Kasus COVID-19 di Bantul Naik, PTM 100 Persen Tetap Jalan

DPRD Bantul desak adanya PCR secara acak kepada siswa‎

Bantul, IDN Times - ‎Sejumlah sekolah di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta mengurangi jam pembelajaran di sekolah atau bahkan kembali melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring akibat adanya klaster COVID-19 di sekolahan.

Namun, Kabupaten Bantul masih tetap akan memberlakukan PTM 100 persen. Sebab penularan COVID-19 di sekolahan masih aman sehingga pembelajaran jarak jauh belum akan diterapkan.

1. PTM 100 persen untuk mengejar ketertinggalan kualitas belajar

Kasus COVID-19 di Bantul Naik, PTM 100 Persen Tetap JalanKepala Disdikpora Bantul, Isdarmoko.(IDN Times/Daruwaskita)

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bantul, Isdarmoko, mengatakan hingga saat ini penularan COVID-19 di lingkungan sekolah masih rendah. Oleh karena itu, pihaknya menilai belum perlu dilakukan pembelajaran jarak jauh meski tren peningkatan COVID-19 terjadi di Bumi Projotamansari.

"PTM 100 persen ditempuh sebagai upaya untuk mengejar ketertinggalan kualitas belajar selama PJJ dua tahun kemarin," ucapnya, Senin (1/8/2022).

Seperti diketahui hingga Minggu (31/7/2022), kasus COVID-19 aktif di Bantul mencapai 176 kasus. Kasus terbanyak di Kapanewon Banguntapan dengan 47 kasus disusul Kapanewon Bantul 14 kasus, Kapanewon Sedayu 12 kasus, dan Kapanewon Piyungan 11 kasus. Sementara kapanewon lainnya dalam kisaran 1-5 kasus.

Baca Juga: DPRD Bantul Desak Disdikpora Gelar Swab PCR Acak di Sekolah

2. Sekolah diwanti-wanti tidak lengah dalam menerapkan protokol kesehatan‎

Kasus COVID-19 di Bantul Naik, PTM 100 Persen Tetap JalanIlustrasi pembelajaran tatap muka di sekolah. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Untuk mencegah penularan COVID-19, Isdarmoko menekankan kepada sekolah agar disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, mulai dari pengecekan suhu badan, penggunaan masker, mencuci tangan pada air mengalir dengan sabun hingga berusaha menjaga jarak atau mengurangi kerumunan.

"Jam istirahat bisa diatur sehingga siswa tidak berkerumun saat berada di kantin sekolah," ujarnya.

Pihaknya kata Isdarmoko juga berkoordinasi dengan gugus tugas dan Dinas Kesehatan untuk melakukan evaluasi pelaksanaan PTM 100 persen.

"Kalau memang dalam evaluasi ada peningkatan kasus COVID-19 di sekolah maka swab acak bisa dilakukan bahkan kembali menerapkan PJJ jika terjadi klaster COVID-19 di sekolahan," tandasnya.

3. Perlu dilakukan tes swab acak kepada siswa untuk memastikan siswa sehat

Kasus COVID-19 di Bantul Naik, PTM 100 Persen Tetap JalanIlustrasi swab PCR acak kepada siswa dan guru.(IDN Times/Daruwaskita)

Sementara itu Ketua Komisi D DPRD Bantul, Suratman, mengatakan belum ditemukannya kasus COVID-19 pada pelajar diduga karena pelajar yang terpapar COVID-19 tidak bergejala karena sudah dua kali mendapatkan vaksinasi COVID-19. Sehingga untuk kepastian pelajar bebas dari COVID-19 sebaiknya dilakukan tes swab PCR antigen acak kepada pelajar.

"Lebih baik dilakukan tes swab PCR atau antigen secara acak kepada pelajar untuk memastikan siswa dalam kondisi sehat dan tidak terjadi penularan COVID-19 di lingkungan sekolah," kata Politisi PDI Perjuangan ini.

Baca Juga: Siswi SMA di Bantul Dipaksa Pakai Hijab hingga Depresi

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya