Material Padat Karya Buruk, Disnakertrans Evaluasi Pemenang Tender
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bantul, IDN Times - Program padat karya di bawah naungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemkab Bantul akhirnya dapat dilakukan sesuai jadwal. Walaupun sebelumnya terdapat permasalahan tentang buruknya material yang dikirim oleh pemenang tender.
Baca Juga: Puluhan Pokmas Program Padat Karya Bantul Adukan Material yang Buruk
1. Tanggal 14 November 2019 seluruh proyek padat karya mulai dilaksanakan
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemkab Bantul, Sulistiyanta mengatakan sesuai jadwal, program padat karya dimulai tanggal 14 November 2019. Pekerjaan yang dilakukan adalah pengerasan jalan dan pembuatan talud.
"Hasil monitoring dan evaluasi dengan menerjunkan 6 tim di wilayah Bantul, program padat karya sudah berjalan sesuai dengan target. Kita optimis hingga batas akhir pengerjaan program padat karya pada tanggal 7 Desember 2019 akan selesai semua,"ujarnya ketika di temui di Kantor Disnakertrans Pemkab Bantul, Kamis (21/11).
2. Meski rekanan telah mengganti material yang buruk namun akan jadi cacatan Disnakertrans
Diakuinya material yang digunakan untuk menggarap proyek padat karya pada awalnya tidak sesuai dengan spesifikasi. Dinas tenaga kerja pun akan memberikan catatan serius.
"Meski material sudah diganti, ini akan jadi catatan kita kepada rekanan pemenang tender untuk evaluasi proyek tahun depan apakah akan masih dipertimbangkan ikut lelang atau tidak. Jangan sampai terulang lagi pada program padat karya di tahun depan,"katanya.
3. Pengiriman material tambahan molor, Pokmas kerjakan cor blok dengan material seadanya
Sementara itu Pokmas Dusun Bongsren, Desa Gilangharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, terpaksa mengerjakan proyek padat karya pengerasan jalan atau cor blok dengan bahan seadanya.
Ketua Pokmas, Mediono menyatakan jalan sepanjang 212,9 meter dengan lebar 3 meter dibuat dengan material pasir yang kualitasnya sangat buruk dan layak tak dipakai.
"Kita dapat 5 rit pasir namun pasir yang dikirim oleh rekanan pemenang tender kualitasnya buruk sekali. Karena tanggal 15 November 2019 proyek harus jalan maka warga terpaksa menggunakan material pasir yang baik dari material pasir buruk (dipilih-pilih) sembari menunggu kiriman pasir dengan kualitas baik," katanya.
4. Material jelek, warga khawatir talud tak akan tahan lama
Pengawas Pokmas program Padat Karya Dusun Jomblang, Desa Bantul, Iwan mengatakan terpaksa menggarap proyek talud dengan material batu dan pasir yang kualitasnya buruk.
"Ya material apa adanya kita garap karena proyek harus berjalan dan dikejar tenggat waktu proyek selesai pada 7 Desember 2019 mendatang," katanya.
Dengan campuran material yang buruk, Iwan mengkhawatirkan talud tidak akan bertahan lama.
"Yang penting barang yang ada kita garap. Mau baik atau buruk kita gunakan untuk membangun talut. Perkara nanti talut dalam 3 bulan jebol ya biarin saja, gimana lagi. Kan memang materialnya buruk yang baik hanya semennya saja," ujarnya.
Baca Juga: Material untuk Program Padat Karya Kualitasnya Buruk