Driver Jip Wisata Konsumsi Pil Sapi, Apa Respons Dispar Sleman?

14 Agu 2024, 10:10 WIB

Herlambang Jati Kusumo

Tempat wisata Bunker Kaliadem di Kaki Gunung Merapi, Sleman. (IDN Times/Febriana Sinta)

Intinya sih...

Kepala Dispar Sleman imbau pelaku wisata prioritaskan keamanan dan keselamatan wisatawan sesuai Sapta Pesona.
Imbauan disampaikan melalui sosialisasi dan akan memanggil komunitas jip wisata untuk menekankan pentingnya keamanan.
Dinas Pariwisata Sleman siapkan langkah terukur dan sistematis, termasuk koordinasi dengan instansi lain untuk perbaikan pariwisata.

Sleman, IDN Times - Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid, mengimbau pelaku wisata mengutamakan aspek pelayanan dan keselamatan wisatawan sesuai dengan Sapta Pesona. Hal tersebut disampaikan untuk merespons adanya driver jip wisata yang ditangkap polisi akibat mengonsumsi pil sapi jenis trihexphenidyl.

“Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman tidak bosan-bosannya selalu menekankan kepada semua pengelola obyek wisata, pengelola destinasi wisata dan pelaku wisata yang ada di Kabupaten Sleman untuk selalu berpegang teguh pada Sapta Pesona. Utamanya dalam menjamin keamanan dan kenyamanan wisatawan, selama berwisata di Kabupaten Sleman,” ungkap Ishadi, Rabu (14/8/2024).

1. Imbauan memegang teguh Sapta Pesona

Ilustrasi wisatawan. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Imbauan itu tidak hanya ditekankan sekali ini saja. Sebelumnya, Dinas Pariwisata Sleman juga gencar menyerukan imbauan tersebut melalui kegiatan sosialisasi dan forum komunikasi pelaku usaha pariwisata Sleman.

Sementara itu, menindaklanjuti kasus penangkapan tiga orang tersangka peredaran pil sapi tersebut, Ishadi mengungkapkan pekan depan pihaknya akan memanggil seluruh komunitas jip wisata Kabupaten Sleman. Khususnya di kawasan Kaliurang dan Kaliadem.

2. Pentingnya mengutamakan keamanan dan kenyamanan wisatawan

Ilustrasi Jip Merapi. (IDN Times/Siti Umaiyah)

Pada kesempatan itu, Dinas Pariwisata Sleman akan menekankan kembali pentingnya mengutamakan keamanan dan kenyamanan wisatawan, sekaligus dampak yang ditimbulkan apabila melakukan pelanggaran.

“Utamanya terkait standar keamanan pengemudi jip wisata, terkait dengan larangan mengemudi dalam keadaan berbahaya (mabuk dan/atau dalam pengaruh obat berbahaya). Selain itu, akan disampaikan pula dampak terkait pelanggaran larangan tersebut, baik bagi pengemudi, pengusaha, dan pada citra pariwisata Sleman,” kata Ishadi.

3. Koordinasi dengan berbagai instansi

Ilustrasi rapat. (unsplash.com/John Schnobrich)

Lebih lanjut, langkah terukur dan sistematis pun disiapkan Dinas Pariwisata Sleman, termasuk menjalin kordinasi dengan instansi lainnya. Hal ini sebagai strategi Dinas Pariwisata Sleman dalam perbaikan pariwisata Sleman di masa yang akan datang.

“Salah satunya, koordinasi lebih lanjut dengan BNN Kabupaten Sleman, Kapolresta Sleman, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman, dan pihak lainnya,” tandasnya.