Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Diluncurkan di Jogja, IHA Optimalkan Pengelolaan Warisan Budaya

Museum Benteng Vredeburg. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)
Intinya sih...
  • Indonesian Heritage Agency (IHA) bertanggung jawab atas 18 museum dan 34 cagar budaya nasional, memastikan pelestarian warisan budaya Indonesia.
  • IHA berkomitmen untuk mewujudkan masyarakat yang berbudaya dengan pendekatan profesional dalam pengelolaan museum dan cagar budaya.
  • Reimajinasi oleh IHA mencakup tiga pilar utama: reprogramming, redesigning, dan reinvigorating untuk revitalisasi museum dan cagar budaya.

Yogyakarta, IDN Times - Indonesian Heritage Agency (IHA), Badan Layanan Umum yang beroperasi di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI), diluncurkan di Yogyakarta, Kamis (16/5/2024) malam. IHA bertanggung jawab atas pengelolaan 18 museum dan 34 cagar budaya nasional, memastikan pelestarian dan pemanfaatan optimal warisan budaya Indonesia.

IHA, yang dibentuk pada tanggal 1 September 2023 sebagai Badan Layanan Umum, memiliki visi untuk menjadikan museum dan cagar budaya sebagai ruang kolaboratif terbuka yang memperkaya pengetahuan sejarah dan budaya.

"Dengan pendirian IHA, kita telah meletakkan salah satu tonggak penting dalam upaya pelestarian warisan budaya di Indonesia. Hal ini bukan hanya tentang pengelolaan museum dan cagar budaya, tetapi juga tentang bagaimana kita, sebagai bangsa, memanfaatkan dan merawat kekayaan budaya yang kita miliki," ujar Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, Kamis (16/5/2024).

Hilmar Farid lebih lanjut menjelaskan bahwa IHA diharapkan menjadi motor penggerak dalam mewujudkan masyarakat yang berbudaya. Menurutnya, museum dan cagar budaya harus dikelola dengan cara yang lebih profesional, sehingga betul-betul menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan yang menyenangkan bagi masyarakat.

"Sebagai warisan budaya, Museum dan Cagar Budaya pasti harus dilindungi, namun lebih penting ia memberi manfaat bagi masyarakat," tegas Hilmar.

1. Memelihara dan melestarikan warisan budaya

Museum Benteng Vredeburg. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Pada konferensi pers peluncuran IHA, Pelaksana tugas (Plt.) Kepala IHA, Ahmad Mahendra, menjelaskan terdapat dua upaya guna mewujudkan komitmen IHA dalam memelihara dan melestarikan warisan budaya dan sejarah Indonesia. "Optimalisasi standar pelayanan dan pengelolaan serta konsistensi upaya revitalisasi yang merata pada seluruh museum dan cagar budaya di bawah naungan IHA adalah kunci untuk meningkatkan pengalaman pengunjung, sekaligus mendekatkan diri kepada publik," jelasnya.

Ia melanjutkan, melalui IHA, Kemendikbudristek berkomitmen mengembangkan dan menerapkan kaidah-kaidah pelestarian bangunan cagar budaya yang mencakup pemeliharaan fisik, pemahaman dan penyebaran ilmu pengetahuan mengenai aspek-aspek budaya. "Melalui pendekatan ini, IHA berusaha memastikan bahwa warisan budaya Indonesia terlindungi secara holistik, mempertahankan nilai historis serta keotentikannya untuk generasi mendatang," imbuh Ahmad Mahendra.

Sejumlah museum dan cagar budaya saat ini telah dan sedang direvitalisasi dengan menekankan pendekatan konsep reimajinasi yang lebih relevan baik dari sisi sosial maupun budaya. Ahmad Mahendra menjelaskan bahwa konsep reimajinasi IHA digagas berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, yang mencakup tiga pilar utama, yaitu reprogramming (pemrograman ulang), redesigning (perancangan ulang), dan reinvigorating (penyegaran kembali).

2. Tiga pilar reimajinasi

Museum Benteng Vredeburg. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Secara detail, Ahmad Mahendra menjelaskan tiga pilar Reimajinasi, mencakup beberapa hal. Pertama, Reprogramming adalah tentang memprogram ulang koleksi dan kuratorial, mempertajam narasi besar dari setiap museum dan cagar budaya untuk memastikan bahwa kisah-kisah yang diceritakan tidak hanya berakar dalam sejarah, tetapi juga relevan dengan konteks sosial dan budaya saat ini. Menciptakan sebuah narasi yang berkelanjutan dan dinamis, menghubungkan masa lalu dengan masa depan.

Kedua, Redesigning oleh IHA merupakan bentuk perancangan ulang untuk memperkaya pengalaman pengunjung, mengutamakan estetika, keselamatan, dan kenyamanan, serta penghormatan terhadap koleksi warisan budaya. Perancangan ulang akan mematuhi standar human design yang menghormati setiap koleksi, dengan memaksimalkan keterlibatan pengunjung. Lebih lanjut, IHA berkomitmen mengintegrasikan kaidah-kaidah konservasi Cagar Budaya, memastikan bahwa revitalisasi memelihara integritas warisan budaya.

Ketiga, Reinvigorating bermaksud membawa semangat baru ke dalam kapasitas lembaga. IHA berkomitmen untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi individu yang terlibat dalam mengelola dan mengemban tugas lembaga ini, menjamin keberlanjutan dari setiap inisiatif yang dilaksanakan.

3. Konsep baru untuk menarik generasi muda

Museum Benteng Vredeburg. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Penanggung Jawab Unit Museum Benteng Vredeburg, M Rosyid Ridlo, mengungkapkan setelah revitalisasi Museum Benteng Vredeburg akan menawarkan konsep yang baru. Salah satunya adalah layanan wisata malam, selain juga Museum Benteng Vredeburg akan melayani masyarakat setiap harinya.

"Tidak hanya buka saja, ada pertunjukan, kami siapkan program publik yang bervariasi. Tiap minggu punya tema tertentu. Agar masyarakat punya keinginan besar untuk ke museum," ujar M Rosyid Ridlo.

Selain itu juga ada spot-spot untuk selfie, sehingga bisa menarik generasi muda. "Menyebarkan wabah FOMO, masyarakat Gen Z bisa membuat konten juga," ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Herlambang Jati Kusumo
EditorHerlambang Jati Kusumo
Follow Us