapi Hingga Tahun Baru

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya